VATIKAN-DELEGASI.COM– Berita duka wafatnya Ama Frans Lebu Raya, mantan Gubernur NTT 2 periode, yang menyisahkan dukacita mendalam bagi keluarga dan sahabat kenalan, seluruh rakyat NTT, bahkan Indonesia, yang merasa kehilangan salah satu putera terbaik bangsa, yang terus mengisi ruang-ruang Media Massa, sampai saat pemakaman, Rabu, 22/12/2021, ternyata ikut mendapat simpati, empati dan rasa dukacita mendalam, bagi Padre Markus Solo Kewuta,SVD, dari Tahta Suci Vatikan.
Padre Marco, SVD, demikian sapaan khas Pastor asal Indonesia-NTT-Flores Timur, yang menjabat Anggota Dewan Penasehat Kepausan, yang berkedudukan di Tahta Suci Vatikan, dalam pesan kawat Whatshap kepada Delegasi.Com, menyampaikan sangat merasakan kehilangan Beliau, dan turut berdukacita yang mendalam.
“Selamat jalan Pak Frans Lebu Raya, Ama Belen.
Beristirahatlah dalam damai karena kerahiman Tuhan.
Mohon doakan Kami semua dari Surga. RIP,”tulis Padre Marco, SVD, selepas peti jenasah Almahrum, dibaringkan ke rahim bumi, usai tembakan penghormatan Salvo oleh regu tembak, Kodim 1624/Flotim, setelah dikirimkan kabar detik-detik terakhir oemakaman, melalui kawat Whatshap.
Dalam curhatan hati Padre Marco,SVD, menukilkan:
“Sedih hati melihat ratapan Keluarga dan Sahabat kenalan menyambut jenasah Pak Frans Lebu Raya di Kupang.
Sejak kembali jumpa Paus Fransiskus di Vatikan, beberapa tahun lalu, Pak Frans Lebu Raya dan Saya, terus berkomunikasi lewat Whatshap.
Setiap WA Saya, Beliau jawab dengan ucapan terima kasih dengan nada penuh respek dan santun,”tulis Padre Marco, SVD, mengenang.
Meskipun, sambung Padre Marco, SVD, “Dalam budaya Lamaholot, dimana strata yang lebih tua dalam umur, lebih tinggi dari yang lebih muda, agaknya kurang Saya rasakan pada Pak Frans Lebu Raya.
Namun, Beliau sangat rendah hati dan sangat mendukung Saya,”.
“Masih ingat ketika Beliau datang ke Roma, bersama sahabat Pak Menteri Ignasius Jonan (waktu itu, red).
Pater Paulus Budi Kleden,SVD dan Saya, Beliau undang khusus untuk datang ke hotel penginapan Mereka, untuk berjumpa dan dijamu makan malam.
Kami sangat akrab dan berbicara secara terbuka tentang banyak hal.
Pertemuan itu mempererat rasa persaudaraan Kami sebagai anak-anak Lamaholot,”ungkap Padre Marco,SVD, lagi.
Lebih lanjut, Anggota Dewan Penasehat Kepausan, yang membidangi Dialog Antar Umat Beragama, Direktur Desk Islam Asia-Pasifik ini mengisahkan, dalam dialog itu, banyak hal yang ingin Beliau lakukan setelah pensiun dari Gubernur NTT untuk kesejahteraan banyak orang.
“Kami dukung penuh. Sayang, Tuhan punya rencana lain, dari rencana Kita,”tukasnya, sedih.
Dalam kesedihan yang mendalam itu, Padre Marco, SVD mengenang lagi tentang kalimat terakhir WA Almahrum, tanggal 26 Oktober 2021, yang masih ada di WA Padre Marco,SVD.
“Selamat Pagi Padre Marco, yth. Terima kasih ya Padre yth*,”.
Hal yang sama juga, dalam salah satu komunikasi Ama Frans Lebu Raya, dengan Padre Marco, SVD sebelumnya.
“Beliau (Ama Frans Lebu Raya, red) bertanya, kapan Saya berlibur.
Saya menyinggung kemungkinan pulang kampung tahun 2022, untuk sekalian merayakan Misa Syukur 25 tahun Imamat.
Beliau menyatakan bersedia hadir di Kampung Saya.
Tapi, setelah itu beberapa WA Saya tidak dibalas lagi.
Saya berpikir Beliau mengganti nomor Handphone atau HP sedang error.
Ternyata Beliau sedang bergumul dengan sebuah penyakit hingga merenggut nyawanya, beberapa hari lalu,”curhat Padre Marco, SVD, mendalam.
Sembari diakhir tulisannya, Padre Marco, SVD, menyampaikan, “Selamat jalan Pak Frans Lebu Raya, Ama Belen.
Beristirahatlah dalam damai karena kerahiman Tuhan.
Mohon doakan Kami semua dari Surga. RIP. Salam hormat,”.
(Delegasi. Com/BBO)