Pembangunan Jembatan di Jalur Sabuk Merah, Retas Isolasi Wilayah Perbatasan

  • Bagikan

KUPANG, DELEGASI.COM –Satuan Kerja (Satker) Pelaksana Jalan Nasional (PJN) Wilayah II yang berada dibawah Balai Pelaksana Jalan Nasional  (BPJN) NTT telah merampungkan pembangunan 10 buah jembatan tahun 2020 dari total 41 Jembatan di jalur lintas Perbatasan Indonesia -Timor Leste.
Dengan dibangunya  10 Jembatan tahun ini maka secara keseluruhan total  panjang bentangan dari 41 jembatan mencapai 1.599 km . Demngan jalur perbatasan Sabuk Merah turut meretas keterisolasian  wilayah dan meningkatkan perekonomian masyarkat di wilayah itu.

Dari hasil pantauan media ini, progres fisik pembangunan  jembatan tersebut hingga pertengahan Oktober 2020 sudah mencapai 80 persen (Pembangunan 10 (sepuluh) Jembatan di Jalur Sabuk Merah Sektor Timur mulai dari Jembatan Haliwen 2 Kabupaten Belu hingga Jembatan Babulu 2 Kabupaten Malaka, red).

Berdasarkan pantauan media ini beberapa pekan lalu di jalur Sabuk Merah Sektor Timur, 10 (sepuluh) jembatan tersebut dalam proses pengerjaan dan sudah masuk dalam tahap penyelesaian.

10 (sepuluh) jembatan  yang dikerjakan  tersebut diantaranya, (1) Jembatan Baucama, CS (tiga buah jembatan sepanjang 35 Meter, red) yang dikerjakan  PT. Asri Karya Lestari dengan nilai kontrak Rp 71.3 Miliar, (2) Jembatan Nualain, CS (empat buah jembatan sepanjang 160 Meter, red) dikerjakan PT. Tarawesi Arta Megah dengan nilai kontak Rp 56,4 Miliar dan (3) Jembatan Davala, CS (tiga buah jembatan sepanjang 55 Meter, red) dikerjakan PT. Selosari-PT. Imakarya KSO dengan nilai kontrak Rp 18,3 Miliar.

Menurut Kasatker PJN Wilayah 2, Himler Manurung melalui KTU PPK 2.5, Ruslan Bata yang saat ini juga selaku PLT PPK 2.5 yang dikonfirmasi tim media di Atambua pekan lalu (5/9/2020), mengatakan  Pengerjaan proyek pembangunan 10 (sepuluh) buah jembatan di jalur Lintas Perbatasan yang disebut sebagai jalur Sabuk Merah Sektor Timur saat ini sedang dalam proses penyelesaian.

Ruslan mengatakan, khususnya untuk pengerjaan jembatan yang masuk pada wilayah PPK 2.5 (Jembatan Nualain, CS dan Jembatan Davala, CS, red)  saat ini sudah mencapai 80-an persen.

“Pengerjaan Jembatan yang masuk di wilayah PPK 2.5 dipastikan sudah mencapai 80 persen, dan saat ini dalam proses penyelesian” Kata Ruslan Bata.

Ruslan Bata memastikan target penyelesaian semua jembatan yang masuk wilayah PPK 2.5 sekitar  pertengaahan bulan November hingga akhir bulan November 2020. “Kami menargetkan semua jembatan tersebut sudah selesai dipertengahan hingga akhir bulan November” Ungkap Ruslan Bata.

Ruslan menambahkan, seharusnya semua jembatan tersebut sudah rampung sejak bulan Juni 2020 yang lalu, namun dikarenakan situasi pandemi Covid-19 sehingga progres penyelesaian hingga bulan November 2020.

Kata Ruslan Bata penyelesaian jembatan tersebut harus segera dilakukan untuk mendukung distribusi barang serta obat-obatan, alat kesehatan serta layanan kesehatan dan kendaraan medis dalam rangka penanganan pencegahan penyebaran Covid-19 di wilayah perbatasan Indonesia dengan Timor Leste.

