Bendungan Napung Gete Siap Diresmikan Presiden Jokowi

  • Bagikan
bendungan
“Kapan saja, kami siap menyambut kehadiran Presiden untuk meresmikan proyek Napung Gete,” kata Kepala Seksi Pelaksanaan Balai Sungai Nusa Tenggara II, Costandji Nait

Kupang, Delegasi.com –  Kalau tak ada kendala, direncanakan Presiden Jokowi akan meresmikan Bendungan Napung Gete di Kabupaten Sikka bulan April mendatan. Kehadiran presiden  bersamaan dengan peresmian sejumlah proyek berskala besar di NTT dan kantor Gubernur NTT. dalam paket yang sama selama di NTT,  Presiden juga akan menghadiri Festival Tenun Ikat di Sumba.

Sementara Balai Sungai Nusa Tenggara II yang menangani proyek Napung Gete selalu siap menyambut kedatangan orang nomor satu RI itu kapan saja.

“Kapan saja, kami siap menyambut kehadiran Presiden untuk meresmikan proyek Napung Gete,” kata Kepala Seksi Pelaksanaan Balai Sungai Nusa Tenggara II, Costandji Nait yang ditemui di ruang kerjanya beberapa waktu lalu. Mega proyek Napung Gete menurut Constandji, merupakan proyek startegis khusunya bidang pertanian yang mampu melahirkan lumbung beras NTT.

“Pembangunan waduk ini sebagai upaya meningkatkan produksi pangan khususnya padi dan jagung sehingga Provinsi NTT mampu menyumbang target swasembada pangan nasional,” kata Constandji.

Constandji menjelaskan Bendungan Napung Gete merupakan kolaborasi antar kementerian dan pemerintah daerah dalam mewujudkan swasembada pangan di NTT secara sinergi. NTT yang selalu dipahami masyarakat yakni identik dengan kekeringan, kini mempunyai harapan baru. Di mana, kini di sebuah Desa Ilin Medo Kecamatan Waiblama akan dibangun waduk  yang luasnya sekitar 161 hektar.

“Operasi awalnya bendungan ini akan mengairi sekitar 300 hingga 400 ha lahan pertanian. Adanya bendungan  ini mampu munculkan ekspresi orang NTT yakni ‘air su dekat, senangnya minta ampun’. Artinya air sudah dekat kami semua bergembira mendapatkannya,” kata Constandji .

Constandji  menjelaskan pembangunan Bendungan Napung Gete benar-benar sebagai wujud sinergi lintas kementerian atau lembaga pemerintah. Yakni pembangunan mulai green belt oleh KLH, Kemen PUPR menangani bangunan bendungannya, Kementan pada optimalisasi manfaat untuk kedaulatan pangan dan operasionalnya oleh pemerintah daerah dengan perijinan yang mudah oleh kementerian Agraria dan Tata Ruang.

“Mari kita bersinergi untuk kemaslahatan masyarakat banyak. NTT siap menuju swasembada pangan dengan jiwa patriot yg telah didedikasikan oleh ethos kerja TNI -AD yaitu kerja keras, pantang menyerah dan tulus ikhlas,” ujarnya.

Sementara Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Proyek Pekerjaan Pembangunan Bendungan Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara Dua, Achmad Soehono beberapa waktu lalu mengatakan proyek senilai Rp 849 miliar rupiah lebih yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) itu dikerjakan oleh PT. Nindya Karya dengan waktu kerja selama tiga tahun lebih sejak 2017.

Menurut Soehono, Mega proyek yang dibangun di atas lahan seluas 161,61 hektare dengan status kepemilikan lahan adalah milik masyarakat Desa Ilimedo, Kecamatan Waiblama itu nantinya akan mampu menampung air sebanyak 7,6 juta meter kubik air yang digunakan sebagai sumber air baku bagi masyarakat

“Untuk membebaskan lahan milik masyarakat setempat, pemerintah Kabupaten Sikka telah membayar ganti rugi lahan milik warga seluas 24 hektar yang terkena dampak proyek sebesar Rp8,8 miliar,” katanya

Constandji menambahkan, Bendungan Napung Geta direncanakan mempunyai kapasitas tampung brutto sebanyak 7,6 juta meter kubik (m3) air yang digunakan sebagai sumber air baku bagi masyarakat. “Masyarakat setempat meminta agar pemerintah memberikan ganti rugi atas lahan milik mereka yang dijadikan lokasi bendungan, dan Pemerintah sudah membayar tahap pertama,” ujarnya.//delegasi(ger/hermen).

Komentar ANDA?

  • Bagikan