Bank NTT Tetap Berlakukan Jaminan Untuk KUR

  • Bagikan
berbagi kasih
Bank NTT bank //pos kupang.com

Mbay, Delegasi.com — Upaya pemerintah untuk membantu rakyat melalui kredit Usaha rakyat (KUR) dengan bunga ringan dan cepat, yang dititibkan pada bank pemerintah rupanya tidak berjalan mulus.

Di satu sisi pemerintah dalam program tersebut memberlakukan pinjaman tanpa jaminan khususnya KUR Usaha Mikro, di sisi lain, bank harus menjaga usahanya tetap sehat dengan prinsip kehati-hatian tinggi.Dirilis pos kupang.com,

Prinsip ini kembali memaksa pihak perbankan untuk selektif dan memberlakukan KUR dengan jaminan.

Bank NTT Cabang Mbay, merupakan salah satu bank yang masih memberlakukan jaminan untuk KUR baik mikro maupun retail. Alasannya, kuatir debitur kabur atau tidak menjalankan kewajibannya.

Kepala Bank NTT Cabang Mbay, Patris Sina yang ditemui di ruang kerjanya, kepada pos kupang.com, Kamis (4/5/2017), mengatakan, jaminan hanya sebagai syarat tambahan untuk mengikat debitur agar tidak hengkang dari kewajibannua mengembalikan pinjaman KUR.

“Jaminan hanya sebagai syarat tambahan untuk memacu calon debitur lebih bertanggung jawab. Jaminan bisa berupa BPKB kendaraan bermotor, sertifikat tanah atau deposito. Syarat utama tetap usaha dan debitur sendiri,” kata Patris.

Ia mengatakan, terpaksa memberlakukan jaminan untuk semua segmen KUR karena ada pengalaman sebelumnya, setelah dana cair debitur kabur.

“Kita pernah coba tanpa jaminan. Setelah dana cair, kabur. Akhirnya kita selektif lagi. Memang ini program pemerintah yang ditugaskan. Tapi kalau kami tidak selektif yang susah kami karena transaksi tetap masuk di pembukuan kami (bank). Yang dengan jaminan saja pengembalian susah, apalagi non jaminan,” ungkap Patris.

Dikatakan Patris, debitur KUR di Bank NTT Mbay dan Bank NTT Cabang Pembantu di Boawae, masih didominasi usaha mikro. Dari 79 debitur untuk posisi per 28 April 2017, usaha mikro sebanyak 57 orang dengan total permintaan Rp 835.000.000,00 dari target Rp 3.145.850.000,00, sedangkan retail 22 orang dengan total pemintaan Rp 1.483.000.000,00 dari target Rp 4.750.000.000,00 untuk penyaluran mulai bulan Maret 2017 lalu sampai 28 April 2017.

“Sebagian besar debitur telah memiliki usaha tapi kekurangan modal. Plafon maksimum Rp 200 juta.Untuk usaha mikro Rp 1-25 juta retail Rp 26 juta sampai Rp 200 juta dengan bunga sembilan persen per tahun,” jelas Patris.

Patris mengungkapkan, seluruh usaha yang dibiayai KUR merupakan usaha produktif. Mulai dari kredit penggemukan sapi hingga kredit usaha pengolahan sawah atau lahan irigasi.

“Saat ini kita juga membiayai usaha penggemukan sapi di Aeramo dan Marapokot untuk mendukung program Dinas Pertanian, pola 234 sebagai pintu masuk Mbay menuju pertanian organik,” tambah Patris.//delegasi (*/germanus)

Komentar ANDA?

  • Bagikan