Lanjut Ruslan Bata, Kementerian PUPR melalui BPJN NTT serius menyelesaikan pengerjaan jalan maupun jembatan tersebut karena jalan Sabuk Merah Perbatasan Indonesia-Timor Leste itu selain memudahlan warga perbatasan dan potensi pariwisata yang luar biasa, namun juga menjadi akses untuk mempermudah pengawasan garis perbatasan di dua negara tersebut.

“Jalur Sabuk Merah juga tidak hanya berfungsi untuk melintasi warga perbatasan dan memiliki potensi pariwisata n mun dapat menghubungkan beberapa pos keamanan sepanjang PLBN Motaain dan PLBN Motamasin sehingga akses pengawasan wilayah perbatasan RI-RDTL berjalan lancar”. Ungkap Ruslan Bata.

Berdasarkan pantauan media ini, di sepanjang ruas jalan Sabuk Merah Sektor Timur selain jembatan menjadi prioritas pembangunan, terdapat beberapa ruas yang mengalami longsor (titik Sadi, Nualain, Henes, Davala, red) juga harus segera diperbaiki sehingga tidak menyebabkan kerusakan lebih parah apalagi sudah mendekati musim hujan dan pasti akan menyebabkan banyak terjadi kecelakaan. (l4/tim)*

Kementerian PUPR juga berencana akan membangun sebanyak 41 jembatan dengan panjang 1.599 meter. Pada 2019, Basuki mengatakan pihaknya sudah berhasil membangun 23 jembatan sepanjang 1.039,5 meter.

Pada 2020, pembangunan itu ditargetkan bertambah menjadi 33 jembatan dan sisanya akan dituntaskan pada tahun 2021 mendatang. Adapun, semua jembatan tersebut terbuat dari rangka baja dengan bentang rata-rata 60 meter.

Terpisah, Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) X Kupang, NTT, Muktar Napitupulu mengatakan pembangunan jalan perbatasan sabuk merah sektor timur merupakan salah satu pekerjaan yang terkena rekomposisi alokasi anggaran tahun 2020 untuk penanganan COVID-19.

Dia menjelaskan realokasi anggaran salah satunya dilakukan dengan mengubah sejumlah paket kegiatan tahun tunggal (single years contract/SYC) menjadi paket tahun jamak (multi years contract/MYC), seperti pada paket pembangunan jalan ruas Nualain-Henes yang berada di antara Motaain dan Motamasin.

“Alokasi semula dengan paket SYC tahun 2020 sebesar Rp53 miliar diubah menjadi paket MYC tahun 2020 sebesar Rp35 miliar dan tahun 2021 sebesar Rp18 miliar,” jelasnya.

Sedangkan untuk sabuk merah di sektor barat di daerah Timur Tengah Utara (TTU) sepanjang 130,88 kilometer akan dilakukan penanganan apabila ruas sabuk merah di sektor timur telah seluruhnya tersambung.

Menurutnya, ruas sabuk merah ini juga punya arti penting karena akan menjadi akses pendekat ke garis perbatasan sehingga bisa mempermudah pengawasan garis perbatasan di dua negara tersebut.

Dia menambahkan, jalur ini tidak hanya berfungsi untuk menghubungkan beberapa pos keamanan sepanjang Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Motaain dan PLBN Motamassin saja. Namun, pembangunan di pinggir Indonesia ini pun mendukung perekonomian masyarakat setempat.

“Salah satu potensi ekonomi yang bisa didorong adalah sektor pariwisata. Sebuah sabana Fulan Fehan di Lamaknen, Kabupaten Belu, terlintasi sabuk merah sektor timur, sehingga memudahkan wisatawan untuk berkunjung ke spot wisata yang unik dan eksotik ini,” ujarnya.

//delegasi (*/tim)

Komentar ANDA?

  • Bagikan