Balai Wilayah Sungai NT II dan BMKG Kupang Gelar Sekolah Lapang Iklim

Avatar photo
FOTO - Balai Wilayah Sungai (BWS) Nusa Tenggara (NT) II bersama BMKG Stasiun Klimatologi Kupang berkolaborasi epik dalam menggelar Sekolah Lapang Iklim (SLI). Kegiatan ini berlangsung 8-10 September 2021 //www.delegasi.com (Pos Kupang)

KUPANG, DELEGASI.COM — Balai Wilayah Sungai (BWS) Nusa Tenggara (NT) II bersama BMKG Stasiun Klimatologi Kelas II  Kupang berkolaborasi epik dalam menggelar Sekolah Lapang Iklim (SLI).

SLI ini sebagai bentuk upaya peningkatan kapasitas pengamat Pos Hidrologi di wilayah Sungai Noelmina.

SLI tematik guna peningkatan kapasitas Pengamat Pos Hidrologi Wilayah Sungai Noelmina ini  bertujuan untuk menjawab salah satu tujuan dari Suistanable Development Goal’s point 6 terkait Air dan Sanitasi yang memiliki tujuan besar untuk “Memastikan ketersediaan dan pengelolaan air dan sanitasi yang berkelanjutan untuk semua”
Kegiatan ini dilaksanakan selama tiga hari ( 8  – 10 September 2021) dengan izin Satuan Tugas Covid – 19 Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Kepolisian Republik Indonesia dengan mengutamakan protokol kesehatan sesuai dengan peraturan pemerintah Republik Indonesia seperti peserta diwajibkan untuk melakukan Rapid Antigen sebelum dan sesudah kegiatan, di samping itu peserta diwajibkan untuk menggunakan masker, menjaga jarak dan mencuci tangan selama pelaksana kegiatan ini berlangsung.

Koordinator Bidang Diseminasi Informasi Iklim – Kedeputian Klimatologi BMKG, Marjuki, M.Si
menyampaikan apresiasi yang sebesarnya-besarnya terhadap kolaborasi lintas sektoral perdana antara BWS NT II dengan Stasiun Klimatologi Kelas II Kupang.

Marjuki juga menyoroti bahwa air merupakan kebutuhan mendasar dari masyarakat umum di negeri ini, khususnya masyarakat di NTT yang merupakan wilayah yang sangat rentan terhadap bencana hidrometeorologis pada setiap tahun.

“Untuk perlu melakukan adaptasi dan mitigasi dini seperti melakukan perencanaan hingga pengelolan terhadap kelebihan air ketika periode musim hujan yang dapat digunakan ketika periode musim kemarau,” kata Marjuki.
Hal senada juga disampaikan oleh Yohanes Harapan, S.T, M.Si selaku Kepala Seksi Operasi dan Pemeliharaan Sumber Daya Air BWS  NT II.

Menurut Yohanes, kegiatan tersebut sangat berperan penting demi meningkatkan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) BWS NT II khususnya rekan-rekan pengamat hidrologi, untuk dapat melakukan troubleshooting ketika alat bermasalah di wilayah kerjanya masing-masing.

Bahkan  lanjutnya, SDM BWS NT II terkait pemahaman informasi iklim yang secara rutin diterbitkan oleh BMKG dalam hal ini Stasiun Klimatologi Kupang.

Ayu Noftiar Adelin yang juga selaku Ketua Tim Pelaksana Utama kegiatan kolaborasi tersebut menyampaikan apresiasi kepada Stasiun Klimatologi Kelas II Kupang yang juga menginisiasi sehingga kegiatan itu dapat terlaksana.

Kepala Stasiun Klimatologi Kupang, Rahmattulloh Adji mengucapkan limpah terimakasih yang sebesar-besarnya kepada para pejabat dan rekan-rekan BWS  NT II yang telah menerima tawaran dari kolaborasi tersebut.

Adji juga menekankan, kegiatan kolaborasi ini tidak hanya berhenti sampai disini namun akan terus terjalin secara berlanjut karena masih banyak pekerjaan lain yang terus berhubungan dengan BWS NT II .

“Kerjasama itu misalnya seperti penyelarasan peralatan klimatologi milik BWS dan BMKG hingga mendiseminasikan dalam portal Sistem Informasi Hidrometeorologi, Hidrologi dan Hydrogeologi (SIH3),” katanya.

Adapun materi-materi yang dibahas dalam kegiatan tersebut, yakni  Pengenalan Unsur Cuaca dan Proses Terjadinya Hujan, Pemanfaatan Informasi Cuaca dan Iklim Terhadap Neraca Air, Kearifan Lokal dan Kaitannya Terhadap Informasi Iklim BMKG, Fungsi Hidrologi pada Daerah Aliran Sungai, Standard Operating Procedure Pengelolaan Pos Hidrologi, Pengenalan Alat Ukur Cuaca dan Alat Ukur Curah Hujan Sederhana serta Alat Hidrologi.

Prosedur dan Instruksi Kerja Pengamatan, Pencatatan dan Pelaporan Data Hidrologi serta Partisipasi Petugas dalam Mengatasi Kerusakan Ringan, Pemahaman Informasi Iklim Ekstrem, Praktek Peralatan Cuaca dan Hidrologi.
Sementara itu dalam website Kementerian PUPR, Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono memiliki keinginan besar untuk memperdalam kerjasama antara BMKG dan PUPR untuk kesiapan infrastruktur dan transportasi dalam menghadapi risiko bencana hidrometeorologis.

Basuki juga menaruh harapan besar untuk dapat bekerjasama dengan BMKG mulai dari tahap perencanaan pembangunan hingga operasional pemeliharaannya.

//delegasi(*/pk)

 

Komentar ANDA?