Delegasi.com – Desa Fatelilo, Kecamatan Pantai Baru, Kabupaten Rote Ndao, tengah menghadapi kekeringan berkepanjangan yang berdampak pada ketersediaan air bersih bagi warganya. Dalam rangka mengatasi kondisi darurat ini, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Rote Ndao melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) segera mengambil tindakan dengan menyalurkan bantuan air bersih kepada warga yang terdampak.
Bantuan ini menjadi angin segar bagi masyarakat yang telah lama kesulitan memenuhi kebutuhan air untuk keperluan sehari-hari, seperti minum, mandi, dan memasak.
Penjabat (Pj) Bupati Rote Ndao, Oders Maks Sombu, menyatakan bahwa bantuan air bersih ini merupakan bagian dari komitmen Pemkab untuk meringankan beban warga yang terdampak kekeringan berkepanjangan. “Kami sangat memahami kondisi warga yang kesulitan, terutama dengan musim kemarau yang panjang tahun ini. Semoga bantuan ini bisa meringankan beban masyarakat,” kata Pj Bupati Oders Maks Sombu dalam keterangannya kepada media pada Sabtu, 12 Oktober 2024.
Musim kemarau ini telah menyebabkan sumur-sumur di Desa Fatelilo kering, sehingga masyarakat tidak memiliki akses yang cukup untuk mendapatkan air bersih.
Menanggapi situasi ini, Kepala BPBD Kabupaten Rote Ndao, James Nauk, menjelaskan bahwa berdasarkan instruksi Pj Bupati, BPBD telah menyalurkan air bersih sebanyak 24.000 liter bagi 151 kepala keluarga (KK) atau sekitar 575 jiwa di lima dusun yang terdampak langsung oleh kekeringan tersebut. Distribusi dilakukan dengan cermat untuk memastikan bahwa setiap warga mendapatkan akses air bersih sesuai dengan kebutuhan mereka.
Pj Kepala Desa Fatelilo, Erwin A.A Pethan, S.Pd, menyampaikan rasa syukur dan terima kasih yang mendalam kepada Pemkab Rote Ndao, terutama kepada Pj Bupati, atas bantuan air bersih yang sangat dibutuhkan oleh warga. “Bantuan air bersih ini sangat membantu kami. Warga yang sudah berhari-hari mengalami kesulitan air kini merasa sangat terbantu. Kami bersyukur dan berterima kasih atas perhatian pemerintah kabupaten, khususnya kepada Bapak Pj Bupati,” ungkapnya.
Distribusi air bersih ini berlangsung dengan lancar, dan warga turut aktif dalam proses penyaluran agar dapat dilakukan secara merata dan tepat sasaran. Pihak BPBD dan pemerintah desa memastikan bahwa distribusi berjalan adil dan sesuai kebutuhan.
Simon Bollu, salah satu warga Desa Fatelilo, berbagi pengalamannya sebelum menerima bantuan air bersih ini. “Kami harus berjalan hampir satu kilometer hanya untuk mendapatkan air, dan itupun hanya sedikit yang bisa kami bawa pulang. Dengan adanya bantuan ini, kami sangat bersyukur karena kebutuhan air kami untuk keluarga sudah terpenuhi,” ujar Simon dengan penuh syukur.
Meski bantuan air bersih ini memberi sedikit kelegaan, warga Desa Fatelilo tetap berharap pemerintah dapat memberikan solusi jangka panjang untuk masalah kekeringan yang terus berulang setiap tahunnya. Mereka mengusulkan agar Pemkab melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) segera membangun Sarana Prasarana Air Minum (SPAM) yang lebih permanen.
“Selain bantuan jangka pendek seperti distribusi air bersih ini, kami juga berharap adanya perhatian lebih untuk mencari solusi jangka panjang. Kami percaya bahwa kerja sama yang baik antara masyarakat dan pemerintah dapat membantu mengatasi masalah kekeringan ini secara permanen,” tambah Erwin.
Menanggapi harapan warga, Pj Bupati Oders Maks Sombu menyatakan bahwa Pemkab Rote Ndao sedang menyusun program-program jangka panjang untuk mengatasi masalah kekeringan di daerah-daerah yang rawan seperti Desa Fatelilo. “Kami sedang mengkaji berbagai opsi, termasuk pembangunan sistem pengelolaan air yang lebih efisien, agar desa-desa seperti Fatelilo tidak lagi kesulitan air setiap kali musim kemarau tiba,” jelasnya.
Penyaluran air bersih ini menunjukkan kepedulian Pemkab Rote Ndao terhadap kondisi warganya yang terdampak bencana kekeringan. Langkah cepat pemerintah dalam menangani krisis ini disambut dengan rasa syukur oleh masyarakat. Meskipun tantangan masih ada, warga Desa Fatelilo tetap optimis bahwa akan ada solusi yang lebih baik dan berkelanjutan di masa depan untuk mengatasi masalah kekeringan di desa mereka.