Sosbud  

Anak Korban Kekerasan Seksual di P2TP2A NTT Butuh Psikolog Anak

Avatar photo
kasus
Kordinator P2TP2A NTT, Heny Markus, bersama pengurus P2TP2A NTT di sekretariatan, saat merayakan hut ke-70 P2TP2A NTT, tanggal 22 April 2017. //pos kupang

Kupang, Delegasi.com – Koordinator P2TP2A NTT, Henny Markus, berharap Pemerintah Propinsi NTT bisa memberikan tambahan tenaga psikologis, khususnya psikolog anak guna memperlancar tugas P2TP2A NTT dalam menangani perempuan dan anak korban kekerasan.

Hal ini diungkapkan Heny Markus kepada Pos Kupang, dalam perayaan HUT ke-70 P2TP2A NTT, di Kupang, tanggal 22 April 2017 lalu.

Henny mengatakan, terlepas dari keterbatasan P2TP2A selama ini, lembaga P2TP2A telah menjadi objek penelitian untuk menulis tema-tema kekerasan terhadap perempuan dan anak. “Kami juga selalu berjejaring dengan P2TP2A di Indonesia, sehingga ketika ada korban-korban di berbagai daerah di Indonesia kami langsung berkordinasi dengan teman-teman P2TP2A setempat,” kata Henny.

Henny mengatakan, sata ini mereka memiliki sekitar 2 tenaga psikolog namun mereka belum memiliki psikolog anak. Padahal psikologi anak itu sangat dibutuhkan untuk mendampingi anak-anak korban kekerasan.

90 anak jadi Korban Trafficking

Sejak tahun 2010 hingga tahun 2017 ini Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) NTT telah menangani sekitar 90-an perempuan dan anak korban trafficking di NTT.

Wakil Koordinator P2TP2A NTT, Fatima Daniel mengatakan, sebanyak 90-an perempuan dan anak korban trafficking di NTT itu sudah ditangani secara maksimal di shelter. Bahkan pihak P2TP2A NTT tidak saja hanya fokus pada pennaganan kasusnya, namun juga bagaimana memberikanpendpaingan psikologis, penyuluhan hukun terkait ketenagakerjaan hingga memberikan pelatihan kepada mereka.

“Di P2TP2A, kami berikan penyuluhan juga kepada mereka akan bahaya merantau tanpa surat resmi, kami berikan pemahaman kepada mereka. Sekitar 20-an orang sudah bekerja di beberapa rumah tangga di Kupang,” kata Fatima.

Hal senada disampaikan Tuti Parera, bahwa pendampingan kepada korban human trafficking itu meliputi pemberian pelatihan ketrampilan. Untuk itu pihak P2TP2A bekerjasama dengan pihak ketiga.

Diselamatkan

Selama beberapa tahun terakhir ini, Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) NTT telah berhasil menyelamatkan sejumlah anak-anak korban perampasan hak asuh. Mereka itu berhasil diambil dari berbagai tempat di NTT dan Indonesia.

Demikian diungapkamn pengurus P2TP2A NTT, Len Gah, kepada Pos Kupang, daam acara peringatan HUT ke 70 tahun P2TP2A di Kupang, tanggal 22 April 2017 lalu.

“Beberapa anak yang hak asuhnya bukan oleh orantua asuh, di Papua misalnya, kami kordinasi dengan pihak 2TP2A dan Polda disana dan akhirnya anak itu bisa dipulangkan ke orangtuanya yang berhak,” kata len Gah.

Begitupun dari di Kabupaten TTSm Ende, Manggarai. Ada juga yang dari Kota Surabaya, semua berhasil diambil dan dipulangkan ke orangtuanya yang berhak.//delegasi (pos kupang.com)

Komentar ANDA?