Borong, Delegasi.Com – Delapan Kepala Suku di wilayah Kedaluan Kepo, Kecamatan Kota Komba-Manggarai Timur gelar ritual adat Wuat Wa’i untuk Frans Sarong.
Ritual Wuat Wa’i dipimpin langsung oleh Dalu Badik di Kampung Mok, Desa Mbengan Kecamatan Kota Komba sebagai pusat kedaluan Kepo, Jumat (9/2/2018).
Ritual adat ini bertujuan untuk mengutus Frans Sarong secara total (Deri agu Do’ok) untuk maju sebagai calon Bupati Manggarai Timur periode 2018-2023.
Badik menjadi dalu sejak 1917. Saat itu umur Badik baru menginjak 17 tahun.
Dalu Badik dengan nama lengkap Yohanes David Badik merupakan Dalu yang masih hidup hingga kini di Manggarai Raya.
Ia menyerahkan sepenuhnya proses ritual adat terhadap Frans Sarong kepada anaknya, Vinsen Nggaduk.
Sebelum menggelar ritual adat atau Wu’at Wa’i Vinsen menyampaikan beberapa alasan dirinya dan keluarga besar nyatakan sikap untuk mendukung Frans Sarong.
“Ada beberapa alasan kami mengundang Pak Frans melaksanakan ritual ‘tapa manuk’ (bakar ayam) di rumah gendang kedaluan Kepo. Selain pak Frans yang sudah sejak lama menulis tentang Mbaru Mbo’o, (rumah adat tua milik Kedaluan Kepo) juga karena Frans Sarong adalah tokoh dibalik hadirnya listrik ke wilayah ini,” jelas Vinsen.
Soal listrik, menurut Vinsen, sebenarnya sejak dulu listrik belum masuk ke wilayah Mok dan sekitarnya. Tiga tahun lamanya arus tidak masuk karena ada masalah serius soal teknis.
“Waktu itu Pak Frans yang kontak ke Jakarta, Kupang dan Ruteng. Tiga kali usaha dan akhirnya listrik menyala sampai sekarang”, tutur Vinsen.
Selain itu menurut Vincent salah satu kakak kandung Frans Sarong atas nama Niko Hanus, adalah pelopor masuknya bibit cengkeh di wilayah Kedaluan Mok hingga menjadi komoditi primadona para petani di wilayah itu.
“Marselis dan Stef Jaghur (paket Merpati) yang juga ikut bertarung dalam pilkada Manggarai Timur adalah keluarga sangat dekat. Tapi bukan itu tolak ukur kami. Saya sudah sepakat dengan Bapa yang adalah dalu yang masih hidup hingga kini. Pilihan kami jatuh ke Frans Sarong. Sehingga kami undang untuk ritual adat dirumah gendang Kepo”, lanjut Vinsen.
Ritual ini juga disaksikan dan dihadiri oleh delapan utusan kepala suku yang merupakan suku-suku yang ada dalam wilayah kedaluan Kepo. Yakni; Kepo, Sape, Pinggang, Wu’ut, Waru, Pata, Teong dan Nanga.
Utusan-utusan ini sudah menyatakan sikap untuk siap memenangkan pasangan Sarong-Kasmir.
Acara ini diisi dengan dialog dan makan bersama. Sebagai penutup perwakilan para utusan kepala suku ini juga memberikan selendang sebagai symbol dukungan moril terhadap perjuangan Frans Sarong.//delegasi(tim/hermen)