ADONARA-DELEGASI.COM–Hiruk pikuk kelangkaan dan kenaikan harga BBM bersubsidi jenis Pertalite di Flotim dan Lembata, direspons serius Komisi Nasional Ombudsman NTT, melalui Ketua Darius Beda Daton,SH, yang langsung meminta Pemda Flotim dan Lembata harus cek distribusi dari SPBU ke Sub Penyalur untuk pastikan tidak boleh ada kelangkaan dan pihak tertentu yang menaikan harga sesuka hati.
Ia juga menyampaikan Aparat Keamanan juga mesti menindak tegas siapapun yang melakukan penimbunan Pertalite.
“Saya juga mendapatkan banyak informasi melalui Whatshap tentang kelangkaan BBM di Flotim dan Lembata, kemudian langsung diteruskan ke Pejabat PT.Pertamina Cabang Kupang.
Baca juga: Kian Resahkan, Pertalite Hilang Tapi Harga Eceran Tembus Rp15.000 Per Liter di Adonara-Flotim
Pendapat Saya, mestinya jikalau kuota dari BPH Migas ke Kabupaten Flotim dan Lembata tidak dikurangi, maka tidak boleh terjadi kelangkaan BBM jenis Pertalite di lapangan.
Terkecuali terganggu penyalurannya karena ada terkendala cuaca ekstrim dan lainnya,”terang Beda Daton.
Pihaknya, lebih jauh menjelaskan, memang peran pengendalian dan pengawasan penyaluran BBM ada pada BPH Migas selaku regulator dan PT.Pertamina sebagai operator.
Akan tetapi, Pemda juga berperan melakukan pengendalian dan pengawasan agar penyaluran dari SPBU ke Sub Penyalur lebih tepat sasaran dan tepat volume.
Karena itu, sambungnya, Pemda Flotim dan Lembata, mesti turun cek distribusi dari SPBU ke Sub Penyalur.
“Jika tidak terjual di Pengecer, maka bisa jadi ada penimbunan BBM Pertalite untuk menunggu momen kenaikan harga BBM nanti supaya dijual dengan harga yang lebih tinggi.
Dan, ini sudah menjadi tugasnya Aparat Keamanan menindak tegas siapapun yang menimbun BBM jenis Pertalite saat ini,”pungkas Beda Daton, lagi.
Sementara hingga Jumat, 02/09/2022, Pagi sebagaimana pantauan lapangan Delegasi.Com di beberapa titik di Pulau Adonara, jalur Trans Waiwerang-Sagu-Witihama, masih nampak sepi jualan BBM jenis Pertalite oleh Pengecer.
Titik-titik yang biasanya ramai Pertalite, tak kelihatan lagi.
Hanya ada satu dua yang masih terus jualan yakni arah Kecamatan Witihama.
Sedangkan, dari seputaran Kota Larantuka dan jalur luar Kota, diinformasikan jikalau BBM Pertalite juga relatif mulai tidak normal alias jarang ditemukan seperti biasa banyak di pinggir jalan.
Demikian pula, dengan harga di dalam Kota pun sudah naik, 1 liter Rp15.000, 1 botol Agua Penuh Rp20.000.
Terkait situasi kelangkaan dan kenaikan harga BBM Pertalite di Flotim yang sudah berlangsung hampir sepekan ini, belum ada penjelasan resmi dari Pemda Flores Timur terkait langkah penertiban dengan turun langsung ke SPBU dan Sub Penyalur.
Himbauan melalui Corong Desa untuk menegur keras para Pengecer pun belum dilakukan hingga kini.
Padahal, Presiden Joko Widodo hingga Jumad,02/09/2022 belum mengumumkan secara resmi kenaikan harga BBM, termasuk BBM bersubsidi jenis Pertalite.
“Kami minta Bapak Penjabat Bupati Flotim, Drs. Doris Alexander Rihi,M.Si segera turun tangan langsung cek distribusi BBM Pertalite dari SPBU ke Sub Penyalur, dan juga Pengecer.
Juga Aparat Keamanan, Satuan Polisi Pamong Praja untuk tertibkan Oknum jika ada yang menimbun BBM Pertalite dan menaikan harga sesuka hati,”ujar beberapa warga Desa Kelubagolit yang enggan ditulis identitasnya..(War/Delegasi.Com)