NEWDELHI, DELEGASI.COM – Gelombang kedua infeksi viru corona (Covid-19) di India turut membuat petugas ambulance dan krematorium pontang-panting.
Peristiwa itu terjadi ketika 22 jenazah yang disimpan di kamar mayat Perguruan Tinggi Kedokteran Pemerintah Pedesaan Swami Ramanand Teerth di Ambajogai, Beed, diangkut untuk upacara terakhir pada Minggu (25/4) pekan lalu.
Shivaji mengatakan rumah sakit itu hanya mempunyai lima ambulans dan terus dipakai selama gelombang pertama Covid-19 tahun lalu. Kemudian, tiga ambulans ditarik dan saat ini rumah sakit hanya memiliki dua ambulans.
“Kadang-kadang, butuh waktu untuk melacak kerabat pasien yang meninggal. Mayat dari pusat Covid-19 di desa Lokhandi Sawargaon juga dikirim ke fasilitas kami karena mereka tidak memiliki ruangan pendingin,” kata pejabat itu.
Shivaji mengatakan sudah mengirim permohonan tiga unit ambulans tambahan.
“Untuk menghindari kekacauan, kami juga telah menyurati Dewan Kota Ambajogai untuk melakukan ritus terakhir para korban (Covid-19) antara pukul 08.00 hingga 22.00, dan jenazah akan dikirim ke krematorium dari bangsal rumah sakit itu sendiri,” katanya.
Sementara itu, anggota dewan legislatif dari Partai Bharatiya Janata (BJP), Suresh Dhas, menuduh pihak rumah sakit dan masyarakat setempat saling menyalahkan.
Kepada saluran televisi, legislator asal Ashti di Beed tersebut mengatakan, “Sudah tidak ada kendali lagi dan pemerintah tidak bertindak cepat. Pemerintah negara sudah mengizinkan ambulans disediakan dari dana MLA, tapi sanksi teknisnya diberikan dari Mumbai.”
Kepala Dewan Kota Ambajogai, Ashok Sabale, menyampaikan bahwa sudah menjadi tanggung jawab fakultas kedokteran untuk mengangkut jenazah ke krematorium di jalan Mandwa (yang ditujukan untuk ritual terakhir korban Covid-19).
“Tim kami ada di krematorium untuk melakukan ritus terakhir. Sebuah pertemuan diadakan pada hari Senin mengenai masalah di mana dekan perguruan tinggi kedokteran mengatakan mereka tidak memiliki cukup ambulans,” katanya
Sementara itu, Presiden Dewan Kota Rajkishor sekaligus Perdana Menteri India, Narendra Modi, juga menyatakan keprihatinannya atas insiden tersebut. Dia mengatakan pada hari yang sama, delapan jenazah lainnya diangkut dengan ambulans lain untuk dikremasi.
“Kami akan menyediakan satu ambulans untuk fakultas kedokteran dan dua lainnya akan disediakan dari pemerintah kabupaten,” katanya.
India tengah menghadapi gelombang kedua pandemi virus corona. Fasilitas kesehatan di negara itu nyaris tidak mampu lagi menangani arus pasien corona yang datang.
//delegsi(AFP)