Kupang, Delegasi.com – Debat publik Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), sudah digelar sebanyak dua kali.
Diberitakan kompas.com, dari dua kali debat, tak sekalipun dihadiri calon gubernur nomor urut 2 Marianus Sae.
Praktis saat debat berlangsung, pasangan nomor urut dua, hanya diikuti Calon Wakil Gubernur Emilia Nomleni.
Marianus tidak hadir dalam debat karena ditahan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Ia diduga terlibat kasus suap Rp 4,1 miliar. Ia ditahan KPK, sejak Senin (12/2/2018).
“Perpanjangan penahanan mulai 13 Mei 2018 hingga 11 Juni 2018 untuk tersangka MSA (Marianus Sae),” ujar Juru Bicara KPK Febri Diansyah melalui keterangan tertulis, Selasa (8/5/2018).
Marianus ditetapkan sebagai tersangka setelah diduga menerima suap Rp 4,1 miliar dari Direktur PT Sinar 99 Permai Wilhelmus Iwan Ulumbu alias Baba Miming.
Sebagian suap untuk Marianus, ada yang diberikan tunai ataupun lewat transfer bank.
Rinciannya, Marianus menerima Rp 1,5 miliar pada November 2017 secara tunai di Jakarta.
Kemudian Rp 2 miliar diberikan lewat transfer bank pada Desember 2017.
Selanjutnya 16 Januari 2018, Marianus menerima Rp 400 juta dari Wilhelmus di rumah bupati. Kemudian, 6 Februari 2018, dia menerima Rp 200 juta yang diberikan di rumah bupati.
Selain itu, suap ini juga diduga terkait dengan sejumlah proyek di Pemkab Ngada untuk 2018. Marianus diduga menjanjikan proyek-proyek tersebut dapat digarap Wilhelmus.
Proyek-proyek itu adalah pembangunan Jalan Poma Boras senilai Rp 5 miliar, jembatan Boawae Rp 3 miliar, ruas Jalan Ranamoeteni Rp 20 miliar, Jalan Riominsimarunggela Rp 14 miliar.
Lalu Jalan Tadawaebella Rp 5 miliar, Jalan Emerewaibella Rp 5 miliar, dan Jalan Warbetutarawaja Rp 2 miliar. Nilai total proyek-proyek tersebut Rp 54 miliar.
Sementara itu, dalam debat Kamis (5/4/2018) lalu yang tidak dihadiri Marianus Sae, mengusung tema tentang pembangunan ekonomi dan infrastruktur.
Debat perdana itu dimoderatori presenter Tina Talisa, dengan menghadirkan tiga panelis.
Ketiga panelis itu yakni Rektor Universitas Nusa Cendana Kupang Fredrik Lukas Benu, dosen Univesitas Kristen Artha Wacana Kupang Frits Oscar Fanggidae, dan kalangan profesional Theodorus Widodo.
Sedangkan debat kedua yang baru berlangsung beberapa saat lalu, mengusung tema, penataan birokrasi dan pemberantasan korupsi.
Adapun tiga panelis yang menyusun pertanyaan yakni David Pandie (akademisi Undana), Laurensius Sayrani (penggiat pemberantasan korupsi/dosen Undana), dan Darius Beda Daton (Ketua Ombudsman NTT).
Sementara moderator yang memandu debat pasangan calon tersebut adalah Anisha Dasuki.
Untuk diketahui, empat pasangan cagub-cawagub NTT yang akan bertarung dalam pilkada nanti yakni nomor urut satu, Esthon L Foenay-Christian Rotok (Esthon-Chris). Keduanya diusung Partai Gerindra dan PAN.
Nomor urut dua, Marianus Sae-Emilia Nomleni, diusung PDI Perjuangan dan PKB. Nomor urut tiga, Benny K Harman-Benny A Litelnoni (Harmoni) diusung Partai Demokrat, PKPI, dan PKS.
Serta nomor urut empat Viktor Bungtilu Laiskodat-Josef Nae Soi yang diusung Partai Golkar, Nasdem, Hanura dan PPP. //delegasi(kompas/hermen)