Dilaunching, Festival Seni Budaya Lamaholot 2019 Jadi Eventnya Masyarakat

  • Bagikan
Bupati Flotim Anton Hadjon sedang serius mendengarkan penjelasan Gubernur NTT, Viktor Laiskodat terkait membangun rantai Pariwisata dan Kebudayaan di NTT, saat kunjungan Gubernur Viktor ke Flotim belum lama ini. (Foto: Sumber Delegasi.Com/BBO)

Larantuka, Delegasi.Com – Festival Seni Budaya Lamaholot tahun 2019, Nubun Tawan dan Nusa Tadon Adonara secara resmi dilaunching hari ini, Rabu, 11September 2019 di lapangan Sepak Bola Desa Bantala, Kecamatan Lewolema-Flotim.

Selain menunjukkan satu visi-misi membangun pariwisata nusantara, antara pemerintah pusat, propinsi dan kabupaten, event ini akan menjadi festival berbasis masyarakat. Dimana, pemerintah hanya bertugas memfasilitasinya.

Demikian penjelasan resmi yang disampaikan Bupati Flores Timur, Antonius H.Gege Hadjon,ST, saat ditemui media usai acara pengangkatan sumpah dan pelantikan Anggota DPRD Flotim masa bakti 2019-2024, Senin, 9/09/2019.

 

Bupati Flores Timur, Anton H.Gege Hadjon,ST saat jamuan makan siang bersama Wakil Bupati, Agus Boli, Kapolres Flotim, AKBP.Deny Abrahams, Tokoh Adat, Raja Larantuka, Don Martinus,DVG dan Sekda Flotim, Paulus Igo Geroda, S.Sos.M.AP (Delegasi.Com/BBO)

 

Dikatakannya, ada 3 kebijakan pemerintah daerah Flores Timur untuk mendukung 5 agenda besar Selamatkan Flores Timur.

Salah satunya, kebijakan di bidang pariwisata dan kebudayaan. Dimana, prinsip yang dianut adalah pariwisata berbasis masyarakat.

“Iyah, masyarakat yang akan digerakkan untuk kembali menemukan dan bangga terhadap nilai-nilai seni budaya yang dimilikinya. Meskipun perlahan-lahan, tetapi harus terus didorong dan diangkat kembali. Tentunya, jika masyarakat sudah berbangga tentang apa yang dimiliki, pasti dia juga mau memakainya. Maka sudah pasti ada dampak ekonomi yang timbul. Nah, nilai-nilai seperti inilah yang menjadi tujuan utama dari perhelatan festival seni budaya Lamaholot tahun 2019,”pungkas Anton Hadjon, semangat.

Meski demikian, orang nomor satu Flotim ini juga mengakui, jikalau masih banyak hal yang terbatas dan tidak bisa dilakukan secara maksimal.

“Yang paling penting, kita jalan dulu sambil berbenah,”ujarnya menyakinkan.

Sementara terkait persiapan pembukaan hingga tamu undangan yang bakal hadir, terutama dari pemerintah propinsi dan pusat, Bupati Anton Hadjon memastikan secara teknis sudah dikoordinasikan dengan baik oleh Dinas terkait dan panitianya.

“Bisa dichek terus yah. Toh, kepanitiaan juga sangat terbuka dengan informasi media komunikasi,”sambungnya.

Sementara, Kadis Pariwisata dan Kebudayaan Flores Timur, Apolonia Corebima,SE yang disergap media disela-sela pelantikan Anggota DPRD Flotim pun menyatakan, arena Festival Seni Budaya Lamaholot 2019 sudah sangat siap dilaunching. Berbagai elemen masyarakat yang akan terlibat langsung pun sudah selesai melakukan berbagai persiapan gladinya.

Ini salah satu atraksi budaya Titi Jagung yang pernah dibuat di Larantuka yang dikunjungi langsung Gubernur NTT saat itu, Bapak Drs.Frans Lebu Raya. (Foto: Dok.Delegasi.Com/BBO)

“Undangan pun sudah disebarkan semua, termasuk ke teman-teman media. Kita sangat mengharapkan dukungan semua pihak demi suksesnya festival ini,”ujarnya penuh optimis.

Dari undangan yang diperoleh media, Festival Lamaholot 2019 ini, dibuka Rabu, 11 September 2019, Pukul 15.00 Wita di lapangan Sepak Bola Desa Bantala, Lewolema, dan ditutup Minggu, 15 September 2019, pukul 22.00 Wita di Desa Karing Lamalouk, Adonara Timur.

Adapun sejumlah parade, atraksi,ritus, pameran dan kegiatan yang dihelat yakni, Tarian Sason Massal oleh Komunitas Adat Baipito, Sadok Nonga oleh Komunitas Adat Lewolema, Teater Tonu Wujo oleh Lembaga Seni Budaya Fanfare, Leon Tenada oleh Komunitas Adat Lewolema, Pameran tradisional Kote, Pameran Tenun, Ritus Seni Lado dan Bela Raja. Ada juga Sarasehan Budaya, Atraksi Titi Jagung oleh masyarakat Adonara, Silat Kampung dan Sili oleh Komunitas Budaya Adonara Timur, Ritus Tikus oleh Sanggar Desa Kiwangona, Atraksi ragam Sole Oha oleh Komunitas Masyarakat Adonara, kemudian Atraksi Tenun di Pantai Ina Burak, Gawi Au, Hedung dan Sole Oha di Desa Karing Lamalouk, lalu Teater Adonara oleh Komunitas Sanggar Desa Waiburak serta berbagai atraksi lainnya.

“Helatan ini diprediksi meraup tingginya animo masyarakat dan berbagai pihak lainnya untuk terlibat memberikan dukungan positip,”tutup Apolonia.

Ia pun tak menampik jika festival kali ini belum menampilkan kekuatan masyarakat bahari Lamaholot.

“Iyah, ini juga menarik. Tentu akan diperhatikan pada tahun-tahun mendatang. Termasuk, kami akan konsentrasi membantu promosi-promosi destinasi wisata bahari seperti Penyu di Desa Lewotobi Ile Bura yang terus ramai dipublikasikan, dan kini sedang gencar dengan kawasan konservasi Penyu di Pantai Blele Wutun,”pungkasnya mengakhiri pernyataannya.

//delegasi(BBO)

Komentar ANDA?

  • Bagikan