Kupang, Delegasi.Com– Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menggunakan dua mekanisme dalam menetapkan bakal calon (Balon) gubernur 2018 mendatang yang banyak diketahui publik. Saat ini PDIP belum membuat keputusan soal balon gubernur yang diusung.
“Dua mekanisme yang dipakai partai lambang banteng mulut putih ini yakni pendaftaran dan aspirasi internal,” kata Wakil Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PDIP NTT, Niko Frans di Kupang, Rabu (8/11).
Niko menjelaskan, dua mekanisme ini memiliki kekuatan yang sama bagi partai untuk membuat keputusan penetapan balon gubernur. Ada yang bisa menggunakan dua mekanisme itu sekaligus, tapi ada yang pakai salah satu di antaranya. Selain itu, ada nama lain yang baru muncul pada tahapan pendaftaran.
Lebih lanjut ia menyampaikan, pada forum rapat kerja daerah (Rakerda) PDIP NTT beberapa waktu lalu, ada sejumlah nama yang teraspirasi menjadi balon gubernur. Dari sejumlah nama yang ada, sebagiannya juga menggunakan mekanisme pendaftaran, seperti Kristo Blasin, Raymundus Sau Fernandes, dan Daniel Tagu Dedo.
Sedangkan yang teraspirasi tapi tidak mendaftar antara lain, Lusia Adinda Dua Nurak, Andre Hugo Pareira, Nelson Matara, dan Gusti Demon Beribe. Dari semua nama yang teraspirasi itu, hanya Adinda Dua Nurak yang belum menyatakan sikap, apakah menerima atau tidak dengan aspirasi internal partai itu.
“Kami minta Lusia Adinda Dua Nurak untuk menyatakan sikap menyikapi aspirasi internal itu, karena bukan mencalonkan diri pada tahapan pendaftaran. Lusia juga memiliki hak politik yang sama, jangan terlalu terbebani dan ragu dengan posisi suaminya yang saat ini menjabat sebagai gubernur NTT,” kata Niko.
Ia beragumen, sikap Lusia Adinda Dua Nurak sangat diperlukan sehingga DPD sangat leluasa memberi argumentasi saat pertemuan bersama dengan DPP. Dengan demikian, partai dapat memutuskan figur mana yang dinilai laik untuk diusung. Apalagi semua tahapan dan mekanisme telah dijalankan, tinggal menunggu keputusan DPP.
“Dikuatirkan ada kejutan yang dibuat DPP dalam menetapkan balon gubernur, dimana menggunakan mekanisme aspirasi iinternal yang tidak banyak diketahui publik. Syukurlah kalau kejutan itu tidak menyebut nama Lusia Adinda Dua Nurak,” tandas Niko.
Wakil Ketua DPD PDIP NTT, Gusti Beribe mengakui, memang masyarakat saat ini lagi bingung karena PDIP belum membuat keputusan soal figur balon gubernur yang diusung. Memang ini ada kerumitan tersendiri. Namun semua partai politik (Parpol) yang telah mengelompokkan diri, tapi juga masih dalam bentuk wacana karena belum ada sikap politik partai yang final. Sehingga desakan ke PDIP untuk segera umumkan balon gubernur yang diusung, sangat tidak wajar, apalagi pendaftaran pasangan balon gubernur ke KPU pada Januari 2018.
“PDIP tidak terburu- buru membuat keputusan, karena pilgubtapi memilih pemimpin yang mampu melahirkan kebijakan dan program yang berpihak pada rakyat,” terang Gusti.
Ketua Fraksi DPRD PDIP NTT ini mengatakan, bagi PDIP, figur yang diusung adalah yang punya tarik pikir dan semangat yang selaras dengan 10 tahun kepemimpinan Gubernur Frans Lebu Raya. Selain itu, diharapkan agar balon yang diusung bisa menjaga dan menjalankan kebijakan yang populis, menjamin keadilan sosial, dan terjadi pemerataan pembangunan di semua wilayah. Saat ini semua wilayah merasakan ada sentuhan kebijakan dan program pemerintah.
Menyinggung siapa yang akan diusung, Gusti menegaskan, sepenuhnya diserahkan kepada struktur partai yang berwewenang. Sebagai petugas partai di dewan, hanya sebatas menjaring aspirasi masyarakat. Keputusan ada di tangan DPP termasuk kapan mengumumkan figur yang diusung.//Delegasi (egy)