“Selama kongregasi ini berpegang pada spiritualitas yang Yohanes Dae buat, Anda akan kuat. Tetapi, bila mana salah satu dari Anda sudah menggantikan dia (spiritualitas dari Bapak Yohanes Dae, Red), maka selesai. Bubar. Jadi, kamu (KBHTM) punya spiritualitas itu hanya dia (Yohanes Dae). Titik,”
DELEGASI.COM— SEUSAI resepsi bersama seluruh peserta Mubes IV KBHTM, warga setempat, Uskup Agung Kupang, Mgr. Petrus Turang, Wakil Bupati Kupang, Jerry Manafe, dan beberapa pastor yang ikuti memeriahkan perayaan ekaristi Panca Windu KBHTM, dilanjutkan dengan sambutan .
Uskup Agung Kupang dalam sambutannya menyatakan, hal yang paling utama dalam KBHTM adalah memberikan semangat dari almarhum Yohanes Dae.
“Selama kongregasi ini berpegang pada spiritualitas yang Yohanes Dae buat, Anda akan kuat. Tetapi, bila mana salah satu dari Anda sudah menggantikan dia (spiritualitas dari Bapak Yohanes Dae, Red), maka selesai. Bubar. Jadi, kamu (KBHTM) punya spiritualitas itu hanya dia (Yohanes Dae). Titik,” tegas Uskup Petrus Turang.
Baca Juga: KBHTM, Seberkas Cahaya dari Usapi Sonbai (1)
Dalam kaitan itu, maka KBHTM harus belajar sesuai lingkungan, pekerjaan yang digeluti, dan tetap harus berada di situ, Jika keluar dari situ, demikian Uskup Turang, maka selesai.
Menurut Uskup Turang, selama kongregasi masih setia pada spiritualitas dan karismatik pendiri (Yohanes Dae), maka diyakini akan tetap kuat. Tetapi, lanjutnya, kalau mulai melawan dan pendamping mulai menggantikan dia (spiritualitas yang ditanamkan Bapak Yohanes Dae,Red), maka semuanya akan berakhir.
“Adik (sambil mengarahkan pandangannya kepada Ketua KBHTM, Damianus Bagus, Red), kamu tetap jaga spiritualitas dan semangat dari almarhum Anis Dae. Sebagai seorang awam yang bisa menggerakan pengembangan hidup iman sedunia. Supaya semangat dari umat awam ini tetap dijaga,” pinta Uskup Petrus Turang.
Uskup Petrus Turang mengingatkan bahwa dalam gereja Katolik kalau ada gerakan-gerakan kaum awam harus dijaga, agar mereka tetap bersatu dengan seluruh gerakan gereja. Tidak boleh menyendiri. Begitu juga dengan kongregasi suster dan pastor, tegas Uskup Turang, harus menyatu dengan seluruh gerakan gereja.
Untuk itu, Uskup Petrus Turang mengajak semua warga yang hadir, terutama anggota KBHTM harus belajar rendah hati yang diteladani Yohanes Dae.
“Kita yang hadir di sini harus belajar rendah hati dari Yohanes Dae. Sebab, kita manusia paling susah untuk belajar rendah hati. Paling-paling kita buat rendah diri, dan itu bodoh,” tegas Uskup Turang.
Menurut Uskup Turang, rendah hati tidak sama dengan rendah diri. Rendah diri berarti depresi, tetapi rendah hati berarti kemulian yang diberikan Allah kepada semua manusia yang Dia ciptakan.
Tujuannnya, supaya mereka menciptakan dalam dunia ini kemuliaan Allah dalam diri kita masing-masing. “Itu yang paling utama. Semangat spiritual yang harus kita jalani dalam hidup di dunia ini untuk kita menghadirkan kemulian Allah. Yang sampai ke kerajaan Allah hanya kasih. Bukan harta benda, bukan hack tinggi, bukan lipstik, bukan pakaian atau hal lain yang modern, “ tandasnya.
“Pak Anis sejauh yang saya kenal dia, dalam dirinya itu muncul keugaharian (kesederhanaan atau kesahajaan) kaum awam yang ingin menaburkan hati sanubari yang benar-benar seperti Hati Tersuci Maria, yang Dia (Maria) belajar dari Hati Maha Kudus Tuhan Yesus,” ujar Uskup Turang.
Baca Juga: Mukjizat Doa Rosario Antarkan Wanita Asal Surabaya Dibaptis Paus Fransiskus
Uskup Turang juga menyampaikan selamat merayakan Panca Windu kepada anggota KBHTM. “Saya mengucap kepada semua anggota KBHTM yang menjadi pegiat orang beriman yang benar. Sebagai orang yang beriman yang menyebarkan kepercayaan kepada Yesus Kristus. Kita sebagai orang kristiani hanya punya Yesus sebagai andalan. Itulah yang menjadi andalan Bapak Yohanes Dae,” ujar Uskup Turang.
Melalui Bunda Maria
Dalam khobatnya pada perayaan ekaristi Panca Windu KBHTM di Kapela Santa Theresia Dari Avila Usapi Sonbai, Uskup Agung Kupang, Mgr. Petrus Turang mengajak umat yang hadir agar harus belajar dari Hati Kudus Tuhan Yesus.
