TEL AVIV, DELEGASI.COM – Kelompok Militann Hamas terus melakukan kampanye penyerangan terhadap Israel.
Namun saat serangan balik, Israel dengan kekuatan militernya yang dikenal degan IDF berhasil menghancurkan pertahananHamas. Bahkan sang komandan dan sejumlah militan tewas
Militan Hamas pada Rabu (12/5/2021) mengonfirmasi bahwa Bassem Issa, kepala komandan Hamas Kota Gaza , terbunuh oleh serangan udara Israel, melansir AP.
Pesan tersebut adalah pengakuan pertama dari kelompok itu mengenai korbanmiitan dalam putaran pertempuran saat ini dengan Israel.
“Dengan semua kebanggaan, ketabahan, dan pembangkangan, kami mewartakan kepada bangsa kami wafatnya Komandan mujahid Qassam Bassem Issa ‘komandan Abu Imad’, di Gaza Brigade di Brigade al-Qassam.
Bersama dengan sekelompok saudara laki-lakinya, para pemimpin dan mujahidin yang bangkit selama agresi melawan pendudukan (Israel),” kata pernyataan itu melansir Newsweek.
Keamanan internal di Israel mengumumkan bahwa serangan udara Israel telah menewaskan Issa dan militan senior Hamas lainnya.
Korban tewas termasuk kepala pengembangan roket dan perang dunia maya, kepala produksi roket, dan kepala teknik dari Hamas. Israel pada Rabu (12/5/2021) melanjutkan serangan militer sengit di Jalur Gaza.
AP melaporkan serangan itu menewaskan sebanyak 10 tokoh militer senior Hamas dan menjatuhkan sepasang menara bertingkat tinggi yang menampung fasilitas Hamas dalam serangkaian serangan udara.
Kelompok militan Islam tidak menunjukkan tanda-tanda mundur dan menembakkan ratusan roket ke kota-kota Israel.
Hanya dalam tiga hari, babak terakhir pertempuran antara musuh bebuyutan ini sudah terlihat, atau bahkan melebihi perang 50 hari yang menghancurkan pada 2014. Seperti perang sebelumnya, tidak ada pihak yang tampaknya memiliki strategi jalan keluar.
Kejahatan internasional AP dalam laporannya menyatakan ada perbedaan utama dalam perang ini.
Pasalnya pertempuran itu telah memicu kekerasan Yahudi-Arab terburuk di Israel dalam beberapa dekade.
Dan yang membayangi kemudian adalah investigasi kejahatan perang internasional. Israel melakukan rentetan serangan udara yang intens, tepat setelah matahari terbit pada Rabu (12/5/2021).
Penyerbuan itu menyerang lusinan sasaran dalam beberapa menit, yang memicu ledakan yang menggetarkan tulang di seluruh Gaza. Serangan udara berlanjut sepanjang hari, memenuhi langit dengan pilar asap.
Saat malam tiba, jalanan Kota Gaza menyerupai kota hantu. Orang-orang berkerumun di dalam ruangan pada malam terakhir Ramadhan. Malam hari, yang bertepatan dengan libur Idul Fitri, biasanya menjadi waktu perayaan malam yang semarak, berbelanja, dan restoran yang ramai.
“Tidak ada tempat untuk lari. Tidak ada tempat untuk bersembunyi,” kata Zeyad Khattab, seorang apoteker berusia 44 tahun yang melarikan diri bersama belasan kerabat lainnya ke sebuah rumah keluarga di Gaza tengah setelah bom menghantam gedung apartemennya di Kota Gaza. “Teror itu tidak dapat digambarkan (menakutkannya).”
Militan Gaza terus membombardir Israel dengan tembakan roket tanpa henti sepanjang hari. Serangan itu membuat kehidupan terhenti di komunitas selatan dekat Gaza.
Kondisi yang sama juga terjadi sampai ke wilayah Tel Aviv di utara, sekitar 70 kilometer (45 mil) ke utara, selama hari kedua berturut-turut.
“Kami mengatasinya, duduk di rumah, berharap semuanya akan baik-baik saja,” kata Motti Haim, penduduk pusat kota Beer Yaakov dan ayah dari dua anak.
“Tidak mudah berlari ke tempat penampungan. Tidak mudah dengan anak-anak. ” Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan jumlah korban tewas meningkat menjadi 65 warga Palestina, termasuk 16 anak-anak dan lima wanita.
Hamas membenarkan tewasnya tujuh militan, dan mengakui bahwa seorang komandan tertinggi dan beberapa anggota lainnya tewas. Sebanyak tujuh orang tewas di Israel, termasuk empat orang yang tewas pada Rabu (12/5/2021).
Militer Israel mengklaim jumlah militan yang terbunuh sejauh ini jauh lebih tinggi daripada yang diakui Hamas. Letnan Kolonel Jonathan Conricus, seorang juru bicara militer Israel mengatakan sedikitnya 14 militan tewas Rabu (12/5/2021).
Itu termasuk 10 anggota “manajemen puncak Hamas” dan empat ahli senjata. Secara keseluruhan, dia mengklaim sekitar 30 militan telah terbunuh sejak pertempuran dimulai.
//delegasi(*/kompas)