Ruteng, Delegasi.com – Para imam dari empat kevikepan di wilayah Keuskupan Ruteng – Flores menyatakan mengundurkan diri dari jabatan karena kecewa dengan Mgr Hubertus Leteng Pr.
Sekitar 60-an imam itu mendatangi Keuskupan pada Senin 12 Juni 2017 untuk menyampaikan aspirasinya, demikian informasi yang didapat Floresa.co dari sejumlah pastor.
Dari Labuan Bajo, Manggarai Barat para pastor berangkat Senin subuh, sekitar pukul 05.00 Wita.
Pernyataan mengundurkan diri dari jabatan seperti Vikaris Episkopal, Pastor Paroki dan lain-lain, menurut sumber Floresa.co, ditandatangani masing-masing pastor.
Terkait masalah yang memicu aksi massal itu belum ada info detail, namun menurut sumber itu, hal ini berkaitan dengan masalah yang menimpa uskup dan sudah menjadi konsumsi publik, sementara tindak lanjutnya belum ada.
“Masalah itu sudah diketahui umat, bahkan sudah dibahas di Vatikan, namun tidak ada penyelesaian dan malah merunyam. Hal ini membuat para pastor meminta untuk segera diselesaikan secara terbuka,” katanya.
“Aksi ini kita buat agar Vatikan membuka mata. Sangat diisayangkan bahwa persoalan ini berlarut. Akibatnya, para klerus tidak nyaman saat menggembala,” tambahnya.
Ia menambahkan, mereka akan memaparkan lebih jauh persoalan ini dalam konferensi pers yang akan diadakan di Ruteng, Senin siang.
Pastor lain yang meminta namanya tidak disebut mengatakan, pada dasarnya masalah yang mereka perjuangkan sangat substantif.
Mereka berencana akan menduduki Keuskupan, hingga ada kejelasan sikap dari uskup. Info terakhir sekitar pukul 10.45 Wita, para imam sudah menduduki keuskupan.
Dialog
Sementara itu Romo Agustinus Manfred Pr, salah satu imam di Keuskupan Ruteng membenarkan adanya aksi sejumlah imam pada hari ini, Senin 12 Juni 2017, yang menyatakan mengundurkan diri dari jabatan mereka.
Sebagaimana dilansir media milik Komisi Komunikasi Sosial Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), Mirifica.net, Romo Manfred mengatakan, saat ini pihaknya sedang mencari solusi terkait masalah ini.
“Sekitar pukul 17.00 nanti, kami akan bertemu dengan Bapa Uskup Ruteng, Mgr. Hubert Leteng,” kata Romo Manfred.
Ia menjelaskan, saat ini para imam yang mengikuti aksi itu melakukan rapat bersama di keuskupan.
Menurut Romo Manfred, para imam tersebut mengaku resah dengan situasi saat ini karena kebijakan yang dikeluarkan Mgr Hubert mencerminkan seakan-akan uskup tidak merasa bersalah.
Menurutnya, sejak Oktober tahun lalu, para imam pernah membuat mosi tidak percaya kepada Uskup Hubert.
Namun, katanya, hal itu tidak perhatikan uskup. Mereka menilai, uskup tidak punya itikad baik untuk berubah.
Ditanya soal pokok masalahnya, Romo Manfred hanya menjawab diplomatis. “Masalahnya memang sudah lama, dan itu sudah diadukan ke Vatikan.”
“Nanti diselesaikan jam 5 sore, ya,” katanya, sambil meminta agar semua pihak bersabar menunggu hasil rapat nanti.
Sebelumnya, Floresa.co memberitakan soal aksi itu. Para imam memang memutuskan agar hanya ada dua nama imam yang boleh dikutip namanya oleh media, yakni Romo Marthen Chen Pr dan Romo John Boylon Pr. Karena itu, Floresa.co hanya menyebut sumber anonim dalam berita itu.
Salah satu imam yang berkarya di Kevikepan Labuan Bajo menyebut, ada 40 imam yang sepakat untuk menandatangai surat pengunduran diri.
“Namun, hanya 22 yang ikut hari ini, karena yang lainnya ada tugas di paroki,” katanya.
Berita ini sekaligus mengoreksi data dalam berita sebelumnya, yang menyebut ada 60-an imam yang ikut aksi.
Sementara itu, salah satu imam yang tidak ikut dan berpihak pada Mgr Hubert mengatakan, “hanya segelintir imam yang ikut aksi.”
“Ini masalah internal dan bisa diselesaikan internal,” kata imam itu, yang juga meminta Floresa.co merahasiakan namanya.//delegasi (floresa/hermen)