MAUMERE, DELEGASI. COM– Meningkatnya jumlah pasien yang terpapar Virus Covid 19 dalam wilayah Kabupaten Sikka membuat Pemerintah Kabupaten Sikka melalui Satuan Gugus Tugas telah mengambil berbagai kebijakan untuk memutuskan mata rantai penyebaran virus di kalangan masyarakat di antaranya pemberlakuan PPKM serta mewajibkan warga untuk menjalankan Protokoler Kesehatan (prokes) dalam kehidupan sehari-hari.
Namun, kebijakan ini sering juga dilanggar oleh warga sehingga terkadang tim dari Satgas Covid yang melakukan operasi pada siang maupun malam hari sering melakukan tindakan represif dengan memukul, menendang serta menyiksa warga masyarakat.
Melihat berbagai peristiwa yang terjadi beberapa waktu lalu, dimana terjadi aksi pemukulan terhadap warga di seputaran lingkar luar hingga korban mengalami luka serta pernyataan oknum anggota DPRD Sikka yang “melukai’ hati dan perasaan para Tenaga Kesehatan (Nakes) membuat tokoh masyarakat Kabupaten Sikka, Drs. Alexander Longginus angkat bicara.
Saat ditemui dikediamannya, Selasa,(13/07) Alex mengatakan, semestinya Pemerintah Kabupaten Sikka dalam hal ini Satuan Gugus Tugas tidak cukup dengan mengharuskan masyarakat melaksanakan Protokoler Kesehatan (Prokes) tetapi harus gencar melakukan edukasi kepada masyarakat tentang pola hidup sehat, sehingga tingkat kekebalan tubuh (imun) mereka dapat terjaga dengan baik.
” Virus ini merupakan penyakit yang benar-benar nyata. Tidak bisa dilihat tapi penyebarannya begitu cepat, sehingga tidak cukup dengan menerapkan prokes tapi harus gencar melakukan edukasi tentang pola hidup sehat kepada warga. Karena dengan membangun pola hidup sehat, seperti makan makanan bergizi, istirahat yang cukup, selalu berolah raga, membuat tingkat kekebalan (imun) tubuhnya bisa terjaga dengan baik, “ujar mantan Bupati Sikka tersebut.
Alex juga meminta tim Satgas Covid untuk menghentikan segala bentuk tindakan represif yang berlebihan dengan menendang, menyiksa dan memukul warga hingga luka memar dan beralih dengan membangun pendekatan humanis serta memberikan edukasi kepada warga.
Lebih lanjut dikatakan edukasi tentang pola hidup sehat itu sangat penting karena fakta yang ada saat ini, bahwa tidak hanya masyarakat yang belum paham tentang Covid 19 baik penyebaran maupun penanganannya , tetapi banyak pejabat didaerah yang juga tbelum paham, tapi mereka berbicara seolah-olah mereka itu tahu dan paham. Bicara sembarangan karena tidak punya pengetahuan tentang Covid
“Kita harus jujur mengatakan bahwa tidak hanya masyarakat kita yang sebagian besar belum paham tentang virus ini, tapi juga banyak pejabat kita yang tidak paham tapi berlaga sok tau. Bicara sembarangan kemana-mana akhirnya membuat masyarakat jadi bingung,” ujar Alex
Alex juga mengharapkan agar semua komponen didaerah termasuk para pejabat harus memberikan suport dan dukungan doa kepada para medis yang bekerja, bukan sebaliknya mengeluarkan pernyataan-pernyataan menduga seolah-olah mereka bekerja untuk mengejar insentif. Para Nakes itu merupakan garda terdepan, mereka memberikan pelayanan kemanusian dengan mempertaruhkan nyawa mereka. Mereka bekerja dibawah sumpah jabatan mereka.
“Seluruh komponen didaerah harus memberikan suport, dan dukungan doa bagi para tenaga kesehatan yang bekerja dengan tulus. Jangan kita malah mengeluarkan statemen-statemen tak berdasar dengan menduga bahwa mereka bekerja hanya untuk mengejar insentif. Mereka itu garda terdepan, bekerja dengan mempertaruhkan nyawa mereka. Dan setahu saya sudah setahun ini insentif yang merupakan hak mereka belum terbayar. Bayangkan saja kalau mereka bekerja hanya orientasi insentif maka ketika insentif meraka tidak dibayar, otomatis mereka pasti tinggalkan tugasnya, “ujarnya.
Untuk diketahui, hingga Kamis, 15 Juli 2021, berdasarkan data press rilis Provinsi NTT jumlah kasus positif Covid 19 di Kabupaten Sikka sebanyak 1,864 orang, Sembuh 1,440 orang, masih dirawat 414 orang dan yang meninggal 10 orang.
//www.delegasi.com (Lioduden)