Don Ara Kian: Miliki Atraksi Alam Unik, Flotim Punya Peluang Jadi Destinasi Wisata

Avatar photo
Don Ara Kian,ST.MT Perancang Stadion GOR Flotim, bersama Stephanus Ola Demon,ST.MT, selaku pelaksana pekerjaan GOR Flotim, saat berada di lokasi peletakan batu pertama, Pembangunan GOR Flotim, Jumad, 31/07/2020, Pagi. //Foto: delegasi.Com(BBO)

LARANTUKA, DELEGASI.COM – Memiliki banyak potensi atraksi alam yang unik, seperti Bentangan alam pasir putih Meko, dan garis pantai yang panjang, Pantai Ke’leke Lolon, dan sepanjang pantai selatan Ile Boleng Pulau Adonara, kemudian Danau Asmara di Tanjung Bunga, serta berbagai potensi keindahan lain yang masih alami, mesti menjadi peluang emas bagi Flores Timur untuk dijadikan Daerah Tujuan Wisata (DTW) dan Obyek Tujuan Wisata (OTW).

 

Pantai Wera Mean di Pantai Selatan Ile Boleng, yang indah. //Foto: delegasi.Com(BBO)

 

Pandangan ini dikemukakan Pakar Tata Ruang dan Tata Kota NTT, asal Flores Timur, Donatus Ara Kian,ST.MT saat dihubungi Wartawan, belum lama ini, terkait bagaimana merancang bangun Pariwisata di Flores Timur agar lebih maju dan tak sekedar menggelar event festival saja.

Don Ara Kian menyebutkan, sebenarnya Pemerintah melalui Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2011 Tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional Tahun 2010-2025 dan telah juga menetapkan 88 Kawasan Strategis Nasional Kepariwisataan (KSPN), dimana Nusa Tenggara Timur kebagian 6 KSPN, dua diantaranya terdapat di Flores yakni KSPN Pulau Komodo dan sekitarnya, serta KSPN Ende Kelimutu dan sekitarnya.

Sementara itu, sambungnya, data menunjukkan bahwa arus kunjungan wisatawan ke 2 KSPN ini terus bertambah dari tahun ke tahun.

“Dan, yang menarik adalah minat wisatawan terhadap daya tarik wisata yang ada, yakni people dan culture.

Bagi saya, ini merupakan peluang dan kesempatan emas bagi Pemerintah Daerah di Pulau Flores, Lembata dan Alor, lebih khusus lagi Flores Timur untuk melihat kembali ruang wilayahnya, yang berisi berbagai potensi wisata untuk bisa dijadikan Daerah Tujuan Wisata (DTW) dan Obyek Tujuan Wisata (OTW),”ujarnya, serius.

Pasalnya, hal yang paling mungkin dan tidak mustahil untuk dilakukan adalah menyiapkan secara baik ruang wilayah melalui Survei Investigasi dan Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah di masing-masing kabupaten/daerah dengan memperhatikan KSPN sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari rencana pengembangan pariwisata daerah.

“Banyak pendekatan pengembangan kepariwisataan yang bisa dilakukan pemerintah daerah untuk menata dan membangun kembali pariwisata daerah”.

Bahwa saat ini sudah ada spirit dalam bentuk tag line-tag line, festival-festival itu saja tidak cukup.

Karena yang paling penting adalah menyiapkan ruang dengan segala potensi dan peluang pengembangannya dengan baik.

Dan, ini merupakan cara bijak menyikapi kegiatan pengembangan pariwisata, dan menciptakan ivent yang unik agar bisa bangkitkan determinasi dan motivasi dunia pariwisata baru di Flotim,”timpalnya, lagi.

Apalagi, sebut Jebolan Magister Teknik Institut Teknologi Surabaya (ITS) ini, yang merancang bangun Stadion Olahraga Flotim saat ini, sebagai daerah yang memiliki banyak potensi dan peluang pengembangan atraksi alam dan buatan yang sangat menarik, Flotim punya kans besar untuk maju.

“Semana Santa, misalnya, menjadi satu-satunya atraksi buatan, yang hanya ada di Flotim.

Dan, ini mesti dikemas dengan baik, agar atraksi alam seperti Danau Asmara, Pasir Putih Meko dan garis pantai yang panjang serta masih alami, Wato Lota Uhe, yg akrab dengan sebutan Batu Roti di Ile Bura, Pantai Oa di Wulanggitang, dan lainnya bisa jadi obyek daya tarik yang menjadi faktor determinasi para wisatawan.

Semuanya ini dikemas menjadi satu rangkaian, agar ketika wisatawan merencanakan kegiatan berwisata, sudah memiliki gambaran yang jelas,”tukasnya, semangat.

Dikatakannya, aspek yang mesti diperhatikan dalam pengembangan pariwisata di daerah adalah konsep 5A.

Yakni, Atraksi, Akomodasi, Aksesbilitas, Aktivitas dan Amenitas.

“Nah, untuk mewujudkan konsep 5A dengan baik, kuncinya mesti paham perilaku wisatawan.

Sepintas ada perbedaan perilaku wisatawan mancanegara dan domestik.

Wisman menjadikan kegiatan berwisata itu menjadi bagian dari kebutuhan pokok, selain sandang, pangan dan papan.

Karena itu, Wisman selalu merencanakan kegiatan berwisatanya, terutama keuangannya.

Sehingga paket wisata yang disiapkan secara baik, akan menjadi sasarannya.

Sebaliknya, dengan perilaku Wisnus (Wisatawan Nusantara), belum menjadikan kegiatan berwisata sebagai kebutuhan pokok. Alias sambilan, sekedar hobby dan berfoto selfie.

Hal mana, akan berpengaruh terhadap kesiapan dan faktor determinasi berwisatanya terhadap konsep 5A itu,”tutupnya.

Ia berharap, Pemda Flotim bisa memanfaatkan peluang ini dengan baik.

Dan, betul-betul mempersiapkan diri menjadi DTW baru.

“Yah, kalau Wisman dan Wisnus ke Komodo di Labuan Bajo, atau Kelimutu di Ende, maka harus juga ke Samana Santa, atau Danau Asmara, Pasir Putih Meko di Flotim. Begitu baru seru dan orang bisa bilang, ini baru keren, Flotim,”ujar, Don Ara Kian, tersenyum.

//delegasi (BBO)

Komentar ANDA?