KUPANG, DELEGASI.COM – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisikan(BMKG) mengingat 10 Kabupaten di Nusa Tenggara Timur akan terjadi cuaca ektrim hampir seluruh wilayah NTT pada bulan Desember 2021 hingga Februari 2022. 10 Kabupaten diminta waspada.
Sepuluh Kabupaten dengan intensitas curah hujan tinggi dan bakan menyebabkan la nina adalah Kota Kupang, TTS, Ngada, Ende, Manggarai, Sumba Barat, Sumba Timur, Rote Ndao, TTU dan Belu.
Demikian dikatakan Kepala BMKG RI Dwikorita Karnawati saat rombongan BMKG pusat dan BMKG NTT bertemu dengan jajaran pemerintah Provinsi NTT di Kupang, Jumat(19/11/2021).
Baca Juga:
Rakortas BP2MI di NTT, PMI Harus Dilindungi dengan Regulasi
HKAN 2021: Upaya Memupuk Kecintaan Terhadap Alam dan Budaya Nusantara
Kehadiran Kepala BMKG pusat di Kupang untuk melakukan koordinasi dalam rangka upaya mitigasi bencana. Sebab NTT saat ini sudah memasuki musim pancaroba, dengan menunjukkan intensitas hujan yang relatif mulai tinggi di beberapa tempat yang bakal terjadi la nina.
Gubernur VBL yang didampingi Wakil Gubernur Josef Nae Soi (JNS) saat menerima kunjungan tersebut sangat bersyukur dan menyampaikan terima kasih, atas kunjungan dari Kepala BMKG RI dan rombongan, dimana melalui kunjungan tersebut, telah menunjukkan kepedulian yang tinggi dari Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Daerah di NTT, untuk bersama-sama melakukan upaya mitigasi bencana.
Upaya mitigasi ini merupakan tindakan preventif dalam mengurangi risiko bencana yang dapat diakibatkan oleh cuaca ekstrim La Nina, seperti angin, banjir bandang dan tanah longsor.
“Kunjungan kami ini adalah dalam rangka kerjasama untuk mitigasi potensi bencana hidrometeorologis, yang dapat diakibatkan oleh La Nina atau cuaca ekstrim. Dan alhamdulillah Bapak Gubernur dan Bapak Wakil Gubernur serta jajarannya, sudah sangat siap untuk menindaklanjuti dan berkoordinasi, seperti yang tadi kami sudah bahas beberapa hal, untuk kesiapsiagaan tersebut”, kata Dwikorita.
Ia juga menyampaikan beberapa rekomendasi yang harus dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat NTT terhadap datangnya cuaca ekstrim nanti.
Baca Juga:
Gubernur NTT Minta Harus Lakukan Riset dan Kajian Potensi Pertanian Daerah
Ini Pesan Gubernur Laiskodat untuk Kontingen NPC NTT Peparnas XVI Papua 2021
“Dengan adanya penambahan curah hujan akibat La Nina, penambahannya bisa sampai dengan 100 persen lebih. Nah meskipun ada potensi bencana, pada daerah-daerah yang rawan longsor dan berpotensi banjir bandang, tetap harus ada kesiapsiagaan, sehingga bencana yang dikuatirkan tidak terjadi, tapi sebaliknya curah hujan dengan intensitas tinggi tersebut dapat dimanfaatkan kelebihan airnya untuk tabungan saat terjadi kekeringan. Karena memang NTT disadari bahwa musim keringnya sangat lama dibandingkan dengan musim penghujannnya yang relative sangat pendek”, urai Dwikorita Karnawati.
Dwikorita mengharapkan pemerintah daerah dan semua pihak sudah melakukan manajemen tata kelola bencana yang tepat.
“Kita melihat bahwa Bapak Gubernur dan Jajarannya sudah sangat siap, tentunya masyarakat juga harus berpartisipasi aktif untuk menyiapkan tandon-tandon penampung air, agar air yang ditampung nanti tidak segera lari ke laut atau memberi dampak banjir tanpa terkendali. Masyarakat harus elalu sigap dan selalu berkoordinasi dengan aparat setempat”, harap Dwikorita Karnawati.
Rakor dengan Para Bupati
Sementara pada saat yang sama, Wakil Gubernur NTT Josef Nae Soi mengatakan bahwa dalam waktu dekat, pihaknya bersama para bupati/walikota akan menggelar Rapat koordinasi terpadu dalam mengambil langkah-langkah cepat preventif terhadap datangnya fenomena alam La Nina di NTT.
“Kami tinggal melanjutkan untuk segera berkoordinasi dan berkolaborasi dengan pemerintah daerah melalui rakor terpadu dengan para bupati/walikota pada 30 November 2021 mendatang. Kita segera melakukan berbagai persiapan seperti yang tadi sudah dikatakan oleh Ibu Kepala. Masyarakat juga harus ada kesadaran yang tinggi, diharapkan jangan sampai terjadi seperti bulan April lalu, Jelas Nae Soi.
“Kunjungan ini sangat luar biasa untuk melakukan kolaborasi tentang prakiraan cuaca Bulan Desemnber 2021 sampai Februari 2022. Dimana NTT ini diprakiraan curah hujan yang terjadi sangat tinggi, sehingga dapat mengakibatkan longsor, banjir dan sebagainya. Untuk mengantisipasi itu, maka Ibu Kepala BMKG memberikan data–data yang cukup lengkap, dan kami juga bersama BMKG akan melakukan rakor terbatas dengan para bupati yang wilayahnya diprakirakan akan mengalami, longsor dan banjir, pada permulaan Desember 2021 sampai Februari 2022”, ungkap Wagub JNS mewakili Gubernur NTT saat mengakhiri pertemuan tersebut.
//delegasi(tim)