Dosen Undana Lolos Tiga Besar Calon Hakim MK
Kupang, Delegasi.Com– Dosen Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang, Bernard L. Tanya lolos tiga besar seleksi calon hakim Mahkama Konstitusi (MK) menggantikan Patrialis Akbar yang terjerat dalam kasus hukum dan kini ditangani Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Panitia seleksi calon hakim MK telah memilih dan menyerahkan tiga nama terbaik kepada Presiden Jokowi. Ketiga nama tersebut yakni, rangking pertama ditempati Saldi Irsa, Guru Besar Universitas Andalas. Peringkat kedua ditempati Bernard L Tanya, Dosen Undana Kupang. Peringkat ketiga ditempati Wicipto Setiadi, seorang purna tugas dari Kementetian Hukum dan HAM.
“Ini merupakan gambaran nyata bahwa penyebaran atau distribusi dosen terbaik dengan kualitas pada bidangnya masing-masing sudah merata berada di setiap perguruan tinggi negeri seluruh Indonesia,” kata Koordinator Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI), Petrus Selestinus dalam keterangan persnya, Jumat (7/4/2017).
Advokat Peradi ini menyatakan, TPDI menaruh harapan sangat tinggi kepada Presiden Jokowi agar memilih Bernard L. Tanya sebagai hakim MK menggantikan Patrialis Akbar. Tentunya dengan memperhatikan faktor komposisi hakim konstitusi yang ada pada MK pada aspek keterwakilan secara geopolitik dan wawasan nusantara.
Petrus berargumen, bila dicermati dari aspek keterwakilan hakim MK secara geopolitik dan wawasan nusantara dari ketiga nama yang diusulkan panitia seleksi kepada Presiden Jokowi, maka Bernard Tanya lebih berpeluang untuk dipilih menjadi calon hakim MK.
Karena Bernard Tanya merupakan representasi wilayah Indonesia Timur yang sangat luas, berbentuk kepulauan dengan ribuan budaya dan tradisi yang beragam. Sehingga keberadaannya di MK sangat tepat untuk pemikiran ke arah pembentukan norma dan tafsir dalam uji UU terhadap UUD 1945. Selain itu, dalam sengketa pemilu dan pilkada yang mayoritas sengketa berasal dari daerah terpencil, pengunungan seperti di Papua, Kalimantan, NTT, Maluku, dan Sulawesi.
Ia menyatakan, bagi kawasan Timur Indonesia, masuknya nama Bernard Tanya dalam tiga nama calon hakim MK terbaik, merupakan suatu kehormatan bagi dunia pendidikan di Indonesia Timur.
“Ini merupakan keputusan panitia seleksi yang sangat obyektif dengan mengutamakan aspek kemampuan akademis, integritas moral dan kejujuran serta intelektual di bidangnya,” ujar Petrus.
Ia menambahkan, selain itu membuktikan bahwa perguruan tinggi negeri di daerah terpencil pun kualitas, kapabilitas, integritas moral dan kejujuran putera-puteri terbaik bangsa ini telah tersebar dimana-mana. Selain itu memberi bukti keberhasilan dunia pendidikan tinggi mendistribusi SDM yang tepat pada tempatnya, tidak terkecuali di Undana.
“Ternyata Undana memiliki stok dosen terbaik untuk disumbangkan bagi kebutuhan negara di bidang peradilan khususnya hakim MK yang proses seleksinya berbeda dengan hakim peradilan pada umumnya,” papar Petrus.//Delegasi (hermen)