Hukrim  

Diduga Dianiaya Suami, Wartawati Palu Ekspres Asal Manggarai Meninggal Dunia

Avatar photo
Maria Amanda Sandipu (35), wartawati Harian Palu Ekspres ditemukan tidak bernyawa dengan wajah lebam di kamar kosnya Jalan Karoya – Palu Selatan, Jumat (17/3/2017) sekitar pukul 11.00 Wita/foto Berandanusantara

Palu, Delegasi.com – Maria Amanda Sandipu (35), wartawati Harian Palu Ekspres ditemukan tidak bernyawa dengan wajah lebam di kamar kosnya Jalan Karoya – Palu Selatan, Jumat (17/3/2017) sekitar pukul 11.00 Wita.

Informasi yang berhasil dihimpun  kabarnusantara.net menyebutkan, Wartawati asal Manggarai ini, lahir pada 19 Agustus 1982 di Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT). Manda adalah anak keenam dari delapan bersaudara dari pasangan Lusia Riza (65) dan Yohanes Ndos (76).

Wartawati yang akrab disapa Manda itu meninggal dunia diduga akibat penganiayaan oleh suaminya sendiri Rinu Yohannes.

Dilansir paluekspres.fajar.co.id, dugaan itu dikemukakan adik korban bernama Frans yang bersaksi bahwa sekitar malam sebelumnya pukul 20.00 Wita terjadi pertengkaran antara korban dengan suaminya. Namun pertengkaran itu ditengahi oleh kakak korban.

“Memang dari malam sampai jam dua bertengkar,” kata Frans di Rumah Sakit BK Kota Palu.

Frans, sama sekali tak menyangka kakaknya akan meninggal dengan kondisi tragis seperti itu. Pasalnya, saat pagi ia mengira bahwa korban sudah berangkat kerja karena motor milik korban sudah tak ada.

“Tapi setelah kita temukan sudah terbungkus dan wajahnya ada memar,” jelasnya.

Informasi yang berhasil dihimpun  paluekspres.fajar.co.id, adik korban mendapat sms dari korban yang berbunyi “pp rinu yohanes masih pake narkoba”. Mendapat sms seperti itu, adik korban lalu berisinisiatif datang ke kos korban.

Saat di kos, adik korban mendapati adiknya (Manda) dan suaminya terlibat pertengkaran tentang uang yang hilang. Namun pertengkaran itu berhasil diredamnya dan adik korban kembali ke rumahnya.

Pada pukul 11.00 wita, adik korban kembali ke kos korban. Saat itu pintu kos dalam keadaan terkunci. Adik korban merasa ada firasat yang tak baik. Ia lalu membuka pintu kos menggunakan obeng.

Korban pun ditemukan dalam keadaan terbungkus selimut. Adik korban sempat memanggil dan menyentuh, namun korban tak bergerak lagi. Saat itu wajah korban sudah berwarna biru dan bibir korban berwarna hitam.

Akhirnya, adik korban langsung membawanya ke Rumah Sakit BK untuk dilakukan pertolongan. Namun, nyawa Manda tak tertolong lagi. Sementara suami korban, Rinu Yohannes hingga kini tidak diketahui keberadaannya.

Keluarga korban kemudian melaporkan kasus tersebut ke pihak kepolisian. Pihak kepolisian sendiri langsung meresponnya dan bahkan melakukan olah TKP.

Sehari sebelum meninggal, Kamis (16/3), Manda masih beraktifitas seperti biasa, meliput bersama Pansus Dewan Kota Palu dalam sidak di RS Antapura Palu. Sebelum pulang dari kantornya di Jalan di Jalan Touwa pukul 18.50 wita, ia sempat memberi tahu rekannya, Fandi, kalau besoknya ia akan kembali menangani halaman ekonomi, yang sudah menjadi tanggungjawabnya sebagai redaktur.

“Besok kalau sempat saya datang, saya kerja halaman ekonomi. Kalau tidak sempat biar Pak Abidin saja.” katanya kepada Fandi, sambil keduanya menuruni anak tangga pulang menuju rumah masing-masing.

Namun siapa sangka, itu menjadi pesan terakhirnya pada rekan-rekannya di redaksi Palu Ekspres. Tulisan terakhir yang sempat ia tulis cukup panjang dengan gaya reportatif mengenai sidak Pansus Dewan Kota Palu di RS Anutapura. Manda menggambarkan suasana yang terjadi di IGD RS Anutapura dengan detail.

Maria Amanda Sandipu termasuk wartawati yang cukup ulet. Sebelum bergabung di Harian Palu Ekspres, ia juga pernah menjadi wartawati di Nuansa Pos dan Radar Sulteng. Ia juga tercatat sebagai anggota Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Palu.//delegais(KbN)

Komentar ANDA?