IMF Pangkas Proyek Pertumbuhan Ekonomi Global

  • Bagikan
Dana Moneter Internasional (IMF)memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global menjadi 3,7 persen pada 2018 dan 2019. //foto: Reuters

Dalam revisi laporan Prospek Ekonomi Dunia ‘World Economic Outlook’  seperti dikutip CNN disebutkan, pemicu utama berasal dari ketegangan kebijakan perdagangan dan pengenaan tarif impor, sementara pasar di negara berkembang berjuang dengan kondisi keuangan dan arus modal keluar yang lebih ketat.

Dikutip dari Reuters, IMF memandang ledakan pertumbuhan yang kuat karena pemotongan pajak Amerika Serikat (AS) dan permintaan untuk impor kini mulai berkurang.

 

Penurunan prediksi itu mencerminkan gabungan berbagai faktor, termasuk pengenaan tarif impor antara AS dan China, dan kinerja ekonomi yang lebih rendah di negara-negara zona Eropa, Jepang dan Inggris. Selain itu, suku bunga yang tinggi menekan beberapa pasar negara berkembang dengan arus modal keluar, terutama Argentina, Brasil, Turki dan Afrika Selatan.

“Pertumbuhan AS akan menurun setelah bagian stimulus fiskal mengalami kemunduran. Terlepas dari momentum permintaan saat ini, kami telah menurunkan perkiraan pertumbuhan AS pada 2019 kami tarif yang diberlakukan pada berbagai impor dari China dan pembalasannya,” kata Kepala Ekonom IMF Maurice Obstfeld di Nusa Dua, Bali, Selasa (9/10/2018).

Dengan banyaknya dampak perang tarif AS-China tahun depan, IMF juga memangkas proyeksi pertumbuhan AS pada 2019 menjadi 2,5 persen dari sebelumnya 2,7 persen. Sementara itu, pertumbuhan China pada tahun yang sama menjadi 6,2 persen dari semula 6,4 persen. Sepanjang 2018, proyeksi pertumbuhan ekonomi kedua negara tidak berubah yakni, 2,9 persen untuk AS dan 6,6 persen untuk China.

 

Di zona Eropa, Lembaga keuangan independen itu memotong proyeksi pertumbuhan menjadi 2,0 persen dari sebelumnya. Ekonomi Jerman dianggap sangat terpukul oleh penurunan kinerja manufaktur dan volume perdagangan.

Obstfeld mengatakan IMF tidak melihat penarikan dana besar-besaran dari pasar negara berkembang, atau penurunan ekonomi yang menyebar ke negara yang memiliki ekonomi lebih kuat, seperti di Asia dan beberapa negara pengekspor minyak.

“Tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa kerentanan terhadap guncangan global telah meningkat. Setiap pembalikan tajam untuk pasar keuangan negara berkembang akan menjadi ancaman signifikan bagi negara maju,” kata Obstfeld.

IMF mengatakan keseimbangan risiko mengarah negatif, dengan kondisi keuangan akan semakin ketat karena tingkat suku bunga kembali normal. Hal itu dinilai akan melukai pasar negara berkembang, terutama saat pertumbuhan permintaan mulai melambat.

 

Ketegangan perdagangan di AS diperkirakan akan terus berlanjut, meskipun para pejabat IMF memandang perjanjian perdagangan antara AS dengan Meksiko dan Kanada sebagai tanda positif. //delegasi(CNN/hermen) 

Komentar ANDA?

  • Bagikan