Kupang, delegasi.com –Rektor Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang, Nusa Tenggara Timur Fredrik Benu ancam memecat dosen dan mahasiswa di universitas tersebut yang diketahui pengurus ormas Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) yang sudah dibubarkan pemerintah.
“Kalau tidak mau menerima perbedaan, keluar saja dari kampus, keluar dari negara ini,” kata Frederik saat menyampaikan sambutan pada Upacara Peringatan HUT Kemerdekaan RI ke-72 di Kupang, Kamis (17/8).
Dirilis lintasntt.com, Benu menyebutkan dosen dan mahasiswa yang terlibat pengurus HTI tersebut kurang dari lima orang, dari total mahaiswa Undana sebanyak 28.000 orang. Keberadaan pengurus organisasi radikal di Undana ternyata sudah diketahui Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir.
“Saya dipanggil menteri dan menyebukan jika ada kampus ditemukan paham radikal, rektornya akan dipecat,” ujarnya.
Setelah kembali, ia kemudian memanggil nama-nama dosen dan mahasiswa yang masuk daftar pengurus HTI tersebut. Mereka ditanyakan mengenai komitmennya terhadap Pancasila dan NKRI. “Mereka kemudian bersedia menandatangani pernyataan bermaterai bahwa tetap setia terhadap Pancasila dan NKRI,” tandasnya.
Guru Besar Ekonomi Pertanian Undana tersebut mengatakan penganut paham radikal tidak diperbolehkan masuk kampus. Jika tetap tidak bersedia menerima perbedaan seperti di Undana, Dia mempersilahkan mereka meninggalkan kampus. Undana memiliki puluhan ribu mahasiswa berasal dari berbagai daerah di Tanah Air.
“Kita tidak bisa hidup satu warna. Kita bisa sejuk kalau warnanya pelangi, dan persatuan dan kesatuan itu kita tunjukkan dengan berbagai warna,” ujarnya.//delegasi(mi/ln)