KUPANG, Delegasi.Com – Politisi Muda Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Yohanes Fransiskus Lema mengapresiasi Polri dan TNI yang menjaga penyelenggaraan PilpresA dan Pileg. Sosok yang akrab disapa Ansi Lema ini mengatakan totalitas aparat TNI dan Polri membuat pelaksaan pesta demokrasi di Indonesia berjalan aman dan tertib.
”Pemilu tahun 2019 kemarin menjadi momentum perdana digelar secara bersamaan untuk memilih anggota DPR RI, DPR Provinsi dan DPR Kabupaten dan anggota DPD RI. dan pada saat yang sama juga masyarakat Indonesia memilih presiden dan wakil presiden. Hal ini bukan pekerjaan yang mudah. Kita harus memberi apresiasi terhadap berbagai pihak baik pelakasana pemilu dari berbagai level baik KPU dan Bawaslu serta aparat keamanan baik Kepolisian dan TNI” kata Sosok yang dikenal sebagai Juru Bicara Ahok pada Pilkada DKI ini.
Ansi yang merupakan calon anggota DPR RI terpilih ini mengatakan pelaksanan pilpres dan pileg bukan hal yang mudah. Tetapi dalam pelaksanaanya berlangsung dengan aman dan damai. Hal itu kata Ansi menunjukkan bahwa TNI dan Polri mampu untuk menjamin situasi keamanan dan menghadirkan perdamaian secara kondusif.
”Dan kita tahu pelaksanaan pemilu tahun 2019 kemarin sudah selesai dan berakhir dengan suasana penuh kedamaian. Hari ini kita tinggal menunggu waktu anggota DPR RI dilantik pada 1 Oktober nanti dan setelah itu akan ada pelantikan presiden dan wakil presiden pada tanggal 20 oktober 2019,” kata mantan Presenter TVRI ini.
Ia mengatakan masyarakat perlu mengapresiasi kerja hebat dari aparat TNI dan Polri. walaupun berhadapan dengan dinamikan dan perkembangan politik namun keamanan tetap terjaga secara kondusif.
Ia mengatakan menjelang pelantikan anggota DPR RI dan Presiden serta Wakil Presiden tensi politik di tanah air menunjukkan situasi kearah yang lebih baik. Hal ini dikarenakan partai partai politik sudah bisa menerima hasil pemilu.
”Sengketa-sengketa pemilu sudah diselesaikan di Mahkamah Konstitusi dan kita ketahui Mahkamah Konstitusi adalah benteng terakhir untuk menyelesaikan sengketa pemilu baik legislatif maupun eksekutif,” kata dia.
Ia juga mengapresiasi pihak Polda NTT dan pihak TNI pada 3 Matra di NTT yang berkontribusi menjaga suasana kamtibmas selama pileg dan pilpres.
”Kalau kita bicara NTT, NTT merupakan salah satu provinsi yang layak kita contohi dari aspek keamanannya. Karena kita ketahui pemilu legislatif dan pilpres bisa berjalan secara baik disana dan berbagai dinamika bisa diselesaikan secara damai,” katanya.
Dijelaskannya Indonesia seharusnya sudah beralih dari politik identitas yang mengeksploitasi sentimen SARA baik etnik dan politisasi agama. Ini tidak sehat bagi demokrasi. Demokrasi yang sehat adalah yang mengedepankan proses edukasi dan literasi dalam kontestasi elektoral.
”Kita tahu indonesia adalah sebuah negara yang multi kultur, multi agama. Ini harus dilihat sebagai sebuah kekayaan yang menjadi pendorong kemajuan indonesia. Jangan sampai kebinekaan ini dianggap sebagai beban. Oleh karena itu hari hari ini elemen masyarakat harus dewasa melihat kebinekaan dan pluraritas yang merekatkan bukan untuk merenggangkan”, kata Ansi.
Ansi juga menyentil soal berita hoax dan ujaran kebencian yang merajalela disosial media harus bisa dibasmi karena berpotensi memecah belah kerukunan yang ada ditengah-tengah masyarakat.
”Terhadap berita bohong atau hoax dan ujaran kebencian harus kita basmi. Sehingga kemudian berita bohong dan ujaran kebencian tidak secara masif mengisi ruang publik.inilah saatnya masyarakat harus bisa menyemai ide-ide bernas dan gagasan pluralis sehingga ruang publik diisi oleh pandangan-pandangan sejuk dan merekatkan keindonesian,” kata Ansi.
//delegasi(*)