JAKARTA, DELEGASI.COM – Rencana pemerintah melakukan pembangunan di Pulau Rinca masih menjadi sorotan. Ada kekhawatiran, pembangunan di Pulau Rinca akan mengganggu habitat komodo yang ada di sana. Disebutkan, Pulau Rinca akan dibangun seperti “Jurassic Park”. Kekhawatiran itu salah satunya diunggah akun Twitter “Save Komodo Now”, @KawanBaikKomodo.
“Tolong! Barangkali ada yg bisa ingatkan Presiden Joko @jokowi. Dan para menterinya bhw sec ilmiah Varanus komodoensis itu dr zaman Pleistocene, bukan zaman Jurassic. Bangun Komodo jadi Jurassic Park itu memalukn, merusak citra pariwisata kita, merusak habitat Komodo itu sendiri,” tulis akun @KawanBaikKomodo dalam twitnya. Twit itu pun mendapatkan perhatian dari para warganet, telah dibagikan ulang lebih dari 4.900 kali dan disukai lebih dari 7.200 kali oleh pengguna Twitter lainnya.
Bagaimana tanggapan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan ( KLHK) soal ini? Direktur Jenderal Konservasi Sumberdaya Alam dan Ekosistem (KSDAE) KLHK, Wiratno mengungkapkan, pembangunan yang terjadi di Pulau Rinca, Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur ( NTT) tidak mengganggu habitat asli komodo.
“Tidak mengganggu, prosesnya sudah sesuai regulasi. Komodo dijaga 5-10 ranger di Pulau Rinca. Begitu juga dengan pembangunan dermaga dan sarana prasaran lainnya,” ujar Wiratno saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (10/10/2020). Wiratno mengungkapkan, saat ini pembangunan Pulau Rinca baru sekitar 15 persen.
Benarkah seperti Jurassic Park?
Mengenai penyebutan Pulau Rinca yang akan dibuat seperti Jurrasic Park, Wiratno mengatakan, ada yang salah dipahami. “Itu salah paham, yang diperbaiki adalah sarana dan prasarana di Pulau Rinca,” ujar Wiratno. Ia menjelaskan, Pulau Rinca dibangun oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dengan izin dari KLHK. Adapun sarana dan prasarana yang disasar yakni dermaga yang dibangun lebih bagus karena kondisi dermaga yang sekarang dinilai sudah tidak memenuhi syarat. Selain itu, dibangun suatu tempat sehingga pengujung dapat melihat komodo secara tidak langsung.
“Tempat itu dibangun model dengan arsitek yang ada information center-nya. Jadi, di Rinca masih ada banyak sekali komodonya, pengunjung hanya dapat berfoto dengan komodo. Tidak ada interpretasi,” ujar Wiratno. “Di Pulau Rinca juga dibangun suatu tempat dengan desain yang bagus, dengan mengadopsi cara komodo berjalan atau sedang tidur. Desainnya juga mengikuti prinsip-prinsip kehidupan komodo,” lanjut dia.
Oleh karena itu, Wiratno menegaskan bahwa Pulau Rinca tetap menjadi Taman Nasional Komodo, karena pembangunannya sudah melalui prosedur. Selain itu, pada Pulau Rinca juga memiliki mooring buoy yang berfungsi sebgai tempat penambatan kapal yang menurut dia tidak akan merusak terumbu karang. Di sekitar area mooring buoy juga dapat dilakukan untuk snorkling dan diving.
//delegasi(kompas)