KUPANG, DELEGASI. COM–Pihak Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur, memberi apresiasi setinggi-tingginya kepada siswa-siswi, para guru dan pegawai serta Kepala SMPK Adissucipto (SPEKACIPTO) atas Pentas Seni yang dipertontonkan kepada audien di Auditorium Undana, Sabtu, malam.
“Saya memberi apresiasi yang tinggi dan sekaligus bangga ketika menyaksikan Pentas Seni yang dilakonkan siswa-siswi SMPK Adisucipto, Penfui dan berharap Pentas Seni ini terus dan tetap dilaksanakan,” kata Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Kupang, Ambo, Sabtu, 29 Januari 2022, malam, ketika membuka dengan resmi kegiatan Pentas Seni itu.
Sekdis Ambo yang saat itu semeja bundar dengan Anggota DPRD NTT Christian Widodo, Kepala Sekolah SMPK Adisucipto, mengatakan, Pentas Seni seperti yang dipertontonkan semalam itu dengan beragam gaya dan gerak serta suara dan kreasi lainnya, merupakan salah bentuk pendidikan karakter dan pengembangan bakat serta minat yang ada dan dimilik siswa dan siswi dalam upaya menempa diri menuju masa depan yang baik.
Hal senada juga diungkapkan, Sekretaris Yayasan Swastisari, Keuskupan Agung Kupang (KAK), RD Kunrad Takene, S.Fil, yang hadir pada Pentas Seni yang mengusung Tmea: “ARS LONGAN, VITA BREVIS” yang artinya “Seni itu Abadi, Seni itu Singkat”.
“Ketika mendengar bahwa siswa-siswi SMPK Adisucipto Penfui akan menggelar Pentas Seni, saya mengatakan bahwa ini merupakan satu hal yang luar biasa. Meskipun ditengah situasi Pandemi COVID19, anak-anak SMPK Adisucipto masih dapat menyelenggarakan aktivitas Pentas Seni dan berkreasi dengan menyuguhkan sesuatu yang terbaik untuk gereja dan masyarakat, ini sesuatu yang luar biasa,” katanya
Menurut Pastor Takene, kreativitas siswa-siswi dalam sekolah-sekolah yang bernaung di Yayasan Swastisari Keuskupan Agung Kupang, sudah menjadi kekhasan yang menandai kekhususan yang berbeda dengan lembaga pendidikan setingkat lainnya.
Dan karena itu, kata Romo, Yayasan Swastisari Keusukupang Agung Kupang (KAK), memberi aprresiasi yang tinggi dan mendukung penuh aktivitas yang menunjang kreativitas, pengembangan bakat dan minat siswa-siswi dalam menempuh pendidikan untuk menambah nilai lebih dalam proses pencerdasan diri.
Sementara itu, Kepala SMPK Adisucipto Penfui, RD Yonatas Kamlasi, S.Fil, MM, pada kesempatan itu mengatakan, siswa-siswi SMPK Adisucipto Penfui, menyadari diri bahwa Pentas Seni dan lagu-lagu yang telah dipertontonkan itu mungkin saja belum sehebat yang diangan-angankan bahwa SENI ITU ABADI, termasuk dengan puisi-puisi yang belum sehebat penyair Khalil Gibran dan Pembawa-Pembawa Acara yang bisa saja belum semaksimal setara dengan “Master of Ceremoni” (MC) kenamaan lainnya.
“Tetapi kami mau belajar, kami mau berekspresi, kami mau menunjukkan bahwa kami juga bisa berkontribusi demi kebaikan Nusa dan Bangsa Indonesia,” kata Pastor Yonas, panggilan akrabnya.
Romo Yonas mengasosiasikan Pentas dan Kreativitas siswa-siswa SMPK Adisucipto Penfui dengan menyebut profil Belajar Pancasila.
Profil belajar Pancasila kata Romo yang dimaksud itu adalah profil dimana siswa-siswi menunjukkan bahwa mereka cerdas secara akal budi, tetapi tidak tumpul secara nurani.
“Profil Belajar Pancasila yang dimaksud adalah, siswa-siswi mampu untuk menunjukan bahwa mereka berpikir kritis, mereka juga hendak menunjukkan eksistensi mereka bahwa mereka sanggup secara intelektual semata, tetapi juga disamping itu mereka mau menunjukkan adalah siswa siswi yang berbakat dan siswa-siswi yang berkontribusi untuk kegembiraan dan sukacita bagi banyak orang,” tegas Romo Yonas.
Pada aras ini, dengan Pentas Seni yang dipertontonkan ratusan siswa-siswi pilihan ini, hendak belajar juga menghadirkan profil Pancasila sebagai pelajar yang Kreatif, sanggup bermodifikasi dan menghadirkan sesuatu kreasi dan gagasan yang orosinil, bermakna, bermanfaat dan berdampak positif bagi diri mereka, orangtua dan sesama.
Pentas Seni SMPK Adisucipto Penfui ini telah menjadi program tahunan yang dilecutkan lembaga ini sejak tahun 2014. Dan hingga 28 Oktober 2019 merupakan Pentas Senin yang terakhir, dan pada 2020 hingga 2021 Pentas Seni ini ditiadakan karena Pandemi COVID19 dan pada awal 2022 ini barulah dilanjutkan kembali, setelah ada kebijakan secara Nasional bahwa belajar kembali dilakukan di Sekolah.
“Diawal tahun 2022 ini, diawal belajar kembali di sekolah, kami semua di SMPK Adisucipto Penfui sepakat untuk kembali membangkitkan aroma dan semangat belajar anak-anak melalui pagelaran seni dan semoga Pentas ini mengembalikan kesadaran anak-anak bahwa rumah kedua mereka adalah di sekolah. Dan untuk mewujudkan pamahaman akan rumah kedua mereka ini, maka mereka perlu aktivitas sebagai awal untuk membangkitkan semangat dan mengakrabkan kembali mereka untuk merasa memiliki dan nyaman di rumah kedua ini, sebagaimana yang dialami selama hampir dua tahun tinggal di rumah pertama mereka di rumah orangtuanya bersama keluarga.
Pastor yang seharian juga menjadi Imam di Paroki St Yoseph Pekerja Penfui itu menegaskan, bahwa Pentas Seni itu terselenggara berkat kerja keras dan kerjasama para guru sebagai pelatih bersama para pegawai dan siswa-siswi apakah sebagai Pembawa Acara (MC), pelatih tarian-tarian berbagai medel, arancemen lagu untuk vokal dan paduan suara serta pengarang Puisi Berantai dan Fashion Show, Stand Up Comedy, tarian Kolosal, Tarian Temporen, Dance Modern, dan lainnya.
“Ini juga berkat kerjasama yang baik para guru dan anak-anak yang dipilih dan dilibatkan, dan Pentas Seni yang sedang dan akan dipetaskan itu murni kreasi dan kreativitas para guru, pegawai dan siswa-siswi di SMPK Adisucipto Penfui. Kami tidak mendatangkan pelatih dari luar sekolah, kami tidak mendatangkan pelatih dari mana-mana, kami tidak membayar pelatih dari luar sekolah, tetapi kami optimslksn sumber daya yang ada di Sekolah mulai dari guru, pegawai hingga cleaning service dan petugas keamanan untuk Pentas seni ini,” tutupnya.
//delegasi (Hiro)