Kupang, Delegasi.com- DPP Partai Golkar menjalankan mekanisme partai dalam penentuan calon, yakni melalui survei. Walau demikian, para Ketua DPD II Partai Golkar NTT masih berkomitmen pada keputusan Musda DPD I Partai Golkar Agustus 2016 lalu. Keputusan Musda tersebut yakni mengusung Ibrahim A. Medah sebagai calon gubernur NTT Periode 2018-2023. Terkait ini, Wakil Ketua Bidang Media dan Penggalangan Opini DPD Golkar Provinsi NTT, Laurens Leba Tukan, Senin (3/4) di Kupang mengatakan surat DPP Golkar tentang survei calon gubernur adalah kebijakan umum partai yang tidak punya pengaruh terhadap keputusan yang sudah diambil oleh para Ketua DPD II Golkar kabupaten/kota se-NTT. Pasalnya, Ketua DPD baik provinsi maupun kabupaten dan kota memiliki hak prioritas untuk menjadi calon. “Terkecuali jika dalam survei, hasil survei untuk Ketua DPD amat sangat jauh di bawah kader lainnya di internal partai. Saya yakin Pak Iban Medah sebagai Ketua DPD I Partai Golkar NTT menginginkan agar semua kader diberi kesempatan yang sama untuk tampil agar proses pengkaderan tidak mandeg,” ujar Laurens. Selain itu, kata Laurens, Iban Medah adalah figur dengan sejuta pengalaman baik di dalam Partai Golkar maupun pengabdiannya kepada masyarakat. Dia menguraikan, di internal partai, Iban Medah adalah kader Golkar yang sudah membesarkan Partai Golkar sejak tahun 1975 melalui berbagai posisi dalam partai dari kabupaten sampai provinsi. “Sedangkan prestasi-prestasi Pak Medah di masyarakat sudah sangat banyak dinikmati hingga sekarang misalnya di bidang ekonomi, pola penanaman padi gogo rancah di Rote, rumput laut yang menyebar di seluruh NTT, ubi ungu di seluruh NTT, peternakan dan jambu mente di seluruh Kabupaten Kupang termasuk Rote dan Sabu,” jelas Laurens. Dia menambahkan, di bidang pemerintahan, Iban Medah telah menorehkan prestasi gemilang diantaranya pemekaran Kabupaten Rote Ndao dan Sabu Raijua, serta pembangunan dan pemindahan ibukota Kabupaten Kupang. “Sedangkan di bidang politik, Pak Medah tetap mempertahankan kemenangan Partai Golkar dalam setiap Pemilu. Dan, saya yakin prestasi-prestasi itu tentu menjadi perhatian tersendiri dari masyarakat dalam menilai kader-kader Partai Golkar,” ujar Laurens. Sementara itu, Ketua DPD II Partai Golkar Kabupaten Belu, Yohanes Nahak kepada wartawan mengatakan DPD Golkar Belu konsisten dengan kesepakatan di forum Musda DPD I Partai Golkar NTT pada Agustus 2016 lalu, menetapkan calon tunggal, yakni Ibrahim A. Medah. Oleh karena itu, menurut Nahak, setelah Musda tersebut, DPD II Golkar Belu langsung melakukan sosialisasi di masyarakat. Oleh karena itu, sejauh ini tidak ada nama lain di Golkar sebagai calon gubernur NTT, selain Ibrahim A. Medah. Hal ini berdasarkan keputusan Musda DPD I Golkar yang dihadiri semua ketua DPD II dan pengurus DPD I Golkar NTT dan direstui Ketua Umum Golkar, Setya Novanto. Ia mengakui, saat ini sosialisasi calon gubernur Ibrahim A. Medah sudah dilakukan sampai tingkat desa/kelurahan. Dan sejauh ini respon masyarakat sangat bagus. Apalagi, program Iban Medah sangat menyentuh langsung kebutuhan masyarakat. “Pak Medah dengan program pertaniannya sangat bermanfaat bagi masyarakat. Sekarang kita sedang gencar lakukan penanaman ubi ungu di seluruh desa di Kabupaten Belu,” kata Nahak. Sementara soal wakil, forum Musda menyerahkan sepenuhnya kepada Iban Medah selaku calon gubernur untuk mencari calon yang tepat. “Jadi tugas kita hanya sosialisasi Pak Medah sebagai calon gubernur. Soal wakil beliau yang tentukan,” kata Nahak. Sekretaris DPD I Partai Golkar NTT, Thomas Tiba mengatakan sejak diputuskan dalam Musda DPD Golkar NTT, Agustus 2016 lalu, seluruh DPD Golkar di NTT telah mensosialisasikan Ibrahim Medah sebagai calon Gubernur NTT 2018-2023. Pasalnya, dalam forum Musda semua ketua DPD II dan kader Golkar setuju mencalonkan kembali Iban Medah-sapaan karib Ibrahim A. Medah sebagai calon gubernur. “Jadi selama ini kita semua sudah kerja di lapangan. Sudah sosialisasikan beliau (Iban Medah, Red) sebagai calon gubernur,” kata Thomas. Anggota DPRD NTT ini menambahkan, survei merupakan salah satu mekanisme penjaringan calon di internal Golkar. Oleh karena itu, Golkar harus melakukan survei, selain untuk mengetahui elektabilitas calon dari Golkar, juga mengetahui kekuatan calon lain. “Jadi memang keputusannya ada di DPP, sehingga kita juga menunggu survei oleh DPP. DPP-lah yang akan menentukan akhirnya seperti apa,” kata Thomas. Lebih lanjut, menurutnya, survei juga akan dilakukan untuk menentukan calon wakil gubernur. Dan, berdasarkan keputusan Musda Partai Golkar NTT, hanya Iban Medah yang diusung menjadi calon gubernur, sehingga penentuan calon wakilnya melalui mekanisme survei. Kendati begitu, Golkar NTT tetap menunggu dinamika koalisi yang sedang dibangun saat ini. “Wakil bisa dari internal, bisa juga eksternal. Tergantung koalisi nanti. Sekarang kan kita masih menunggu koalisi seperti apa,” kata Thomas.//delegasi(hermen/germanus)