OJK Nilai Bank NTT Memiliki Ketahanan Modal Hadapi Gejolak Ekonomi 2023

  • Bagikan
Kepala OJK NTT, Japarmen Manalu //Foto: (victorynews.id)

DELEGASI.COM, KUPANG – Otoritas Jasa Keuangan atau OJK Provinsi NTT menilai, Bank NTT mempunyai ketahanan modal menghadapi guncangan ekonomi di tahun 2023.

Kepala OJK NTT, Japarmen Manalu, menyampaikan ini saat membuka Dedikasi Awards Bank NTT 2022 di Garden and Pool Naka Hotel Kupang, Jumat (4/11/2022), malam.

“Saya simpulkan bahwa Bank NTT masih memiliki ketahanan permodalan yang baik untuk mengarungi tahun 2023 dengan optimisme yang tinggi,” ungkap Japarmen.

Namun Ia mengingatkan adanya tantangan besar dan yang sangat berat ke depan sehingga perlu tanggung jawab dan peran aktif dari seluruh elemen yang ada di Bank NTT.

Selain itu menurutnya efisiensi adalah salah satu strategi yang tepat saat ini dalam menjaga

stabilitas permodalan dan rentabilitas bank ini.

Sebelumnya ia menjelaskan kondisi ekonomi global ini antara lain adalah perlambatan ekonomi dan inflasi akibat krisis energi dan krisis pangan yang merupakan imbas dari perang Rusia dan Ukraina.

Saat ini Bank Indonesia juga telah menaikkan BI Rate dari 3,50 persen di bulan Juli 2022 menjadi 4,75 persen di bulan September 2022.

Dengan kondisi seperti itu, kata dia, kenaikan suku bunga di perbankan dalam beberapa bulan ke depan adalah sebuah keniscayaan.

“Bank akan menghadapi kenaikan biaya bunga dana pihak ketiga dan sebaliknya bagi masyarakat akan terkena imbasnya berupa kenaikan suku bunga kredit,” jelasnya.

Ia menyebut Bank NTT sebagai bank daerah memiliki segmentasi kredit 70 persen di kredit pegawai

dan aktivitas bisnis yang belum terekspos risiko nilai tukar. Hal ini tentu krisis ekonomi global tersebut tidak secara langsung berdampak terhadap bisnis bank.

“Namun demikian, jajaran Bank NTT tetap harus waspada dengan potensi kelesuan ekonomi dan penurunan daya beli masyarakat,” tambah dia.

Pada kesempatan itu juga ia menyampaikan kinerja Bank NTT sampai dengan Triwulan III 2022 yaitu secara year to date untuk pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) sebesar 8,38 persen, pertumbuhan kredit sebesar 3,42 persen, pertumbuhan total aset 8,81 persen.

Sementara secara year on year (yoy) pertumbuhan total aset sebesar 0,56 persen, pertumbuhan

DPK 3,58 persen dan pertumbuhan kredit 3,39 persen.

“Ini masih di bawah pertumbuhan kredit perbankan di

regional NTT maupun nasional,” ungkap dia.

Pada Triwulan IV 2022 diharapkan capaian ini bisa lebih baik karena adanya upaya-upaya yang telah dilakukan oleh Bank NTT selama ini.

//delegasi(*/tim)

Komentar ANDA?

  • Bagikan