KUPANG,DELEGASI.COM – Jentik nyamuk demam berdarah tidak dapat dimusnahkan melalui cara foging, melainkan melalui Pola Pengendalian Sarang Nyamuk(PSN). Foging hanya dapat mematikan nyamuk dewasa. Sementara dari sisi biaya juga sangat tinggi dan penggunaan foging berlebihan menyebabkan resistensi terhadap nyamuk.
Demikian rekomendasi Ni Wayan Dewi Adnyana dari Loka Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Lokalitbangkes) Waikabubak regional NTT, NTB dan Bali dalam advokasi rekomendasi kebijakan adaptasi aplikasi lapor PSN sebagai upaya pengendalian demam berdarah di kota Kupang, Sabtu(11/12/2021).
Kegiatan advokasi rekomendasi kebijakan adaptasi aplikasi lapor PSN didampingi Ketua Pengendali Program Demam Berdarah wilayah UPT Puskesmas Oesapa, dr.Santidewi. Program ini sebagai upaya pengendalian demam berdarah di kota Kupang berlangsung di Kelurahan Oesapa yang dihadiri Lurah Oesapa Kiai Kia, penyuluh tenaga kesehatan, kepala UPT Puskesmas Oesapa dr.Santidewi dan ketua RW/RT dan Tokoh Agama, Perwakilan Mahasiswa.
Baca Juga:
Puskesmas Oesapa Survei Mawas Diri tentang Masalah Kesehatan Masyarakat
LSM Cirma dan Vitamin Angels Gelar Pelatihan bagi Nakes di Kabupaten Kupang
Menurutnya, upaya pengendalian perkembangbiakan jentik nyamuk DBD di lingkungan masyarakat menjadi tanggung jawab lintas sektor, terutama bagaimana menyadarkan warga akan pola hidup sehat dan bebas dari DBD.
“Sosoalisasi perlu ditingkatkan dimulai dari tingkat RT/RW untuk mempermudah masyarakat pemahaman masyarakat tentang bahaya DBD dan perlu kesadaran bersama dalam membasmi perkembangan jentik nyamuk di lingkungan sekitarnya,”ungkapnya.
Menurut Niwayan Dewi Adnyana, cara mudah untuk melibatkan peran serta warga masyarakat dimulai dari tingkat RT untuk bersama membasmi jentik nyamuk melalui pola sosialisasi pengendalian sarang nyamuk (PSN) dan untuk mempermudahnya dengan menggunakan aplikasi lapor PSN secara optimal agar lebih banyak masyarakat menggunakan PSN.
Untuk menggunakan pola PSN pihak puskesmas melalui tenaga kesehatan wajib melakukan sosialisasi kepada warga masyarakat untuk membangun kesadaran dan kesepakatan bersama untuk menentukan juru pemantau jentik (Jumantik) nyamuk DBD di setiap rumah tangga dalam wilayah masing masing.
Untuk memudahakan pelaksanaanya Langkah awal di mulai dari pemetaan titik koordinat rumah, lalu aplikasinya di bagi dari rumah ke rumah, dan laporan perkembangan jentik nyamuk harus selalu diupdate setiap minggu di hari Sabtu, untuk pengendalian jentik nyamuk DBD.
“Aplikasi PSN ini di buat di Bali dan telah diuji coba, dan saat ini aplikasi PSN kami uji coba di kelurahan Oesapa untuk membantu masyarakat memantau dan mengendalikan perkembangan jentik nyamuk DBD, untuk menerapkan pola PSN ini Lokalitbangkes Waikabubak region NTT, NTB dan Bali sudah melakukan sampel di tingkat RT dan diharapkan peran aktif masyarakat di keluarahan Oesapa dapat mengakses aplikasi PSN dan kota Kupang umunya untuk menekan perkembangan jentik nyamuk DBD,” kata Ni Wayan
Menurutnya aplikasi ini sangat membantu warga dan diharapkan peran aktif semua pihak terus memotivasi masyarakat tentang pola hidup sehat bebas dari DBD.
Penggunaan aplikasi PSN, menurut Ni Wayan Dewi Adnyana untuk menekan penyebaran jentik nyamuk DBD warga bersama tenaga kesehatan harus bersepakat menentukan kader juru pemantau jentik ( Jumantik) di setiap rumah tangga dengan menggunakan aplikasi https://docs.google.com/forms/d/e/1FAlpqLsfosO7vWgOfvbpy-kvhtD5dfeE_Z88d_AOrwYavHSTNermgXA/viewform aplikasi ini nol rupiah sehingga sangat membantu masyarakat dan memudahakan kerja kader jumantik dalam melakukan PSN dan memudahkan pemantauan langsung oleh para RT/RW, tenaga kesehatan dan pihak kelurahan, upaya ini sebagai solusi dan aprisiasi dalam upaya pencegahan penyebaran jentik nyamuk sebelum terjadi kematian akibat DBD,”
Lurah Osapa Kiai Kia memberikan aprisiasi kepada LPPK Kesehatan Waikabubak region NTT, NTB dan Bali yang hadir di Kelurahan Oesapa dan memberi advokasi kepada RW/RT tentang adaptasi lapor PSN sebagai upaya pengendalian DBD di kota Kupang, kegiatan ini sangat beemanfaat bagi kemanuasiaan dan diharapakan diawak musim penghujan ini para tenaga kesehatan bersama ketua RW/RT berkoordinasi untuk, tanggap dan reaksi cepat untuk sosialisai dan menetukan Jumantik dalam mengendalikan penyebaran DBD di lingkungan masing- masing.
//delegasi(germanus Wisung)