LARANTUKA, Delegasi.Com – Dalam spirit menuju Flores Timur sejahtera dalam bingkai Desa Membangun, Kota Menata, Desa diajak untuk berani berinovasi melalui dana desa.
Apalagi, saat ini porsi dana desa sudah lebih banyak difokuskan ke sektor pemberdayaan dan kewirausahan.
Dimana, desa bisa memproduksi hal-hal yang langsung menjadi kebutuhan masyarakatnya. Seperti Tenun ikat, jagung titi, ternak dan minyak goreng kelapa ditengah harga kopra yang terus fluktuatif di pasaran.
“Minyak goreng kelapa misalnya, bisa menjadi pilihan utama konsumsi setiap rumah tangga di desa ketimbang produk minyak goreng lain dari luar. Kalau setiap desa dengan alokasi dana desa untuk produksi minyak kelapanya untuk memenuhi kebutuhanya, maka saya kira sudah bisa menutup pintu masuk bagi produk lainnya dari luar seperti Bimoli,”ujar Bupati Flotim, Antonius H.Gege Hadjon hampir pada setiap kesempatan turun ke desa, maupun saat membuka kegiatan Bursa Inovasi Desa di Kecamatan Kelubagolit, Adonara beberapa waktu lalu.
Menurut Bupati Hadjon, sudah saatnya desa berani berinovasi membuat terobosan-terobosan yang langsung menyentuh kehidupan masyarakatnya.
“Mari kita muliakan apa yang kita miliki. Kalau bukan kita, siapa lagi. Apalagi, ditengah harga Kopra yang cenderung turun dan tidak stabil. Nah, setiap hari kita konsumsi minyak goreng Bimoli. Coba kita berhenti dan tutup pintu masing-masing. Tidak ada Bimoli lagi di Kampung-kampung,”.
“Saya kira, apa yang sudah dimulai di Kecamatan Kelubagolit, dimana ada ibu-ibu yang produksi minyak kelapa, bisa jadi contoh dan digenjot terus. Jika setiap desa bisa buat untuk kebutuhan masyarakatnya, maka menutup peluang masuknya produk lainnya dari luar,” pungkasnya.
Tinggal bagaimana keberanian Pemerintah Desa berinovasi dari hal-hal sederhana seperti ini.
“Dan, saya kira Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) bisa membuatnya. BUMDes tak perlu buka kios Sembako. Sebab, bisa mematikan Kios lainnya di desa. Cukup fokus urus jual minyak kelapa. Nah, ini juga bisa membunuh tengkulak ketika desa beralih produk dari kopra ke minyak goreng kelapa,”tukasnya lagi.
Hal lain yang bisa dibuat juga, sambut Bupati Anton Hadjon, desa-desa harus bisa melakukan pemasaran bersama komoditi.
Seperti yang dilakukan di beberapa desa di Kecamatan Titehena dan Ile Bura.
Dimana, BUMDes mengumpulkan komoditi pertanian, perkebunan bersama, lalu membuka lelang harga dari terendah hingga tertinggi ke para pembeli.
“Tentunya, pembeli akan berlomba memilih harga. Maka petani akan dapat untung,”katanya lagi.
Selaku pemerintah daerah, pihaknya siap memfasilitasi desa-desa untuk berinovasi memanfaatkan dana desa untuk kesejahteraan rakyat.
Termasuk mendukung dengan produk peraturannya. Bupati Hadjon pada setiap kesempatan tersebut juga meminta para pendamping desa agar bekerja dengan baik dan benar.
“Saya ingatkan para pendamping desa agar jangan sampai ada laporan yang masuk bahwa datang hanya untuk penuhi daftar hadir saja.
Jika ada masalah, carilah jalan keluarnya untuk selesaikan. Pesan saya, jaga baik-baik jabatan. Uruslah dana desa dengan baik agar bisa sejahterakan masyarakat,”pungkasnya.
Selain minyak goreng kelapa, ada potensi lainnya yakni jagung, sorgum, kelor, tenun ikat, ternak serta aneka produk kerajinan dan potensi di desa yang bila dikelolah dengan benar lewat dana desa, tentunya menjadi sumber pasar dan kebutuhan di desa yang mampu menggerakkan roda perekonomian di desa.
Sebut saja, Desa Pepak Geka Kelubagolit yang sejak tahun lalu menggelontorkan dana desanya untuk buka kebun Sorgum. Lalu, di Titehena yang melakukan revolusi pertaniannya dengan membuka 5 hektar kebun jagungnya untuk memenuhi kebutuhan pakan ternak, yang terus meningkat permintaannya.
Seperti usaha ternak ayam petelur di areal persawahan Konga, yang terus membutuhkan pakan ternak jagung dalam jumlah besar.
(Kerjasama Delegasi.Com dengan Humas Setda Flores Timur)
//delegasi(*/BBO)