DELEGASI.COM, KUPANG – Menteri Kesehatan (Menkes) RI, Budi Gunadi Sadikin meresmikan Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Ben Mboi Kupang, Kamis (22/12/2022).
Rumah sakit di atas lahan 35 ribu m2 atau 18 hektare ini dibangun dengan konsep gedung terbuka dan memperhatikan tata kota serta drainase yang terintegrasi dengan pengolahan limbah pabrik.
BACA JUGA: Kinerja Baik, Kejari Lembata Terima Dua Penghargaan
Proses pembangunan dilakukan selama 18 bulan dan selesai dalam waktu 24 bulan.
Terdapat 210 tempat tidur, 36 tempat tidur intensif, 12 ruang pinere, 5 kamar operasi dan 1 cath lab.
Sebanyak 166 SDM telah direkrut untuk bekerja di RS tersebut.
Mayoritas tenaga berasal dari kota Kupang, mulai dari dokter, perawat, bidan, teknisi dan petugas pengamanan. Semuanya orang asli daerah.
Dari 166 SDM tersebut, 121 pegawai di antaranya sudah magang di rumah sakit UPT Vertikal Kemenkes di Jakarta.
Selama satu bulan di unit layanan dan instalasi seperti rawat jalan, rawat inap, perawatan intensif, pelayanan penunjang medis, dan layanan penunjang non medis.
BACA JUGA: KPU Terima 24 Nama Balon DPD RI Dapil NTT
Tujuannya agar mereka mendapatkan pengalaman dari senior-seniornya di rumah sakit RSCM, RS Fatmawati, RS Karyadi, RS Jantung Harapan Kita dan sebagainya.
Adapun fasilitas penunjang yang akan siap dioperasikan yaitu laboratorium, radiologi termasuk beberapa peralatan canggih seperti CT Scan 128 slice, dan fluoroskopi.
Rencananya tahun depan fasilitas rumah sakit tersebut akan dilengkapi sesuai dengan rujukan tipe A, termasuk dalam hal ini alat radioterapi dan MRA
Pada kesempatan tersebut, Menkes Budi mengatakan rumah sakit Ben Mboi secara bertahap akan menjadi rumah sakit tipe A.
Menkes Budi menyampaikan bahwa nantinya akan ada 3 tugas yang ia berikan;
Pertama, adalah layanannya harus layanan yang paripurna, layanan yang terbaik bukan hanya medisnya tapi non medisnya juga. Tidak boleh tempat parkirnya berantakan, harus rapi, taman-tamannya harus bagus.
“Pasien yang ke rumah sakit harus merasa seperti ke mall, layanan medisnya harus bagus, masyarakat harus mendapatkan layanan terbaik,” ujar Menkes Budi.
Kedua, harus bisa menjadi pusat pendidikan dan bekerja sama dengan fakultas kedokteran. Harus ada penelitian-penelitian yang keluar dari RSUP Ben Mboi terkait cara mengobati yang benar.
Ketiga, RS ini harus jadi pengampu seluruh rumah sakit di NTT. Semua rumah sakit di kabupaten/kota di NTT adalah tugas dari rumah sakit vertikal ini untuk meningkatkan pelayanan sehingga tidak lagi ada pasien berobat ke luar negeri.
“Harapan saya 2 sampai 3 tahun masyarakat sini berobat di sini tidak harus keluar negeri bahkan orang luar negeri yang berobat ke sini,” tutur Menkes Budi.
Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan dr. Azhar Jaya, SKM., MARS mengatakan terdapat tenaga spesialis tamu sebanyak 11 orang yakni spesialis anak, anestesi, bedah umum, jiwa, mata, paru, anatomi, penyakit dalam, dan spesialis gigi periodonsia.
“Kami juga terus berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan, Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Provinsi NTT dalam pengurusan penerbitan surat izin praktek,” ucap dr Azhar.
Sementara itu, Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Melki Laka Lena berharap RSUP Ben Mboi dengan berbagai fungsi pelayanan kesehatannya, bisa menjadi rumah sakit pendidikan.
Selain itu, Melki Laka Lena juga berharap ke depannya RSUP Ben Mboi mampu menghasilkan dokter-dokter ahli di NTT.
“Ini pasti akan menjadi salah satu yang membantu kita untuk urusan dokter-dokter di NTT, termasuk juga pengembangan pusat ekonomi,” ucap Melki yang ikut hadir dalam peresmian RSUP Kupang ini.
//delegasi(*/tim)