OPINI  

Dana Yang Digulirkan Rp 817,5 M, Semua Desa di NTT Dapat Anggurmerah

Avatar photo
Kepala
Ketua Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) NTT, Wayan Darmawa

Kupang, Delegasi.com – Pada tahun anggaran 2017, sebanyak 3.270 desa/kelurahan di Nusa Tenggara Timur (NTT) telah mendapat alokasi dana Program Desa Mandiri Anggur Merah. Total dana yang digulirkan mencapai Rp 817,5 milyar.

Demikian dikatakan Ketua Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) NTT, Wayan Darmawa kepada suarasflobamora Rabu (7/12/16) di ruang kerjanya. Wayan merincikan, dari 3.270 desa/kelurahan di NTT, sebanyak 2.658 desa/kelurahan (sekitar 80 %) telah mendapatkan  dana  Program Desa Mandiri Anggurmerah.

Sedangkan sisanya, lanjutnya, sebanyak 612 desa/kelurahan (dengan total dana mencapai Rp 153 M, red) akan digulirkan pada tahun 2017. “Dengan demikian, pada tahun 2017, semua desa/kelurahan di NTT telah mendapat alokasi dana Progam Desa Mandiri Anggurmerah sebesar Rp 250 juta per desa/kelurahan,” ujar Wayan.

Menurut Wayan, hingga tahun 2016 ada sekitar Rp 664 milyar dana Desa Mandiri Anggur Merah yang telah digulirkan (ke kelompok masyarakat, red) pemerintah NTT di desa/kelurahan di seluruh NTTuntuk peningkatan ekonomi masyarakat. “Dana tersebut telah bergulir dan berkembang, bahkana ada Desa di Kabupaten Lembata yang perkembangan dananya sudah mencapai lebih dari Rp 700 juta,” ungkapnya.

Wayan menjelaskan, dari  perkembangan program Desa Mandiri Anggurmerah,  ada kabupaten yang tingkat pengembaliannya mencapai lebih dari 40 persen. “Tingkat kecepatan pengembaliannya bervariasi dan yang paling bagus itu kabupaten Sikka. Kabupaten Sikka itu tingkat pengembaliannya sekitar 40 persen. Sedangkan kabupaten lainnya bervariatif, ada yang di bawah 10 persen,” ujarnya.

Mengenai perkembangan Desa Mandiri Anggurmerah, diakui Wayan, sangat berkaitan dengan bagaimana kerjasama dan keterpaduan di lapangan serta peran daripada pemerintah desa dan pendamping. “Namun saya optimis bahwa program ini bisa berkembang ke depan, karena telah didukung juga oleh masyarakat dalam tiga aspek kunci pembangunan yaitu (1) mereka terhimpun dalam kelompok ekonomi produktif; (2) ada partisipasi pengembangan koperasi dan; (3) ada kesedaran pengembalian,” katanya.

Kesadaran pengembalian tersebut, jelas Wayan, merupakan wujud komitmen masyarakat  yang telah mengelola dana program untuk mempercepat dan meningkatkan pemerataan mendapatkan akses permodalan di masyarakat. “Khusus di Kabupaten Lembata, sangat menarik. Ternya ada desa yang telah mampu mencapai atau melipatgandakan hibah yang Rp 250 juta menjadi sekitar Rp 700 juta,” ujarnya.

Hal tersebut, lanjutnya, menjadi kekuantan kunci dan model bagi pengembangan untuk tetap berlanjut dan berkesinambungan. “Tapi memang ada yang realisasi pengembaliannya masih relative rendah, tetapi realisasinya rata-rata di atas 20 persen.  Ini menjadi modal,” katanya.

Kekuatan berikutnya, kata Wayan, hampir semua desa ada pengembangan dan pengembalian dana Desa Mandiri Anggurmerah. “Ini menunjukan ternyata masyarakat mempunyai komintmen yang kuat untuk pengembangan program. Tinggal sekarang prosentase tingkat pengembaliannya. Ada yang sangat besar dan ada yang relative rendah. Namun demikian, komitmen masyarakat sangat bagus,” tandasnya.

Menurut Wayan, desa/kelurahan yang pengembaliannya bagus dan koperasinya dikelola secara baik akan menjadi model bagi kabupaten/kota untuk membangun ekonomi masyarakat yang lebih kuat. “Jadi sebenarnya kalau pemerintah pusat melalui kementerian/lembaga, pemerintah provinsi melalui SKPD provinsi,  dan pemerintah kabupaten/kota melalui SKPD-nya bisa bersatu mengintegrasikan program-program pembangunan sesuai kebijakan pembangunan daerah terpadu berbasis desa/kelurahan yang  dilakukan pemerintah provinsi maka akan ada percepatan pembangunan karena adanya keterpaduan,” paparnya.// delegasi (egi/ian)

Komentar ANDA?