MAUMERE, DELEGASI.COM – PPK pembangunan rehabilitasi Pustu Wualadu, Yohanes Baptista Laba pada Dinas Kesehatan Kabupaten Sikka memantau langsung proses pembangunan Pustu yang terletak di Desa Kloangpopot pada Sabtu (18/9/2021).
Pantauan itu mengingat waktu pelaksanaan pekerjaan terbatas, pasca pengumuman pemenang.
Selain PKK Yohanes Baptista Laba PPK seluruh tim baik tim teknis dinas kesehatan, konsultan perencanaan, konsultan pengawasa, kontraktor pelaksana dan tokoh masyarakat juga terlibat dalam diskusi lapangan sekaligus pematokan pertama pada pekerjaan Rehabilitasi Pustu Wualadu.
Hadir bersama Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) pada kesempataan tersebut adalah Yoseph Placidius selaku Kasubag Program/Tim Teknis Dinas Kesehatan, Efendy Keytimu selaku Kuasa Direktur dari CV. Patriot sebagai Kontraktor Pelasana, Agustinus De Frencis, ST selaku Kepala Perwakilan Konsultan Perencana CV. Geoplan Utama Consultan, Edison Kabosu, ST selaku Direktur Konsultan Pengawas CV. Rancang Indah beserta tim, Ketua BPD Desa Kloangpopot.
Yan Laba dalam kesempatan tersebut menegaskan bahwa “ Bapak/ibu sekalain saya mau katakana bahwa pekerjaan Rehabilitasi Pustu Wualadu anggaran berasal dari dana DID sebesar 1,5 Miliar harus dapat diselesaikan dalam waktu 90 hari kerja, sehinggaa dari sisi waktu sangat riskan, kontraktor harus dapat mengatur waktu pekerjaan seefisien mungkin dengan mencari tenaga kerja yang potensial dan memiliki skill tinggi dan material harus siap dan saya selaku PPK akan bantu untuk secepatnya proses uang muka setelah dilakukan aktivitas berupa galian fondasi dengan alat berat dan droping material lokal”
Selanjutnya kepada konsultan baik perencana, maupun pengawas dimohon untuk mengalokasikan tenaga yang cukup untuk melaporkan progress pekerjaan dan mutu pelaksanaan pekerjaan agar secara intens kita akan lakukan diskusi untuk percepatan pekerjaan untuk mengejar target realisasi fisik sesuai kontrak.
Sempat terjadi debat kusir antara rekanan dengan masyarakat yang menginginkan bahwa proyek ini harus memberdayakan tenaga lokal.
Fendy Keytimu selaku kontraktor menyatakan bahwa siap memberdayakan tenaga lokal namun catatan harus mengikuti prosedur dan pembayaran bukan berdasarkan jumlah orang seperti hari orang kerja (HOK) seperti yang diterapkan pada kebiasaan di proyek padat karya di Desa.
‘Harus berdasarkan kinerja dan orang-orang yang kerja harus memiliki keahlian dan bukan untuk datang latihan kerja di proyek yang saya tangani ini. Jadi kalau kemajuan tidak ada saya harus mengeluarkan anda dari proyek ini karena saya butuh hasil, bukan jumlah. Pernyataan peserta yang hadir,” kata Fendy.
Selanjutnya pada hari yang sama tim meluncur ke Puskesmas Bola dengan tujuan yang sama pada proyek yang dimenangkan oleh CV. Buana Permai.
Pada lokasi ini tim lebih menegaskan bahwa proyek ini sebelumnya ada catatan hukum, untuk itu rekanan harus dapat menyelesaikan pekerjaan dengan dana yang terbatas untuk menyelesaikan permasalahan utama yakni mengatasi kemandekan pada instalasi air bersih dan air kotor, mengatasi kebocoran atap dan kerusakan plafon serta kelistrikan.
//Delegasi(FL)