LARANTUKA, DELEGASI.COM –Situasi Desa Sagu hari ini, Selasa, 17 Desember 2019 pasca aksi demonstrasi massa rakyat yang menolak proses dan hasil Pilkades, Senin, 16 Desember 2019, terlihat sepi dan lengang, seperti Kota mati.
Pantauan Delegasi.Com sejak pagi sejumlah fasilitas publik yang ditutup massa seperti Puskesmas Sagu pun nampak tidak ada aktivitas apapun.
Pintu dan jendela Puskesmas pun terlihat tertutup rapat. Berikutnya, para petugas kesehatan pun tak terpantau ada yang keluar masuk.
Demikian pula dengan sekolah-sekolah yang ditutup yakni SDN Sagu, SDI Kelapa Tiga, SDI Binongko dan SDI Aran, tampak sepi aktivitasnya.
Aziz Bapa Begu, salah satu koordinator aksi massa ikut membenarkan situasi ini saat ditemui media di kediaman Ridwan! Bapa Kamba, Selasa, 17/12/2019, Siang.
Menurutnya, sejak Senin, 16 Desember 2019 hingga Selasa, 17 Desember 2019, Sagu memang terlihat sepi, lengang dan seperti Kota mati.
“Ini menunjukkan rakyat Sagu sedang berkabung atas matinya demokrasi karena akibat dari sebuah proses Pilkades yang kotor, curang dan cacat hukum. Bagaimana mungkin sebuah produk hukum yakni Surat Keputusan (SK) Bupati Flotim Nomor 261 Tahun 2019 yang mengatur tentang tahapan dan jadwal Pilkades, pada item waktu pencoblosan yang ditetapkan mulai dari pukul 07.00 hingga 13.00 Wita dilanggar dengan begitu mudah oleh Panitia Pilkades Sagu, dan tidak diberi teguran keras oleh Panitia Pilkades tingkat kecamatan maupun kabupaten. Ini yang kita protes dan lawan,”tegas Bapa Begu, sengit.
Pihaknya, kata Bapa Begu terpaksa menempuh langkah ini sebagai ungkapan rasa kecewa terhadap kerja Panitia Pilkades Sagu yang tahu dan mau melanggar SK Bupati Flotim Nomor 261. Juga respons Pemerintah Kabupaten dan DPRD Flotim yang menolak laporan kami atas kecurangan proses dan hasil Pilkades Sagu.
“Memang harus diakui Sagu hari sangat sepi dan lengang dari kegiatan pemerintahan, pelayanan kesehatan di Puskesmas dan belajar mengajar di sekolah yang ditutup tersebut. Termasuk efek lanjutannya ke roda perekonomian warga pun terlihat sepi. Iyah, mau bilang apalagi, kondisi Sagu hari ini, yah seperti yang dirasakan sekarang,”pungkasnya lagi.
Hal yang sama diakui Saiful Hori, salah seorang warga Sagu yang ditemui di jalan Trans Sagu, Selasa, 17/12/2019, Sore.
Dikatakannya, Desa Sagu seperti sedang tidur. Jalan-jalan pun pada sepi semua.
Aktivitas warga di kompleks pasar dan pertokoan pun tampak kosong.
“Sepertinya ada yang sedang hilang di Sagu. Mudah-mudahan situasi ini cepat pulih kembali dan normal,”tandasnya, tersenyum.
Sementara Aziz Bapa Begu saat ditanyai kapan bisa berakhir aksi penutupan sejumlah fasilitas publik itu, dirinya hanya berkilah, bisa besok atau lusa tergantung dipenuhi atau tidak tuntutan terkait dibatalkannya pelantikan Kades Sagu atas nama Taufik Nasrun oleh Bupati Flotim, Antonius H.Gege Hadjon,ST.
“Sikap Kami sudah jelas dan tegas. Lebih baik Sagu tidak ada Kepala Desa lagi, daripada Kami diberikan seorang Kepala Desa yang lahir dari proses yang cacat hukum, penuh rekayasa dan kecurangan oleh Panitia Pilkades Sagu. Kan aneh tapi nyata, waktu coblosnya berhenti pukul 13.00 Wita tapi digeser sampai pukul 16.15 Wita. Ini yang tidak benar dan akan tetap Kami tolak,”tutupnya, keras.
//delegasi (BBO)