Kupang, Delegasi.com – Tiga dari empat perempuan muda asal Nusa Tenggara Timur berhasil lolos dari sebuah penampungan yang ingin menjadikan mereka PSK (Pekerja Seks Komersial).
Ketiga korban mengaku sempat dipaksa meminum obat anti hamil selama berada di penampungan yang berada di Kota Medan.
Bagaimana para korban bisa terjebak dan akhirnya berhasil lolos dari jebakan para pelaku? Ini faktanya yang dirilis kompas.com.
1. Tergiur bekerja di Malaysia dengan gaji tinggi
Tiga perempuan muda berinisial FS asal Kecamatan Amanuban Timur, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS); LS asal Kabupaten Kupang, dan; SA asal Kabupaten Malaka, termakan bujuk rayu salah satu pelaku, PT, untuk menjadi TKW di Malaysia dengan gaji tinggi.
Tanpa ada prasangka buruk, ketiga perempuan tersebut segera memenuhi dan mengikuti segala arahan PT, termasuk saat diserahkan PT ke DS.
DS lalu membawa ketiga korban ke Medan dan tinggal di sebuah rumah penampungan.
“Korban direkrut PT dan dibawa ke DS. DS berperan mengantar korban yang selanjutnya diberangkatkan ke Medan melalui bandara El Tari Kupang,” kata Iptu jamari, Kasat Reskrim Timor Tengah Selatan, NTT, Kamis (11/10/2018).
2. Berhasil lolos, para korban sempat berlindung di gereja
Setelah melihat ada kesempatan lolos, FS, LS dan SA, berusaha sekuat tenaga untuk melarikan diri dari tempat penampungan mereka di Kota Medan.
Setelah berlari dengan rasa ketakutan, ketiganya memilih untuk bersembunyi di sebuah gereja yang mereka temui saat melarikan diri.
Saat itulah, pengurus gereka menghubungi salah satu biarawati Katolik dan menceritakan nasib ketiga perempuan muda asal NTT.
Setelah dijemput oleh biarawati bernama Suster Laurentina, ketiga perempuan tersebut dibawa ke tempat yang lebih aman.
Wakil Wakil Gubernur NTT Josef Nae Soi, mengatakan, Suster Laurentina menghubungi dirinya dan menceritakan kondisi ketiga warganya tersebut.
“Kami berterima kasih kepada Suster Laurentina yang telah menginformasikan kepada saya dan Pak Viktor Laiskodat (gubernur NTT), bahwa ada calon TKW yang berhasil kabur dari penampungan,” ucap Josef.
Josef pun segera terbang ke Medan untuk menjemput ketiga perempuan tersebut.
3. Sempat dicekoki pil anti hamil saat disekap
“Saat berada di Medan, mereka tinggal di sebuah rumah penampungan yang tidak diketahui tiga orang calon TKW ini,” kata Josef kepada sejumlah wartawan, Rabu (10/10/2018).
“Mereka sudah seminggu berada di Medan dan lebih celakanya lagi, mereka mulai dirayu dan bahkan dikasih pil anti hamil, sehingga mereka takut,” tambahnya.
Menurut Josef, jika sudah diberi pil anti hamil, pasti akan dijadikan pekerja seks komersil. Mereka ini adalah gadis yang lugu.
Untuk mencegah kejadian serupa, Josef meminta polisi melacak pelaku yang mengirim tiga calon TKW ini.
“Saya dan Pak Viktor (Gubernur NTT Viktor Laiskodat) tak henti-hentinya akan bekerja sama dengan kepolisian dan Migran Care untuk menyelesaikan persoalan ini,” imbuhnya.
Pihaknya juga akan melakukan moratorium pengiriman tenaga kerja ke luar negeri supaya persoalan ini bisa dibenahi bersama.
4. Polisi ringkus dua pelaku, satu korban masih dilacak
Saat berada di Bandara El Tari Kupang, wakil gubernur NTT, menjelaskan, korban sebetulnya ada empat orang, namun baru tiga yang berhasil ditemukan.
“Mereka sebenarnya ada empat orang. Hanya tiga yang diketahui, sedangkan satunya lagi masih dilacak,” kata Josef.
Sementara itu, pihak kepolisian telah menangkap dua pelaku terkait kasus perdagangan manusia tersebut.
“Dua pelaku yang kami tangkap berinisial DS dan PT. Kedua pelaku ditangkap di Oesao, Kabupaten Kupang,” kata Kasatreskrim TTS, Ipti Jamari, Kamis (11/10/2018).
Kasus tersebut masih terus didalami oleh polisi. //delegasi(Kompas.com/ger)