Aplikasi B Pung Petani Wujud Kepedulian Bank NTT Terjadap Petani Bila Terjadi Krisis Pangan

Avatar photo

DELEGASI.COM, LEWOLEBA – Konflik antara negara-negara produsen pangan terbesar dunia berdampak pada stabilitas pangan internasional. Bila kondisi ini kian memburuk maka dipastikan berimbas bagi Indonesia. Itu berarti juga ancaman krisis pangan dan energi sudah berada di depan mata. Sehingga bagaimana upaya pemerintah untuk menyikapinya.

Demikian Gubernur NTT, VIKTOR Bungtilu Laiskodat, dalam Rapat Lengkap Pamong Praja Kabupaten Lembata di Olympic Resto Lewoleba, Jumat 09 September 2022.

Gubernur Viktor menyampaikan, bahwa sinyalemen krisis pangan dunia pada tahun 2023 mendatang, akan terjadi krisis pangan besar-besaran. Tidak terkecuali Indonesia.

“Saya perlu tegaskan bahwa saat ini pangan jadi unggulan. Karena tahun depan (2023, red) akan ada kelaparan yang luar biasa. Kita akan masuk dalam kondisi itu. Ada krisis pangan dan energi. Karena itu Presiden Jokoewi menjadikan NTT sebagai pilot project sorgum, kelor dan jagung,” tegas Viktor.

Pemerintah pusat sangat serius memperhatikan hal ini. Dengan menempuh langkah-langkah strategis guna mempersiapkan daerah-daerah potensial sebagai lumbung pangan.

Lagi-lagi Gubernur Viktor mengingatkan bahwa Presiden Joko Widodo sampai delapan kali menyebut NTT sebagai fokus garapan kedepan. Makanya Kadis Pertanian NTT tolong siapkan. Ada Bank NTT, masuk dalam ekosistem usaha. Tolong siapkan semuanya mulai dari bibit, pembiayaan oleh pihak bank NTT hingga pemupukan. Dan ada off taker yang mau ambil.

“Sudah delapan kali presiden omong kita. Kalau tidak jadi, malu kita. Sehebat apapun gubernur kalau kepala desanya malas, mau bagaimana,” ujar Viktor.

Menurut Orang Nomor Satu NTT ini bahwa Kepala desa adalah garda terdepan yang diandalkan dalam pengentasan masalah pangan.

Mengutip siaran pers Humas Bank NTT, para petinggi yang hadir pada kesempatan tersebut, diantranya anggota Fraksi Nasdem DPR RI, Ny. Julie Sutrisno Laiskodat, Penjabat Bupati Lembata, Marsianus Djawa, Wakil Ketua DPRD NTT, Chris Mboeik, dan sejumlah pimpinan OPD Provinsi NTT, Forkopimda Lembata, serta ratusan kepala desa se-Kabupaten Lembata.

Sementara hadir dari Bank NTT yakni Dirut Bank NTT, Harry Alexander Riwu Kaho, serta Komisaris Utama, Juvenile Jodjana.

Usai pertemuan dilanjutkan dengan sosialisasi aplikasi B Pung Petani yakni aplikasi yang disediakan oleh Bank NTT, untuk mempertemukan seluruh petani di Provinsi NTT.

Dalam sosialisasi yang berlangsung di tempat yang sama, hadir seluruh camat, kepala desa dan penyuluh pertanian se-Kabupaten Lembata.

Direktur Utama Bank NTT, Harry Alexander Riwu Kaho, Kepala Dins Pertanian NTT, Lucky Koli, kepala Biro Ekonomi Setda NTT, Dr. Lerry Yupidara dan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Lembata, Kanis Tuaq, tampil sebagai narasumber.

Dirut Alex saat itu mengatakan, strategi Bank NTT menghadirkan aplikasi B Pung Petani kedepan akan sangat membantu petani di seluruh NTT.

“Karena kita perlu punya data informasi yang benar mengenai potensi di masyarakat sehingga akan mudah mengontrol desa mana yang unggul di potensi apa. Begitu pula desa lainnya. Nah kelebihan bahan pangan di desa akan saling bertemu dan tercipta pasar yang layak dan pantas. Semua di aplikasi ini,” jelas Alex.

Dengan aplikasi ini, lanjut dia, petani akan merasakan manfaatnya yakni mereka tidak asal tanam melainkan akan menanam sesuai kebutuhan pasar. Lagipula kalender tanamnya pun akan ditata sehingga memberi jaminan kepada pasar. Sehingga bisa dipastikan tidak akan ada kekosongan pasokan di pasar.

“Karena itu kita bangun kerjasama antar daerah. Seluruh daerah akan bertemu dalam satu pasar. Akan ada perlindungan harga. Ada patokan harga minimum sehingga petani tidak dipersulit,” tandasnya.

Sementara Kadis Pertanian NTT, Lucky Frederich Koli menjelaskan, kembali mengulang penegasan Gubernur terkait kian bertambahnya negara-negara gagal di dunia serta ancaman krisis pangan dunia.

“Banyak negara penghasil pangan dunia sudah jadi negara gagal sehingga kita kekurangan suplay. Bahaya yang ada di depan kita perlu ambil langkah-langkah. Melatarbelakangi situasi ini maka Pemprov mempersiapkan pangan masa depan untuk masyarakat yakni kita gencar menanam jagung sorgum dan kelor,” kata Lucky.

Lucky menyebut, Lembata adalah daerah potensial karena memiliki lahan kering sehingga sangat tepat untuk ditanami jagung, sorgum dan kelor. Bagi petani yang sudah menanam jagung, harus mengontrolnya sehingga pada hari ke-80, daun yang berada di bawah tongkol dipangkas sehingga lahan di bawahnya ditanami sorgum.

“Supaya apa? Supaya kita tanam dua kali. Demikian juga kelor ditanam di pagar saat hujan. Dengan skema TJPS Pola Kemitraan, pendapatan petani cukup besar sekali panen. Bank NTT siapkan aplikasi B Pung Petani agar menjadi wadah bersama petani seluruh NTT. Saya minta agar seluruh data petani diinput penyuluh sehingga tau, Desa A tanam apa, Desa B dan seterusnya,” tegas Lucky.

Dengan cara ini, menurut Lucky, tiga bulan kemudian pihaknya sudah dapat mengidentifikasi desa mana yang mengalami defisit dan mana yang surplus.

Dengan aplikasi ini kita akan mengetahui mana desa yang panennya melimpah dan menjual dengan harga sekian, dan mana yang kekurangan sehingga harus dibantu.

“Ini sangat membantu para kepala daerah dalam mengambil keputusan. Data-data pada aplikasi ini akan terus diupdate sehingga setiap dua pekan, akan berubah datanya. Dengan cara inilah masyarakat NTT akan keluar dari ancaman krisis pangan,” tandasnya.

Usai pemberian materi dilanjutkan dengan sosialisasi teknis pengisian data serta pengoperasian aplikasi oleh pejabat dari kantor pusat Bank NTT.

//delegasi(*/tim)

Komentar ANDA?