Kupang, Delegasi.com – Turunya indeks untuk kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan menjadi pemicu terjadinya deflasi di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) sebesar 0,16 persen pada bulan Juli 2017.
Demikian dikatakan Kepala Bidang Statistik Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi NTT, Demarce M. Sabuna saat konferensi pers di Kupang, Selasa (1/8/2017).
Sabuna menjelaskan, pada Juli 2017 NTT mengalami deflasi sebesar 0,16 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 128,99. Deflasi di NTT terjadi karena adanya penurunan indeks harga pada tiga dari tujuh kelompok pengeluaran.
“Kelompok pengeluaran transpor, komunikasi dan jasa keuangan mengalami deflasi tertinggi sebesar 3,32 persen yang diikuti kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 0,05 persen. Kelompok bahan makanan mengalami inflasi tertinggi sebesar 1,35 persen,” jelasnya.
Menurut Sabuna, dari dua kota IHK di Nusa Tenggara Timur, Kota Kupang mrngalami deflasi sebesar 0,22 persen dengan IHK 129,91 sedangkan Kota Maumere mengalami inflasi sebesar 0,30 persen dengan IHK 122,94 persen.
Dari 82 kota sampel IHK Nasional, lanjut Sabuna, terdapat 59 kota yang mengalami inflasi dan sisanya, 23 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Bau-Bau sebesar 2,44 persen dan terendah terjadi di Kota Meulaboh dengan inflasi sebesar 0,01 persen.
“Sedangkan deflasi terbesar terjadi pada Kota Merauke sebesar 1,50 persen dan deflasi terkecil terjadi di Kota Metro dan Probolinggo sebesar 0,07 persen. ungkap Sabuna.
Dia menyampaikan, inflasi tahun kalender 2017 Provinsi NTT sebesar 0,68 persen dan inflasi tahun ke tahun (Juli 2017 terhadap Juli 2016) sebesar 2,61 persen. Sedangkan inflasi tahun kalender 2017 untuk Kota Kupang sebesar 0,65 persen dan inflasi tahun ke tahunnya di bulan yang sama sebesar 2,32 persen.
“Sementara inflasi tahun kalender 2017 untuk Kota Maumere sebesar 0,89 persen dan inflasi tahun ke tahun (Juli 2017 terhadap Juli 2016 sebesar 4,71 persen,” papar Sabuna.
Sabuna menambahkan, terdapat 10 komoditas urama penyumbang inflasi pada Juli 2017, antara lain cabai rawit, daging ayam ras, ikan tembang, ikan tongkol/ ambu- ambu, kakap merah, ekor kuning, bunga pepaya, nasi dengan lauk, kue kering dan terong panjang.
“Sedangkan komoditas utama penghambat inflasi pada Juli 2017 yakni angkutan udara, sawi putih, bawang putih, wortel, cabai merah, kangkung, bawang merah, kol putih/ kubis, sawi hijau dan kentang,” pungkasnya.//delegasi(ger/hermen)