Bank Jatim Jajaki Peluang Bisnis dengan Bank NTT

Avatar photo
Manajemn Bank Jatim yang dipimpin Direktur Komersial dan Korporasi, Bank Jatim, Edi Masrianto ketika melakukan Kunjungan Kerja dan Bussiness Opportunity Offering di Bank NTT, Senin (24/10/2022). Foto: SelatanIndonesia.com

DELEGASI.COM, KUPANG – Manajemen Bank Jatim mengaku terpukau dengan Bank NTT yang dinilai berpotensi bakal menjadi hubungan bisnis di wilayah Timur Indonesia.

Pasalnya, Bank NTT mempunyai local wisdom sehingga diharapan Bank Jatim bisa bekerja sama dengan Bank NTT. Bahkan, kedepannya Bank Jatim turut serta menumbuhkembangkan Bank NTT.

“Bank NTT ini menurut prediksi kami bakal menjadi hub bisnis di wilayah Timur Indonesia. Kita membantu dan memberikan suprot, karena banyak hal yang bisa dikembangkan disisni. Dan kita lihat angka-angka keragaannya naik terus, ini yang kita ingin support Bank NTT,” sebut Direktur Komersial dan Korporasi, Bank Jatim, Edi Masrianto ketika melakukan Kunjungan Kerja dan Bussiness Opportunity Offering di Bank NTT, Senin (24/10/2022).

Manajemn Bank Jatim yang dipimpin Direktur Komersial dan Korporasi, Bank Jatim, Edi Masrianto ketika melakukan Kunjungan Kerja dan Bussiness Opportunity Offering di Bank NTT, Senin (24/10/2022). Foto: SelatanIndonesia.com

Berbagai sektor potensial di NTT yang memantik minta Bank Jatim untuk melakukan Bussiness Opportunity Offering atau penawaran peluang bisnis dengan Bank NTT.

“Saya tertarik dengan sektor UMKM contohnya seperti pengembangan kelor. Memahg kelor ini bahkan di Jepang jadi kapsul. Kita kalau punya chiri khas produk unggulan di daerah masing-masing maka itu sangat menarik. Sama juga dengan kami di Jatim, masing-amsing daerah punya produk unggulan. Nah, di NTT ternyata ada juga, tidak hanya kain tentunnya yang menarik dan beraneka ragam motif, tetapi dari sisi agroculturnya juga ada,” ujar Edi Masrianto.

Ia juga mengaku terpesona dengan potensi ternak sapi di NTT.

“Pada saat ke sini kelihatannya gerasang, ternyata produknya luar biasa bisa bisa memenuhi kebutuhan sapi di luar NTT. Dan potensi-potensi ini yang kita bisa lihat langsung Ketika kita datang kesini. Ini yang akan kita kolaborasikan dan sinerikan antara Bank Jatim dan Bank NTT,” katanya.

Disebutkan Edi Masrianto, sebagai sesama Bank Pembangunan Daerah (BPD) ia ingin agar selalu solid. Dan soliditas itu bukan hanya sekedar lipservice tetapi mereka sama senasib dan sepenanggungan,.

“Kami di BPD ingin tumbuh di daerahnya masing-masing. Bagi teman-teman yang mungkin belum punya pengalaman di satu sisi, dan kami sudah berpengalaman lebih dahuu maka kami harus membantu mensuport mereka. Dan mereka yang sudah punya keunggulan sisitem, kami harus bisa belajar. Jadi saling mengisi, bukan kami yang paling bisa, tetapi ternayata di Bank NTT banyak hal lebih yang kami belum tahu. Itu yang kami sinergikan,” ujar Edi Masrianto.

Edi Marsianto sebelumnya memaparkan, aset Bank Jatim tahun 2021 mencapai Rp100,72 triliun (tumbuh 20,45 persen [YoY]), dan mencatat laba bersih Rp 1,52 triliun (tumbuh 2,29 persen [YoY]). Disebutkan, bank jatim beridiri sejak tahun 1961.

Berbagai sistem digitalisasi yang diterapkan Bank Jatim diantaranya Bank Jatim Mobile pada tahun 2016, virtual account (2018), BJTM Connect (2019), Jatim QRIS (2020), Jconnect (2021), dan Jconnect Invest & Jconnect Remittance (2022) dipaparkannya dihadapan manajemen Bank NTT.

Direktur Kredit Bank NTT, Stefen Messakh juga memberikan gambaran umum tentang kondisi Bank NTT. Disebutkan Steven Messakh, terhitung September 2021, Bank NTT memiliki aset sebesar Rp17,41 triliun serta modal inti Rp2,2 triliun.

Ia menjelaskan, peningkatan business planning dan capaian kinerja Bank NTT mengelola isu ketahanan pangan dengan pembiayaan pada ekosistem pertanian yakni kopi, kakao, vanili, dan jagung.

“Bank NTT menjadi off taker mengirimkan 100 ton jagung yang merupakan program TJPS di NTT khususnya dari kabupaten Sumba Barat Daya ke Jawa Timur. Pada sektor peternakan, Bank NTT membangun ekosistem penggemukan sapi dan yang menjadi off taker adalah PD Flobamor. Kita juga memperhatikan pembiayaan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang diharapkan memberikan kontribusi pertumbuhan ekonomi. Dan, kami juga telah menerbitkan tools e catalogue UMKM dan masuk ke marketplace,” sebutnya.

Dikatakan Steven Messakh, kedepannya Bank NTT bisa masuk dalam kerja sama kredit sindikasi karena hingga saat ini pertumbuhan kredit Bank NTT mencapai 39 persen karena hanya masuk ke sektor kecil seperti skim Kredit Mikro Merdeka. Selain itu, penggunaan digitalisasi kredit Mikro Merdeka memakai Mobile Banking Bank NTT dengan sistem hybrid.

Rombongan managemen Bank Jatim yenag melakukan kujungan kerja di Bank NTT diantaranya Direktur Komersial Korporasi Bank Jatim Edy Masrianto, Direktur Konsumer, Ritel, dan Syariah Arief Wicaksono, Pimpinan Corporate Secretary Budi Sumarsono, Pimpinan Perencanaan Strategis dan Manajer Kinerja Wahyu Kusumo Wisnubroto; dan Pimpinan Divisi TI Eko Tri. Dari Bank NTT selain dihadiri Direktur Kredit Paulus Stefen Messakh, juga dihadiri Direktur Kepatuhan Cristopher Adoe, Kadiv Rencorsec Endry Wardono, dan para kepala divisi Bank NTT.

//delegasi (*/tim)

Komentar ANDA?