Kupang, Delegasi.Com – Care Internasional dan CIS Timor bersama GMIT Klasis Sulamu melaksanakan kegiatan Workshop Advokasi Pengelolaan Risiko Terpadu, perspektif gender dalam proses perencanaan bagi pendeta, tokoh jemaat dan aparat desa.
Kegiatan yang digelar tanggal 29-30 November 2018 di Gedung Kebaktian GMIT Imanuel Kukak Desa Pariti Kecamatan Sulamu Kabupaten Kupang seperti dirilis pos kupang.com ini bertujuan untuk memberikan perspektif terkait program PfR II, IRM dan strategisnya posisi pendeta dalam advokasi di level desa dan kabupaten serta provinsi.
Hubungan antara Bulan Lingkungan Hidup, sebuah pendekatan mengetahui merawat alam ciptaan-Nya dengan kolaborasi efektif di masyarakat.
Informasi dari Distrik Officer Program PfR Care-CIS Timor, Elfrid V. Saneh, menyebutkan, kegiatan ini dibuka Asisten Ekonomi dan Pembangungan Setda NTT, Ir. Aleksander Sena.
Dalam sambutannya, Sena mengedepankan pada Misi NTT Bangkit, NTT Sejahtera. Untuk mencapai misi ini pemerintah tidak bisa berjalan sendiri, sangat perlu adanya kolaborasi dan kerja sama dengan berbagai pihak. Banyak hal akan dikejar dalam periode pemerintahan saat ini.
Sementara Pdt. Yunus Kaitulang M.Th selaku Ketua Majelis Klasis Sulamu menekankan pada posisi dan peran tokoh agama dalam kolaborasi di desa. Tokoh agama seperti pendeta mempunyai posisi strategis yang sangat penting.
Banyak hal bisa dilakukan secara bersama guna mendukung suksesnya proses pembangunan demi kesejahteraan masyarakat NTT Khususnya.
Pdt. Yunus dalam smbutanya juga mengungkapkan peran strategis Klasis Sulamu yang berada pada dataran rendah pesisir yang sangat potensial dalam pengeloaan garam.
Koordinator Lapangan Program Partner For Ressilient CARE – CIS Timor, Silvester Ndaparoka mengemukaan bahwa Implementasi program PfR-SP telah memasuki tahun ke-3. CARE bersama mitranya, CIS Timor, sudah melakukan berbagai kegiatan melalui dialog untuk membangun hubungan kolaboratif baik dengan komunitas desa maupun pemerintah pada level pemerintah desa, kecamatan, kabupaten dan provinsi serta nasional.
Strategi pencapai trajektori tiga (3) ditempuh dengan model peningkatan dan penguatan kapasitas warga dan aparat serta model dialog lain untuk mempengaruhi kebijakkan sektor terkait agar lebih mengarah pada API (Adaptasi Perubahan Iklim), (Pengelolaan Risiko Bencana) PRB dan restorasi lingkungan hidup.
Distrik Officer Program PfR Care-CIS Timor, Elfrid V.
Saneh mengatakan Kegiatan Advokasi Penguatan Kapasitas IRM – GMIT (Sulamu)ini bertujuan untuk : Memberikan perspective terkait program PfR II, IRM dan strategisnya posisi Pendeta dalam advokasi di level desa dan kabupaten serta provinsi.
Hubungan antara Bulan Lingkungan Hidup, sebuah pendekatan mengetahui erawat alam ciptaan-Nya dengan kolaborasi efektif di masyarakat. Meningkatkan satu konsep pemahaman bersama diantara para pendeta , tokoh jemaat dan tokoh gereja di klasis GMIT Sulamu tentang pengurangan resiko terpadu dan gender berbasis potensi unggulan dalam perencanaan desa melalui dana desa dan potensi penganggaran lainya. //delegasi(PK/ger)