Vatikan Ajak Penganut Agama Jain berkolaborasi Untuk Perdamaian

  • Bagikan
'Seorang penjaga tempat ibadat Jain di New Delhi membunyikan lonceng untuk doa sore. Vatikan baru-baru ini mengirim ucapan selamat kepada penganut Jain menjelang festival Mahavir Jayanti yang jatuh pada 9 April.// (ucanews.com)'
New Delhi, Delegasi.com -Vatikan menyampaikan ucapan selamat kepada pemeluk agama Jain yang merayakan pesta tahunan dan mengajak mereka untuk berkolaborasi  menciptakan masyarakat tanpa kekerasan.

Pesan dari Dewan Kepausan untuk Dialog Antaragama disampaikan pada perayakan ulang tahun ke-2615 Tirthankar Vardhaman Mahavir, yang memberikan bentuk agama Jain seperti sekarang ini.

Pesta tahunan yang disebut Mahavir Jayanti adalah yang terbesar dalam kalender mereka, dan jatuh pada tanggal 9 April tahun ini. Mahavir merupakan Tirthankara (guru) yang ke 24 dan terakhir  dari agama Jain, yang mendasarkan diri pada prinsip anti-kekerasan.

“Kekerasan, dengan banyak dan beragam bentuknya, telah menjadi perhatian utama di sebagian besar belahan dunia,” kata Vatikan dalam pesannya seperti disampaikan kantor Konferensi Waligereja India  kepada pers pada 28 Maret.

“Jadi, kami ingin berbagi dengan Anda pada kesempatan ini refleksi tentang bagaimana kita, baik Kristen dan Jain, dapat mendorong tindakan anti-kekerasan dalam keluarga untuk memelihara perdamaian di masyarakat,” katanya.

“Penyebab kekerasan kompleks dan beragam seperti dampak dalam manifestasinya. Tidak jarang, kekerasan bermula dari didikan yang tidak sehat dan indoktrinasi yang berbahaya,” kata pesan yang ditandatangani oleh Kardinal Jean-Louis Pierre Tauran, Presiden Dewan Kepausan untuk Dialog Antaragama.

“Hari ini, dalam menghadapi tumbuhnya kekerasan dalam masyarakat, keluarga perlu menjadi sekolah peradaban yang efektif dan berusaha untuk memelihara nilai non-kekerasan,” kata pesan tersebut. “Bertolak dari akar keyakinan agama kita sendiri memungkinkan keluarga menanamkan  nilai anti-kekerasan untuk membangun kemanusiaan yang peduli  pada lingkungan dan sesamanya.”

Mengakui anti-kekerasan sebagai inti Jainisme, pesan itu mengatakan “Ini mensyaratkan bahwa kita menghormati dan memperlakukan orang lain, termasuk ‘yang berbeda agama,’ sebagai orang diberkahi dengan martabat manusia dan hak-hak asasi yang melekat. Karena itu, tidak menyebabkan bahaya kepada siapa pun dengan cara apapun sudah merupakan cara kita menjadi dan hidup sebagai manusia.”

Pesan yang disampaikan ke penganut Jain adalah “inisiatif yang sangat baik dan kita semua, terlepas dari agama, harus bergandengan tangan untuk membawa perdamaian di dunia,” kata Uskup Raphy Manjaly dari Allahabad, anggota eksekutif Kantor Konferensi Waligereja India untuk Dialog.

“Selalu baik untuk membuat intervensi melalui semua orang yang berkehendak baik. Setiap kali manusia berada dalam ancaman, orang harus masuk dan berbicara,” katanya kepada ucanews.com pada 29 Maret.

Vatikan sering mengirimkan ucapan selamat untuk berbagai perayaan keagamaan termasuk untuk hari raya Diwali, atau Deepavali, yang juga dikenal sebagai “festival lampu,” festival Hindu yang paling populer di India.

Jainisme lahir sebagai gerakan keagamaan non-Brahminical di abad ke-6 SM di India, memiliki sekitar 5 juta pengikut di antara 1,2 miliar orang di negara itu. Mereka merayakannya dengan prosesi, menyanyikan himne, berdoa dan berbagi makanan.

Jain percaya bahwa seseorang dapat mencapai nirwana (kebahagiaan yang sempurna) hanya melalui tapas (kehidupan keras), yang meliputi puasa dan matiraga; hormat kepada atasan dalam pengetahuan, iman dan karakter; dan control dengan ketat indera, kata-kata dan pikiran.//delegasi(*)

 

Komentar ANDA?

  • Bagikan