MAUMERE, DELEGASI.COM– Warga pesisir di dua Kecamatan Kabupaten Sikka yaitu Kecamatan Paga dan Kecamatan Bola saban tahun mendapat abrasi air laut yang menerjang pemukiman warga.
Hal itu terlihat ketika media ini menelusuri Desa Nambura dan Desa Paga pada Kamis (12/8/2021). Tampak sejumlah rumah terendam abrasi akibat tidak ada Turab penahan pantai.
Abrasi yang menerjang Desa Paga tl pada Kamis 12 Agustus 2021 pukul 13:00-15:00 sekitar 3 jam menimbulkan kerusakan yang cukup parah terutama bagi para nelayan.
Kejadian ini berakibat pada 3 perahu nelayan tenggelam yakni milik Bapak Yoseph Kalo, Yohanes Roga dan Martinus Tola. Sementara perahu lain masih bisa menarik.
Gelombang yang cukup ganas ini juga sempat menggenangi areal pemukiman warga, khusus warga yang tinggal di Wewalowe RT 002 RW 001 Dusun Paga Barat.
Dua rumah warga nama Petrus Topan Mujizat Mude dan Tiburius Liru terkepung atas air laut setinggi lutut.
Herman Wula sebagai salah satu staf kecamatan yang dihubungi delegasi.com mengatakan segera melapor ke Camat Paga agar pemerintah segera turun tangan dan memberikan bantuan dari pemerintah setempat.
“Kami segera koordinasi dengan pak Camat, pemerintah segera turun tangan. Kasihan pak mereka di nelayan kecil, mereka butuh uluran tangan dari kondisi ini, belum lagi corona,” Kata Herman Wula.
Terpisah salah satu tokoh Muda Desa Paga Frangky Laka Roga ketika dihubungi menyampaikan bahwa, “Bencana alam semacam ini sudah acap kali terjadi . Saya prihatin karena kejadian ini berulang-ulang. Mohon tanggapan dan solusi yang serius dari pemerintah dan para pihak terkait,” tandas Frangky.
Kejadian yang samapun terjadi di Desa Nen Bura. Salah seorang perangkat Desa Bapak Marchel Noe mengungkapkan bahwa abrasi menggenangi rumah seorang warga atas nama Simpianus Moa , warga Dusun Doreng, RT: 017/ RW:006. Ia mengaku abrasi itu menyebabkan air laut naik kurang lebih 50 meter dari Bibir pantai.
Dikatakannya abrasi kali ini sangat meresahkan warga yang terletak di dibibir pantai. Sebab mereka sellu adalah ketika gelombang laut menerjang rumah mereka. Gelombang abrasi yang menerjang dua kecamatan di Kabupaten Sikka itu buka baru pertama terjadi. Kejadianya selalu terjadi setiap tahunya. Namun pemerintah Kabupaten Sikka tidak mengambil langkah konkrit untuk menangani masalah itu.
“Pemerintah seharusnya mengetahui kejadian alam abrasi yang berulang-ulang ini, untuk keselamatan warga pesisir dan para nelayan untuk menjaga keamanan dan kenyamanan serta tempat usaha warga Kabupaten Sikka,” keluh salah satu tokoh masyarkat setempat.
“Sementara di Pesisir Utara sudah dibangun Turab Pengaman Pantai, sedangkan Pesisir Selatan baru sebagian dibangun,” tandasnya.
Anggota DPRD Sikka, Hengky Rebu ketika dihubungi per telepon meminta pemerintah agar warga memfasilitasi difasilitasi oleh aparat desa, dan segera melaporkan laporan ke instansi terkait dalam
hal ini BPPBD Kabupaten Sikka dan Dinas Perikanan kabupaten Sikka untuk segera tanggap darurat bagi warga berdampak.
“Kedepannya pemerintah harus memprioritaskan pembangunan turab yang baru dilanjutkan untuk mengikuti arah timur sampai dengan kawasan pasar Paga,” kata Hengky Rebu
Sedangkan tambat labuh katanya sudah dilakukan survey oleh Dinas Perhubungan untuk dibangun di daerah Keli Loo.
“Teknis mereka yang urus. Mungkin tidak semua lokasi dibangun turab karena manusia tidak bisa melawan kekuatan alam, namun manusia dapat merekayasa lingkungan dengan menciptakan program dan kegiatan yang selaras dengan alam,” tandas Hengky Rebu
//delegasi(FL)