Dua Siswa SMK Negeri 3 Kupang Perkenalkan Makanan Khas NTT di JF3, Terima Kasih Bunda Julie

Avatar photo

DELEGASI.COM, JAKARTA – Dua siswi dari SMK Negeri 3 Kupang; Elsa Tonanda Riwu dan Resa Ukat, mewakili NTT di ajang Jakarta Fashion & Food Festival atau Festival Makanan Khas di Jakarta. Keduanya memperkenalkan makanan khas NTT di ajang bergengsi tersebut.

Keduanya juga didampingi oleh mentor lokal Altje Luciana Papote dan Lidia Koen. Juga pendamping di Jakarta, yakni Suyatmi dan Novi Indri Astuti.

Dalam wawancara per telepon dengan wartawan Sabtu (8/10), Elsa bercerita,

bahwa ternyata makanan khas NTT di mendapat penerimaan sangat baik sambut baik di Jakarta Fashion & Food Festival (JF3).

“Saat ini NTT dicari karena makanan khasnya yang diminati di Jakarta. Orang-orang Jakarta malah bertanya, dimana kami bisa mendapatkan makanan khas NTT? Inilah persoalannya. Sebab selain menunya yang sangat khas juga sangat langkah didapat di ibu kota Metropolitan,” kata Elsa.

Elsa dan Resa, siswi SMK Negeri 3 Kupang ini diutus khusus mewakili NTT untuk berpartisipasi dalam Jakarta Fashion & Food Festival – Cerita Rasa Nusantara, dengan mempromosikan makanan khas masing-masing daerah di Jakarta. Partisipasi anak-anak SMK Negeri 3 Kupang ini juga disponsori oleh Ketua Dekranasda Provinsi NTT, Bunda Julie Sutrisno Laiskodat.

Elsa Riwu juga membeberkan rasa kagumnya bisa berpartisipasi dalam JF3 yang dilakukan di Summarecon Mall Kelapa Gading, dari tanggal 9 September sampai dengan 10 Oktober 2022. Festival ini diikuti oleh seluruh SMK se-Indonesia, dengan fokus memperkenalkan makanan khas daerah masing-masing. “Kami dari Provinsi NTT memperkenalkan 11 menu makanan dan minuman khas NTT.

“Dari NTT itu ada 4 orang, 2 orang murid dan 2 orang guru pendamping dan juga ada 2 orang lagi yang dampingi kami di Jakarta. Kami memang fokus memperkenalkan makanan khas NTT dan semua bahan makanan kami bawa dari Kupang,” jelas Elsa.

Elsa jaga merincikan 11 makanan dan minuman khas NTT yang diperkenalkan di JF3.

“Ada jagung bose, se’i sapi, se’i ikan suwir, sayur rumpu rampe, bunga pepaya/jantung pisang, ikan teri, sambal lu’at, lawar ikan teri, nasi jagung, nasi merah, es teh Kelor, dan es Nian.

Kalau se’i sapi mereka sudah kenal karena selalu di pesan dari Kupang, namun menu makanan lainnya itu selalu mereka tanya, kalau di Jakarta kami dapat dimana? Dan ini kami tidak bisa jawab dan kami jadikan PR yang besar pada saat kami pulang di Kupang,” jelas Elsa.

Menurut dia, bahan-bahan makan lokal tersebut ada yang dibawa dari Kupang. Lalu dimasak langsung dan dijajal di stan Festival yang sudah disiapkan panitia.

“Bahannya semua dari lokal ya dan kami masak langsung kemudian kami sajikan di stan yang sudah disiapkan panitia. Disitulah saya tahu panerimaan makanan lokal khas NTT sangat luar biasa diminati dan saya sangat bangga dengan semua kekhasan NTT tercinta,” katanya.

Elsa juga berkata, ternyata makanan-makanan khas NTT sangat diminati di Kota Metropolitan tersebut dan menjadi tugas yang diemban, bagaimana generasi muda menyikapi kekhasan NTT agar tidak tergerus dengan makanan siap saji yang sering diidolakan oleh generasi NTT.

“Saya sangat bahagia dan berterima kasih kepada Bunda Julie Laiskodat yang membantu memfasllitasi kami dan juga SMKN 3 yang sudah mengutus saya mengikuti Festival bergensi ini dan dengan begitu kami sadar bahwa makanan-makanan khas lokal kita sangat diminati di Jakarta dan ini merupakan tugas saya dan generasi saya untuk bagaimana makanan ini sampai di meja-meja para tamu di Jakarta,” tekad dia.

Untuk tahu, Jakarta Fashion & Food Festival (JF3) merupakan sebuah festival tahunan persembahan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta bekerja sama dengan PT Summarecon Agung Tbk. JF3 ini didukung oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI serta Kementerian Perdagangan RI.

Sebuah keinginan terbesar dari hadirnya JFFF di tengah-tengah masyarakat adalah mengangkat citra, harkat dan martabat bangsa Indonesia melalui industri yang berbasis budaya.

//selegasi (*/tim)

Komentar ANDA?