DELEGASI.COM, KUPANG – Aktivis Perempuan NTT saat ini masih melakukan konsolidasi dengan Aliansi Peduli Kemanusiaan terkait aksi damai berikut dengan membawa bra ke Polda NTT.
Hal ini disampaikan salah satu Aktivitas Perempuan, Yaherlof Foeh, Jumat 21 Januari 2022 yang dilansir Pos Kupang.com.
Menurut Yaherlof, dalam aksi-aksi sebelumnya Aliansi Peduli Kemanusiaan sudah menyampaikan persoalan perbedaan tali bra dan tali tas.
BACA JUGA: Warga Temukan Bayi Perempuan di Kebun Jagung Liliba Kota Kupang
“Kita ingin supaya perbedaan ini ada kejelasan sehingga saat ini kami masih konsolidasi dengan Aliansi Peduli Kemanusiaan agar dalam aksi berikut di Polda NTT, kami membawa dan memakai bra,” kata Yaherlof.
Dijelaskan, aktivis perempuan melihat penanganan kasus pembunuhan Astri dan Lael masih menjadi tanda tanya publik. Hal itu, lanjutnya terlihat pada pra rekonstruksi, rekonstruksi maupun hasil autopsi.
“Bahkan, soal masalah tali bra dan tali tas ini juga jadi sorotan. Jadi memang kami akan membawa bra dalam aksi damai,” katanya.
Ditanyai, soal etika ketika membawa dan memakai bra di publik, Yaherlof mengatakan,tentu mereka juga akan mempertimbangkan dan melihat dari sisi UU Pornografi dan sisi etika.
BACA JUGA: Kuasa Hukum: Rekonstruksi Polda NTT Dinilai Janggal Terhadap Kasus Pembunuhan Astri dan Lael
“Kita juga melihat dari sisi UU pornografi dan sisi moral maupun etika sehingga saat aksi di Polda NTT nanti kami pakai baju kemudian ada juga bra yang akan kami tunjukkan. Ini bukti ketidakpuasan kami aktivis perempuan terhadap Polisi,” katanya.
Dikatakan, tujuan menunjukkan bra kepada polisi di Polda NTT itu agar polisi bisa melihat jelas dan dapat membedakan tali bra dan tali tas.
Yaherlof mengatakan, aktivis perempuan juga terus mengawal kasus Astri dan Lael hingga tuntas dan keluarga korban mendapat keadilan.
//delegasi(*/hermen)