Kupang, Delegasi. Com – Anggota DPRD NTT Louise Lucky Taolin mendukung Gerakan Mahasiswa Peduli Lingkungan (GMPL) Kabupaten Malaka yang menolak perusahan tambak garam di wilayah itu.
Menurut Kim(Louise Lucky Taolin biasa disapa), kehadiran tambak garam justru mematikan ekonomi para petani yang terkena dampak kehadiran perusahan tambak garam tersebut.
“Saya sejak awal menolak kehadiran tambak garan di wilayah Malaka. Karena wilyah yang menjadi lokasi tambak garam itu adalah lahan potensial pengembangan pertanian dan perikanan,” tandas Kim kepada Delegasi.Com di Kupang, Jumat(1/3/2019).
Kim meminta Bupati Stef Bria Seran harus konsisten dengan program pembangunan yang ditawarkan saat kampanye pilkada dulu, dimana dalam visi dan misi program kerjanya, sektor pertanian (revolusi Pertanian) dan perikanan menjadi leading sektor dalam membangun ekonomi masyarakat Malaka.
Jika itu di belokan, itu salah besar. Apalagi disitu sudah ada tambak ikan milik warga. Dan Rakyat pantas menolak.
“Jelas, saya tolak, kehadiran tambak Garam di sana (Malaka). Sebab dulu saat kampenye Bria Seran fokus untuk kembangkan pertanian, dan perikanan demi memajukan ekonomi petani. Masa ada tambak ikan warga disitu dilenyapkan karena kehadiran investor tambak garam,” jelas anggota DPRD dari Fraksi Golkar itu.
Sebelumnya, Gerakan Mahasiswa Peduli Lingkungan (GMPL) bersama ratusan masyarakat pesisir berencana melakukan aksi demo di DPRD Kabupaten Malaka, Rabu(27/2/2019). Sayangnya, mereka tidak mendapat ijin dari aparat kepolisian setempat.
Tujuan unjuk rasa tersebut untuk menolak hadirnya perusahaan tambah garam yang dilakukan pemerintah dengan cara bekerja sama dengan PT. Inti Daya Kencana(IDK). Hal tersebut disampakan oleh koordinator aksi melalui sambung telepon gengamnya.
Korlap aksi menyampaikan rencana krdatangan mahasiswa bersama ratusan warga ke gedung DPRD guna mengajak wakil rakyat agar sama-sama menolak tambak garam.
Dia menuding tambak garam merusak lingkungan masyarakat. Wakil rakyat harus menolak tambak garam karena akan merusak lingkungan.
Masyarakat Malaka pada umumnya sudah sangat resah, sebab beberapa bulan terakhir ini kota Malaka makin panas dengan perubahan cuaca saat ini kami kwatir akan kekurangan curah hujan.
Bahkan saat ini masyarakat mulai resah karena pemerintah sudah mengizinkan PT.IDK sehingga pihak PT, telah membabat puluhan hektare pohon manggrove, tanpa melihat undang-undang perlindungan manggrove.
//delegasi(hermen)