Kupang, Delegasi.com – NTT merupakan satu-satunya propinsi di Indonesia yang menjadi model pembangunan berbasis desa oleh UNDP di tingkat dunia. Demikian dikatakan Kepala Bappeda NTT, Wayan Dharmawa kepada suaraflobamora di ruang kerjanya, Selasa (7/12/16).
Menurut Wayan, apresiasi UNDP sebagai lembaga internasional terhadap model pembangunan berbasis/desa tersebut dibuktikan dengan mengundang Pemerintah Provinsi NTT sebagai pembicara di pertemuan-pertemuan internasional yang membahas tentang model pembangunan berbasis desa.
“Beberapa waktu lalu saya diundang khusus oleh UNDP ke Bangkaok (perayaan 50 tahun UNDP, red) untuk menyampaikan model pembangunan berbasis desa yang kita lakukan di NTT. Ini bukti apresiasi dan penghargaan UNDP sebagai lembaga internasional terhadap model pembangunan berbasis desa yang telah kita rintis selama ini,” ujar Wayan.
Tidak hanya itu, pada November 2016 lalu, Pemerintah Provinsi NTT juga diundang ke Maroko untuk berpartisipasi dalam pertemuan mengenai Perubahan Iklim Global di Marokes, Maroko. “NTT merupakan provinsi yang mempelopori kebijakan pembangunan berbasis desa/kelurahan yang holistik, integrative termasuk juga mendukung adaptasi perubahan iklim. NTT menjadi satu-satunya provinsi di Indonesia yang diundang sebagai delegasi. Sebagai daerah yang mempelopori kebijakan adaptasi perubahan iklim melalui pembangunan desa/kelurahan,” jelas Wayan.
Menurut Wayan, saat ini Pemerintah NTT sedang menjajaki perluasan kerjasama lebih lanjut dengan UNDP. “Jadi atas dasar itu saya memberikan apresiasi khusus kepada semua elemen yang terlibat dari tingkat provinsi, kabupaten hingga pemerintah desa/keluruah atas apa yang telah kita capai bersama dalam pengelolaan Desa Mandiri Anggurmerah,” ujarnya.
Saat ini, kata Wayan, sedang di jajaki kerjsasama dengan UNDP dan Bank Dunia untuk pengembangan lanjutan dari program Desa Mandiri Anggur Merah. “Sebagai refeleksi keberhasilan program ini, UNDP mendorong perbaikan model melalui system yang kita kembangkan yaitu di kabupaten Sabu Raijua, Kabupaten Manggarai dan Kabupaten Sumba Timur. Dan hasilnya cukup bagus. Yang dibuktikan dengan akan dikembangkannya program baru di wilayah Flores dan kabupaten lain dengan basis perkebunan,” ungkapnya.
Wayan berharap adanya dukungan pembangunan yang lebih optimal bagi kelanjutan program Desa Mandiri Anggurmerah dari berbagai pihak terkait.” Alangkah baiknya jika kabupaten/kota juga melakukan yang sama. Saya kira beberapa bupati terpilih yang lalu juga berkomitmen untuk melakukan pembangunan berbasis desa/kelurahan,” ujarnya.
Ia menghimbau agar pemerintah kabupaten/kota yang terpilih dalam Pemilu 2017 nanti, juga punya komitmen untuk melanjutkan program pembangunan berbasis desa/kelurahan yang telah direkomendasikan UNDP sebagai salah satu program yang cukup sukses untuk mendorong peningkatan kapasitas ekonomi masyarakat. “Kita berharap, ke depan, makin banyak pemerintah kabupaten/kota mendorong pembangunan dengan dengan pendekatan berbasis desa/kelurahan,” harap Wayan.//delegasi.(egi/ian)