Kupang, Delegasi.com – Gubernur Nusa Tenggara Timur, Frans Lebu Raya mengakui derajat kesehatan masyarakat NTT berdasarkan sensus penduduk 2010 melalui empat indikator masih rendah. Dimana Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat (IPKM) masih cukup lebar yatu antara 0,3 sampai 0,6.
Demikian dikatakan Gubernur Frans Lebu Raya yang sampaikan ini dalam Rancangan Peraturan Daerah (Perda) tentang Sistem Kesehatan Daerah (Siskesda) yang disampaiakn dalam sidang paripurna DPRD NTT, Kamis (14/9/2027).
“Empat indikator yang menentukan derajat kesehatan adalah angka kematian bayi, angka kematian balita, angka kematian ibu, dan umur harapan hidup,” kata Lebu Raya.
Ia menjelaskan, angka kematian bayi di NTT 39/1000 kelahiran hidup, sedangkan angka nasional 32/1000 kelahiran hidup. Artinya, angka kematian bayi di NTT lebih tinggi dibanding nasional. Sedangkan angka kematian balita NTT sesuai data tahun 2012 sebesar 58/1000 balita. Dengan demikian angka kematian balita di NTT lebih tinggi dibanding nasional yang sebesar 40/1000 balita.
Indikator derajat kesehatan lainnya, lanjut Lebu Raya, angka kematian ibu di NTT sesuai daya sensus penduduk tahun 2010, 536/100.000 kelahiran hidup, sedangkan nasional 259/100.000 kelahiran hidup. Artinya, angka kematian ibu di NTT lebih tinggi dibanding nasional. Selain itu, umur harapan hidup masyarakat NTT pun lebih rendah dari nasional. Dimana, umur harapan hidup masyarakat NTT tahun 2011 sebesar 67,76 tahun. Tahun 2012 meningkat menjadi 68,01 tahun. Serta tahun 2013 meningkat menjadi 68,05 tahun. Sedangkan umur harapan hidup nasional 70, 4 tahun.
Pada kesempatan itu Lebu Raya menyebutkan beberapa permasalahan utama pembangunan bidang kesehatan yang menentukan perkembangan pembangunan daerah. Beberapa permasalahan itu antara lain, persentase rumah berperilaku hidup bersih dan sehat baru mencapai 54,5 persen pada tahun 2012. Persentase balita gizi kurang 1,5 persen dan giz buruk 12,6 persen pad atahun 2012.
Selain itu, lanjut orang nomor satu NTT ini, angka kesakitan malaria tahun 2012 masih sebesar 23,3 persen. Prevalensi HIV dan Aids pad atahun 2012 masih cukup tinggi yakni sebesar 84. Ketersediaan tenaga kesehatan belum merata dengan ratio terhadap penduduk tahun 2012 berada di bawah rata- rata nasional. Kasus narkoba dan penyalahgunaan obat psikotropika juga masih sangat tinggi.
“Perlu dilakukan upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, diantaranya dengan melakukan penataan regulasi di bidang siskesda,” tandas Lebu Raya.
Anggota Komisi V DPRD NTT dari Fraksi PDI Perjuangan, Kristofora Bantang menyatakan, semua permasalahan yang berkaitan dengan derajat kesehata masyarakat harus ditangani secara baik. Rancangan Perda tentang Siskesda yang diajukan pemerintah harus dijadikan acuan dalam menata derajat kesehatan dimaksud. Tentunya, partisipasi masyarakat sangat dibutuhkan dengan mendapat dukungan dari pemerintah. Sosialisasi tentang pola hidup sehat dan bergizi harus terus dilaksanakan hingga ke tingkat masyarakat paling bawah dengan melibatkan semua elemen masyarakat, seperti organisasi perempuan, tokoh pemuda, dan lembaga agama. Dinas Kesehatan harus tetap menjadi garda terdepan dalam mewujudkan tingkat kesehatan masyarakat yang lebih baik.//delegasi (hermen)