Saat ini, kata dia, pemerintah daerah sedang mempersiapkan kelengkapan dokumen teknis sebagai persyaratan untuk diajukan ke pemerintah pusat.
“Ada syarat dokumen yang meski harus dipenuhi sehingga selanjutnya tinggal menunggu kucuran anggaran dari pusat. Dalam waktu tidak terlalu lama kami selesaikan ini,” katanya.
Menurut Rihi Heke, pembangunan bandara baru merupakan kebutuhan yang penting bagi pemerintah dan masyarakat setempat untuk memperlancar transportasi dan konektivitas dengan daerah lainnya.
Saat ini, lanjutnya, kondisi Bandara Terdamu yang beroperasi dengan panjang landasan sekitar 900 meter sudah tidak memungkinkan lagi dikembangkan.
“Bandara yang sekarang sulit diperluas lagi karena sudah ada perumahan di sekitar sana. Layanan penerbangan setiap hari dari dan menuju Pulau Sabu saat ini hanya dilayani pesawat kecil yaitu Susi Air, ” katanya.
Ia menjelaskan transportasi yang diandalkan untuk menjangkau Pulau Sabu yakni menggunakan kapal penyeberangan laut.
Namun, bentangan laut yang luas membuat layanan penyeberangan kapal sering terkendala cuaca buruk.”Seperti baru-baru ini cuaca buruk berjalan cukup lama sehingga layanan penyeberangan juga sulit sekali,” katanya.
Rihi Heke mengemukakan perlunya dukungan transportasi udara yang memadai melalui pengembangan bandara baru sehingga banyak maskapai bisa melayani daerah setempat.
“Bandara baru yang disiapkan ini juga memungkinkan nantinya disinggahi pesawat berbadan lebar sehingga arus transportasi menjadi lebih terbuka. Selain itu, tentu untuk memperlancar kunjungan wisatawan ke daerah kami,” demikian Nikodemus Rihi Heke.//delegasi(antara/ger)