LARANTUKA, Delegasi.Com – Laju pertumbuhan ekonomi Flores Timur sejak tahun 2018 yang bergerak di kisaran 4,25 persen, lalu masih bertahan di tahun 2019 dengan estimasi 4,64 persen, dikritik keras kalangan DPRD Flotim dalam sidang pembahasan Kebijakan Umum Anggaran Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUA PPAS) baru-baru ini.
Kalangan Dewan sampai menyatakan ketidakpercayaannya terhadap kondisi ekonomi Flores Timur yang notabene tidak mengalami pertumbuhan ekonomi yang signifikan hingga penghujung tahun 2019.
Hal ini berdampak serius terhadap pembahasan KUA PPAS untuk kemudian masuk pada neraca Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tahun 2020, meski dipatok dengan target pada angka Rp.1.157.453.607.862,00, atau naik sebesar 0,76 persen dari tahun 2019.
Dengan rincian sebagai berikut, Pendapatan Asli Daerah Rp.76.591.574.980. naik 4,38 persen dari tahun 2019, Dana Perimbangan Rp.858.457.852.000 naik 1,92 persen dan lain-lain pendapatan daerah yang sah Rp.222.404.180.882, atau naik 0,93 persen.
Meski targetnya rata-rata naik, dengan asumsi laju pertumbuhan ekonomi tahun 2020 berada dikisaran 5 persen, namun tetap saja disorot tajam Anggota Banggar.
Mereka seakan tidak percaya jika keadaan ekonomi makro Flotim seperti berjalan ditempat. Hanya dikisaran 4,25 persen ke 4,64 persen saja.
Beberapa Anggota Dewan bahkan heran dengan angka 4 persen yang terus bertahan dari tahun 2018 hingga kini.
Malah, sebagaimana yang direkam media,Anggota Badan Anggaran DPRD Flotim, Philipus Sanga Golen, dari Fraksi PDI Perjuangan sampai menyebutnya sebagai angka yang dibuat-buat oleh pemerintah.
Demikian pula dengan Anggota Banggar lainnya dari Fraksi PDI Perjuangan, Herman Vicky Betan sempat menohok kalau angka ini sangat monoton dan memberi kesan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait tidak punya inovasi dan kreativitas meningkatkan sumber-sumber pendapatan retribusi dan pajak daerah.
Tak pelak, Ketua DPRD Flotim, Robertus Rebon Kreta sebagai pemimpin sidang pun terpaksa beberapa kali memberikan kesempatan kepada Tim Anggaran Pemerintah Daerah yang dipimpin Sekretaris Daerah, Paulus Igo Geroda,M.Ap dan Kepala Bappeda Flotim, Drs.Theodorus Hadjon,M.Si untuk menjelaskan secara obyektif kondisi pertumbuhan ekonomi makro Flotim hingga saat ini.
Disaksikan media, perdebatan seputar angka laju pertumbuhan ekonomi yang melambat dari tahun 2018 dengan kisaran 4,25 persen dan 2019 dengan estimasi di angka 4,64 persen ini cukup panjang.
Sekda Paulus Igo maupun Kepala Bappeda Theo Hadjon, terlihat beberapa mencoba memberikan penjelasannya, namun tetap saja kesulitan bicara detail dan obyektif tentang apa yang menyebabkan laju pertumbuhan ekonomi Flotim mengalami pelambanan.
Sementara itu, pada bagian lainnya, Kepala Badan Pusat Statistik Flores Timur, Kornelis Lonek Ama yang tak diundang hadir dalam pembahasan KUA PPAS tahun 2020, saat dikonfirmasi Wartawan di ruang kerjanya, belum lama ini menjelaskan, laju pertumbuhan ekonomi Flotim memang terus mengalami pelambanan hingga saat ini, karena sektor pertanian yang menjadi unggulan di Flotim terus mengalami tekanan.
Seperti harga komoditi unggulan terus menurun, produktivitas hasil pertanian dan perkebunan yang tidak meningkat secara signifikan. Disamping, program dan kegiatan dinas terkait yang belum memberikan hasil yang menggembirakan.
“Iyah, secara obyektif bisa dilihat sendiri apa yang sedang berubah pesat di Flotim, terutama sektor unggulan seperti Pertanian, Perkebunan, Kelautan Perikanan dan Jasa perhotelan, rumah makan dan pariwisata. Wajar jika ada Anggota Dewan yang mempertanyakan itu. Tapi, musti obyektif dengan angka 4,25 persen pada tahun 2018 naik sedikit ke 4,64 persen di tahun 2019,”tukasnya.
Ia berharap ada terobosan dan langkah berani dari pemerintah dan DPRD Flotim lebih menggenjot sektor pertanian dan perkebunan, serta Kelautan Perikanan pada tahun 2020, jika menginginkan target laju pertumbuhan ekonomi tahun 2020 sebesar 5 persen bisa tercapai.
//Delegasi.Com(BBO)