“Saudara kita almarhum Yohanes Dae, sebagai manusia, ia belajar cinta kasih. Maria melakukan cinta kasih karena kekuatan Roh Kudus. Kristus memberikan Roh Kudus kepada Maria dalam Roh Kudus yang melahirkanNya. Dan, di dalam kekuatan Roh Kudus itu cinta kasih Maria sejalan dengan cinta kasih Yesus,” ujarnya.
Maria dengan rendah hati menerima segala apa yang disampaikan Tuhan kepadaNya, sehingga Dia mampu melahirkan kembali setiap kali kita bertemu dengan Maria, Tuhan Yesus anakNya dalam hati kita. Itu yang istimewa.
“Tuan Dae (Yohanes Dae) menerima itu, dan dia menebarkannya dengan tanda cinta kasih kepada sesama. Memang manusia di dalam perjalanan hidupnya sebagai orang beriman harus memperlihatkan dirinya sebagai orang yang mengambil bagian di dalam Tuhan Yesus yang maha kudus, yang begitu berbelas kasih dengan manusia. Tuhan datang menyelamatkan kita, bukan untuk menghakimi kita,”katanya.
Oleh karena itu, tegas Uskup Petrus Turang, semua orang yang percaya kepada Yesus Kristus tidak menghakimi sesama manusia di dunia ini. “Biar kita mempunyai kekuasaan yang hebat, tetapi kita tetap manusia yang tergantung dari kasih Yesus. Yesus menjalankan cinta kasih hingga menyerahkan diriNya disalibkan untuk keselamatan manusia,” ujar Uskup Turang
Menurutnya, suka cita injil memenuhi hati untuk semua orang yang menjumpai Yesus. Ini yang menjadi bagian untuk mengembangkan diri orang beriman kepada Yesus Kristus yang hanya mempunyai satu nada dari dirinya untuk manusia. Sesudah Dia meninggal kita, Dia mengirimkan Roh Kudus untuk menggerakan hati kita agar cinta kasih itu menjadi benar.
Berkaitan dengan suka cita injil tersebut, demikian Uskup Petrus Turang, maka bila mana kita bergabung dalam kongregasi, harus membangun dirinya sebagai orang yang beriman. Bukan mencari kekuasaaan, bukan mencari kekayaan. Tetapi, menjadi manusia yang memberikan dirinya seperti Kristus.
Uskup Petrus Turang mengajak anggota kongreasi harus berdoa memohon kepada Tuhan melalui Bunda Maria, untuk orang yang menderita, untuk orang sakit dan orang susah.
Sebagai bagian dari KBHTM yang merayakan ulang tahun ke-40, jadilah bibit yang digerakkan oleh seorang awam, Yohanes Dae. “Semoga perjalanan kongregasi semakin memberikan kepada dunia satu suka cita. Memang, ke Usapi kita harus melewati jalan yang rusak. Tetapi, kalau sudah sampai di Usapi ini, semua suka cita sudah ada. Sebab, kita sudah melewati jalan rusak itu dengan baik,” ujar Uskup.
Terima Kasih KBHTM
Wakil Bupati Kupang, Jerry Manafe, tampak khusuk mengikuti misa syukur Panca Windu KBHTM yang dipimpin Uskup Agung Kupang, Mgr. Petrus Turang. Berada di bangku kedua dari depan altar, Wakil Bupati Kupang, Jerry Manafe, yang mengenakan tenunan Manggarai sesekali berdiri dan duduk mengikuti misa bersama umat saat itu.
Saat resepsi, Wakil Bupati Kupang, Jerry Manafe, duduk berdampingan dengan Uskup Agung Kupang, Mgr. Petrus Turang, Ketua KBHTM, Damian Bagus, Ibu Amelia Dae (istri dari almarhum Yohanes Dae), anggota DPRD Kota Kupang, Yuven Tukung, aparat Polri dan TNI setempat.
Dalam sambutanya, Jerry Manafe menyampaikan proficiat kepada KBHTM yang tahun ini merayakan panca windu.
Jerry Manafe mengucap terima kasih kepada Uskup Agung Kupang, Mgr.Petrus Turang, yang rela hadir bersama umat di Kapela Sta, Theresia Dari Avila.
“Umat di Kapela Sta. Theresia Dari Avila, adalah warga Kabupaten Kupang. Saya atas nama Pemerintah Kabupaten Kupang menyampaikan terima kasih kepada Yang Mulia Bapak Uskup, yang hadir di Desa Usapi Sonbai,” ujar mantan Ketua Gapensi Kota Kupang ini.
“Saya juga menyampaikan terima kasih kepada KBHTM yang memilih Desa Usapi Sonbai sebagai tempat syukuran perayaan Panca Windu KBHTM,” tambah Jerry.
Menurutnya, momentum ini akan memberikan dampak spiritual yang luar biasa bagi warga Usapi Sonbai dan masyarakat Kabupaten Kupang secara menyeluruh. (Hyeron Modo/Hermen Jawa/Agus Tanggur/bersambung)