Buruknya Infrastruktur Jalan di Manggarai Timur

  • Bagikan
JALAN RUSAK - Salah satu ruas jalan di Manggarai Timur //Foto: delegasi(Pieter Lisong)

DELEGASI.COM, BORONG – Sebuah studi hasil penelitian Yohana Gualberti Corlin dari Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang beberapa waktu lalu menunjukkan proses pembangunan infrastruktur jalan di Kabupaten Manggarai Timur masih buruk. Disimpulkan dalam penelitian itu, bahwa pembangunan infrastrukturnya belum merata, dan belum terealisasi dengan baik sesuai dengan tujuan/sasaran fisik pembangunan jalan.

BACA JUGA :

Meninggal di Balikpapan, Jasa Raharja NTT Serahkan Santunan. Ahli Waris Paulus Miki Turus di Matim

Suster Kongregasi DCPB Audiens dengan Gubernur Viktor Laiskodat

Hal tersebut dilihat dari kondisi fisik dari ruas jalan yang dibangun banyak mengalami kerusakan seperti jalan berlubang, berkerikil dan masih ada jalan tanah dan mengalami rusak berat.

Namun menurut hasil penelitian tersebut, kondisi ini disebabkan oleh beberapa hambatan yang dihadapi dalam proses pelaksanaan pembangunan yaitu kondisi geografis Manggarai Timur, terbatasnya sumber daya manusia dan sumber daya anggaran yang digunakan dalam proses pelaksanaan infrastruktur jalan.

BACA JUGA : 

Kominfo Aktifkan 53 BTS di Kabupaten Manggarai Timur

Ombudsman RI Audiens dengan Bupati Manggarai Timur

Buruknya infrastruktur jalan di Manggarai Timur sering dikeluhkan warga.

Bahkan beberapa warga Elar dan Elar Selatan mengatakan telah terjadi ketimpangan dalam pembangunan infrastruktur jalan di kabupaten ini.

Mereka juga menyebut Elar dan Elar Selatan sebagai anak tiri di Kabupaten Manggarai Timur.

Bupati Manggarai Timur, Agas Andreas, SH, M.Hum dalam kesempatan kunjungan ke Elar menampik adanya anak tiri dalam pelaksanaan pembangunan di Manggarai Timur.

Kebutuhan warga Elar sudah mulai terjawab dengan adanya pembangunan infrastruktur jalan hotmix.

Bupati Agas Andreas juga tidak ragu untuk mengakui bahwa pembangunan infrastruktur jalan di Manggarai Timur tidak berjalan sesuai dengan janji politiknya membangun jalan 10 kilometer setiap kecamatan.

Alasan sederhana yang dikemukakan adalah Covid 19 yang melanda dunia termasuk Manggarai Timur.

“Anggaran pembangunan tidak lagi diperuntukkan sebagaimana mestinya tetapi dialihkan untuk penanganan Covid 19. Pemerintah Pusat melakukan refocusing terhadap anggaran pembangunan tidak hanya untuk Manggarai Timur tetapi dilakukan secara nasional,” tutur Bupati Agas Andreas.

Tantangan memang tidak pernah lepas dalam setiap proses pembangunan. Tetapi sedianya kita tidak boleh terpasung dalam kepasrahan, apalagi bermandikan keputusasaan.

Dan tantangan terbesar yang dihadapi tahun 2023 kata Bupati Manggarai Timur adalah resesi.
Selain itu anggaran juga terbatas. Untuk itu dibutuhkan pemimpin dan pegawai yang memiliki sense of crisis.

“Dalam keterbatasan kita dituntut untuk lebih berinisiatif mencari cara dan terobosan yang efektif,” katanya.
Semua kegiatan dan rencana kerja kata politisi PAN tersebut harus berjalan. Harapannya rencana dan resolusi yang disusun untu tahun 2023 tidak hanya sekedar kata-kata indah, tetapi diikuti dengan aksi dan perjuangan tanpa menyerah, bagaimana pun kondisinya.

Percepatan pembangunan infrastruktur jalan tahun 2023 menjadi keharusan bagi pemerintah.

Selain untuk menjawab tuntutan warga masyarakat, juga untuk memperlancar pergerakan manusia dan barang.

Untuk itu kita mendorong pemerintah dan wakil rakyat di daerah ini mengalokasikan anggaran yang cukup untuk membiayai pembangunan infrastruktur jalan sehingga mimpi 10 kilometer setiap kecamatan terwujud.

Dengan infrastruktur jalan yang super bagus, pemerintah membantu mendorong pertumbuhan ekonomi warga masyarakatnya.

Infrastruktur jalan yang berkualitas akan membantu mempersingkat waktu tempuh warga masyarakat dalam bepergian.

Harapannya, tahun 2023 Pemerintah Kabupaten Manggarai Timur dapat menuntaskan pembangunan infrastruktur jalan yang masih tertunda pelaksanaannya, tanpa mengabaikan kualitas. Jalan yang berkualitas baik akan memacu pertumbuhan ekonomi masyarakat.

Diketahui, Infrastruktur jalan dapat diartikan sebagai capital stock dalam bentuk fisik yang merupakan faktor input dalam fungsi produksi, sehingga kenaikan dari infrastruktur jalan akan menaikkan output.

Dengan kenaikan output memberikan indikasi adanya kenaikan pendapatan dan pembangunan ekonomi suatu daerah terus meningkat.

Karena itu infrastruktur sebagaimana yang dikatakan Grigg, merupakan sistem fisik yang menyediakan transportasi, drainase, bangunan gedung dan fasilitas publik lainnya yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia baik kebutuhan sosial maupun kebutuhan ekonomi.

Peningkatan infrastruktur jalan pun menjadi sangat penting dalam menjaga asa urat nadi perekonomian suatu wilayah.

Dan jalan yang baik juga sangat berperan dalam mendukung pergerakan manusia dan turut berpengaruh pada kegiatan distribusi dan logistik.

Di titik ini, ketersediaan infrastruktur (jalan) bernilai penting karena berkorelasi dengan waktu tempuh dan ongkos distribusi yang menentukan kemajuan suatu daerah.
Jalan dengan kualitas baik, mempunyai peranan penting dalam pengembangan wilayah, yaitu untuk mengurangi disparitas/kesenjangan antar wilayah, pemerataan hasil-hasil pembangunan melalui distribusi barang/jasa, prasarana vital penunjang aktivitas masyarakat.

“Dengan semakin berkualitasnya infrastruktur jalan akan memberikan gambaran maju tidaknya suatu daerah,” kata Wakil Ketua DPRD Manggarai Timur, Damu Damian pada kesempatan diskusi dengan Delegasi Com, tahun 2022 yang lalu.

Namun yang menjadi catatan penting katanya, ketika infrastruktur jalan telah dihadirkan pemerintah, masyarakat juga bertanggung jawab dan berperan aktif dalam memelihara dan merawatnya.

Mengutip Sumaryanto Widayanti, semakin banyak pembangunan infrastruktur, seperti jalan, jembatan atau infrastruktur lainnya akan memungkinkan meningkatnya perekonomian suatu daerah.

Dan infrastruktur jalan tidak bisa dipungkiri menjadi salah satu faktor penunjang keberhasilan perekonomian suatu daerah.
Untuk itu kesadaran pembangunan infrastruktur harus ditanamkan oleh pejabat tingkat lokal seperti bupati dan juga wakil rakyat.

“Namun sayang, kenyataan di lapangan justru masih banyak infrastruktur di daerah terpencil kurang mendapat perhatian,” katanya.

//delegasi(Pieter Lisong)

Komentar ANDA?

  • Bagikan