DELEGASI.COM, KUPANG – Anggota DPR RI, Julie Sutrisno Laiskodat berjanji akan membangun kolam renang yang memiliki fasilitas standar, sebagai bentuk dukungan untuk meningkatkan prestasi atlet renang di Kabupaten Rote Ndao, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Hal itu dilakukan wanita yang akrab disapa Nunda Julie ini karena melihat langsung talenta atlet renang Rote Ndao, yang berhasil menyabet dua medali dalam lomba yang digelar di Pitoby Sport Center, Kamis 17 November 2022.
Janji Bunda Julie, yang juga Ketua Dekranasda NTT itu menyusul keluhan Pelatih Renang Rote Ndao Yulius Serang yang tidak memiliki fasilitas memadai di wilayahnya.
Yulius mengharapkan adanya fasilitas latihan yang memadai, khususnya di cabang olahraga (cabor) renang di Kabupaten Rote Ndao.
Menurut Yulius, pihaknya selama ini terpaksa menggelar latihan persiapan menuju Porprov NTT 2022 di embung atau penampung air, karena tidak memiliki fasilitas latihan seperti kolam renang.
“Kami selama ini latihan hanya di penampung air. Meski dengan fasilitas seadanya, kami bisa juara karena kreasi dari pelatih,” ungkap Yulius kepada awak media.
Dia menjelaskan, strategi utama yang diterapkan kepada para atlet adalah pengenalan, latihan pernapasan, gaya dan latihan fisik yang dilakukan sejak bulan Maret 2022 lalu.
“Latihannya sejak bulan tiga, paling lama 2 jam. Harapan kedepan, kami minta bunda Julie untuk membantu satu kolam renang di Rote Ndao,” ungkapnya.
Sementara untuk Pemda Rote Ndao, Yulius berharap agar tetap memberikan dukungan, agar para atlet cabang olahraga renang bisa masuk Pekan Olahraga Nasional (PON) 2024 dan 2028 nanti.
Julie Sutrisno Laiskodat, mengaku siap untuk membangun kolam renang di Rote Ndao, untuk mematangkan persiapan para atlet dalam menghadapi PON 2024 dan 2028 nanti di Provinsi NTT.
Baca Juga:
Kecewa Tak Kunjung Diperbaiki, Warga Perbatasan Manggarai Mabar Tanam Pisang di Badan Jalan Provinsi
Kantor Bahasa NTT Gelar Festival Tunas Bahasa Ibu Bahasa Abui Alor
“Saya punya banyak kawan di Komisi X DPR RI. Jadi kalau ada kesulitan, nanti disampaikan, supaya saya bisa bantu adakan alat-alatnya,” ungkap bunda Julie.
Menurutnya, di setiap kabupaten yang tersebar di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) wajib disiapkan fasilitas olahraga yang memadai, sehingga para atlet bisa berprestasi di ajang yang diikuti.
“Paling tidak di semua kabupaten itu harus disiapkan fasilitas memadai. Karena selama ini hanya Kota Kupang saja yang juara. Padahal banyak sekali potensi kita yang ada di setiap daerah. Jadi tinggal kita menyiapkan fasilitas saja,” terangnya.
Bunda Julie berharap agar para atlet dari Rote Ndao tetap semangat dan bisa terpilih untuk bertanding di event akbar Pekan Olahraga Nasional (PON) nanti.
Dorong Ptestasi PRSI
Ketua Pangda Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PRSI), Bobby Pitoby, mendukung pembangunan fasilitas olahraga khususnya renang di setiap kabupaten di NTT.
“Karena memang fasilitas olahraga di kabupaten-kabupaten itu masih sangat minim. Khususnya olahraga renang,” ungkap Bobby Pitoby.
Menurut Bobby, renang memang membutuhkan kolam, tetapi NTT memiliki lautan yang begitu besar. Selain itu olahraga renang memiliki nama lain yakni Open Water Swimming (OWS), yang pernah dilombakan pada Pra PON lalu.
“Kalau OWS tidak menjadi kendala, karena NTT memiliki lautan yang besar. Kalau kita fokus ke OWS, maka akan menentukan kemampuan atlet kita saat bekompetisi di kolam renang,” jelasnya.
Sebagai ketua PRSI, saat ini pihaknya sedang mendorong agar OWS bisa diterapkan dalam meningkatkan kemampuan atlet renang di NTT.
“Sekarang kita sedang mendorong, karena kemarin kita baru sekali lakukan OWS di Pra PON dengan jarak 1.500 meter. Nanti kita bisa buat OWS dari Kupang-Semau,” terangnya.
“Kita akan buat kompetisi seperti itu, karena modal lautnya sudah ada. Ini yang kita butuhkan supaya atlet kita bisa berprestasi,” jelas Bobby menambahkan.
Ia menambahkan, PRSI sedang berupaya melakukan pelatihan untuk meningkatkan kemampuan para pelatih, juri maupun official di seluruh NTT.
“Sejauh ini kita baru lakukan pelatihan dua kali. Supaya mereka bisa melatih dan mendorong atlet memiliki performance yang jauh lebih bagus,” jelasnya.
“Karena, kadang anak-anak kita ini waktunya sudah bagus, tetapi gayanya masih campur aduk. Ini yang kita sedang dorong supaya merka bisa sesuai dengan aturan,” tandasnya.
//delegasi(Hermen Jawa)